Kerajinan Dari Batang Kayu Cengkeh

Anggota tim Emas Menoreh

Mahasiswa UNY mengubah batang kayu cengkeh menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi. Mereka adalah Roma Sigit Pamungkas prodi Pendidikan Kriya, Auliyani Abdillah Rmb (Akuntansi), Siti Fatimatul Zahro (Manajemen), Anisa Aprilia (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan Eva Oktina Harini (Teknologi  Pendidikan).

Menurut Ketua Tim Roma Sigit Pamungkas  mereka mengolah batang kayu cengkeh menjadi kerajinan karena cukup melimpah tetapi belum dimanfaatkan secara tepat oleh petani dan masyarakat sekitar sehingga batang tersebut hanya digunakan sebagai kayu bakar. Padahal, batang kayu cengkeh memiliki daya kekuatan yang baik dengan corak batang yang unik. Hal ini tentu bisa menjadi peluang usaha untuk mengembangkan produk berbahan dasar kayu cengkeh” kata Roma, Rabu (11/10). Selain itu permintaan produk furniture yang terbuat dari bahan alam seperti serat alam maupun batang kayu terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, furniture sebagai penghias ruangan yang terbuat dari bahan alam akan memberikan kesan alami dan ringan untuk dipajang dan digunakan sehari-hari.

Auliyani Abdillah Rmb menambahkan unit usahanya dinamai ‘Emas Menoreh’ dengan produk utama berupa hiasan dinding, kaca, dan lampu gantung dengan luasnya target konsumen meliputi pembeli perseorangan, kafe, hotel, dan perkantoran. Sentra produksi Emas Menoreh ini berlokasi di Kulon Progo, tepatnya di Ngaliyan, Ngargosari, Kec. Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dan telah menjangkau konsumen hingga ke luar pulau Jawa.

Diungkapkan Siti Fatimatul Zahro produk yang dihasilkan adalah cermin kaca, lampu gantung dan hiasan dinding. “Pembuatan produk ini tergolong tidak terlalu rumit sehingga cukup mudah  diproduksi massal” ujarnya. Ranting kayu cengkeh ini memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah serat  sangat halus, tidak dimakan rayap dan bertekstur keras sehingga awet bertahun-tahun lamanya.  Hal ini menjadi keunggulan bagi konsumen karena produk dapat bertahan lama. Selain itu, produk kerajinan Emas Menoreh ini mudah dirawat dan tidak memerlukan biaya tinggi untuk merawatnya.

Cara membuatnya dijelaskan Anisa Aprilia, langkah pertama adalah membeli ranting kayu cengkeh yang berserakan (tidak dimanfaatkan) dari lahan petani cengkeh. “Kulit ranting cengkeh dikelupas kemudian dikeringkan dan disortir kembali” kata Anisa.  Ranting kayu cengkeh kemudian dipotong sesuai pola dan dirakit membentuk disain produk. Lalu dihaluskan serta difinishing menggunakan cat campuran melamin dan thinner. Ranting cengkeh siap digunakan.

Dengan keunikan yang dimiliki seperti produk ramah lingkungan dari limbah ranting kayu cengkeh yang masih langka diperjualbelikan, model bisnis social entrepreneurship yang padat karya dan inovatif serta keunikan produk karena menggunakan bahan baku alami yang masih jarang dijual  dipasaran serta diolah secara tepat sehingga mampu bertahan lama menjadi sebuah kerajinan yang estetik dan fungsional, tim Emas Menoreh berhasil meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam skema Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2023.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

Kategori Humas
MBKM