Proyek Profil Penguatan Pelajar Pancasila (P5) adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam kegiatan P5 bertema ‘Kewirausahaan’ ini adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, kreatif, dan gotong royong, kesempatan berwirausaha ditujukan kepada pelajar dalam menumbuhkan motivasi intrinsik siswa menjadi calon wirausahawan melalui memanfaatkan kekuatan/aset yang dimiliki hingga pada akhirnya satuan pendidikan dapat mengambil peran bagi lingkungan sekitarnya.
Pembukaan Program Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On) Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Fase F (Kelas XI) dilakukan belum lama ini di Aula SMAN 2 Kota Mojokerto oleh Kepala SMAN 2 Mojokerto Drs. Sugeng Wibawa. Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan implementasi program yang diselaraskan dengan visi besar Merdeka Belajar, yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan konsep “Membentuk Pelajar yang BERKIBAR (Berkarakter, Berinovasi, dan Berani Unggul). Melalui program ini, siswa pelajar diperlengkapi dengan kreativitas kewirausahaan, wawasan tentang dunia usaha UMKM, serta pengalaman terapan dalam simulasi usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu alumni WMK UNY Christopher Calvin berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Menurut Koordinator Program Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On) Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Fase F (Kelas XI) Dinar Wirantika S.Pd, luaran Program Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On) ini tidak hanya meningkatkan softskill peserta didik, tetapi juga menghasilkan lulusan-lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bukan hanya sebagai pencari pekerjaan. SMAN 2 Kota Mojokerto diharapkan semakin dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menumbuhkan semangat belajar serta berjiwa pedagang. “Selain itu, peserta didik sebagai generasi muda dituntut memiliki kompetensi global, namun tetap menerapkan nilai-nilai ketimuran sesuai dengan sila-sila dalam pancasila” imbuhnya. Program ini diikuti oleh kurang lebih 400 orang mahasiswa dari 12 kelas se-SMAN 2 Kota Mojokerto.
Guru bidang Kewirausahaan SMAN 2 Kota Mojokerto tersebut menjabarkan Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On) hadir sebagai inisiatif untuk implementasi kurikulum merdeka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. “Dibekali dengan wawasan dan peluang, diharapkan siswa dapat menjadi terampil serta didukung oleh teknologi, kami berharap peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu, Berpikir Kritis, Mandiri, dan Kreatif.” kata Dinar. Langkah ini adalah awalan bermanfaat bagi usaha operasional program oleh lembaga Pendidikan dalam pembangunan nasional, sekaligus pemberdayaan muatan kurikulum sekolah. Kegiatan inti dalam Program Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On) dirancang untuk periode berkelanjutan dimana praktik penemuan, evaluasi, dan pemanfaatan peluang ekonomi yang ada di lingkungan pasar diterapkan oleh peserta didik sehingga membangun konsep berpikir dan mendorong secara praktis kemampuan berwirausaha bagi lulusannya.
Selama 3 minggu mengikuti Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On), siswa siswi SMAN 2 Kota Mojokerto kelas XI diajak untuk menentukan 1 ide gagasan wirausaha yang nanti akan diwujudkan pendanaannya oleh sekolah. Ragam usulan usaha telah disampaikan pada panen karya bertepatan di Aula SMAN 2 Kota Mojokerto. Para siswa-siswi Adu Blankon (SMANDA EDU Blank-On) menjalani berbagai tahap yaitu Gali Potensi Diri, Gali Potensi Lokal, Analisis SWOT, Rancang Usaha, Wawancara UMKM, Realisasi Ide Usaha, Pitching Deck, Panen Karya, dan Refleksi. Pada tahap Gali Potensi Diri dan Potensi Lokal diharapkan peserta didik mampu memiliki wawasan dasar karakteristik kewirausahaan dan peningkatan potensi wirausaha serta memperkuat fondasi ide usaha.
Pada tahapan Analisis SWOT, Rancang Usaha, Wawancara UMKM, peserta program melakukan kunjungan kerjasama dengan UMKM lokal dan/atau industri setempat untuk praktik pembelajaran secara langsung oleh siswa-siswi, memperkenalkan lembaga pendidikan kepada mitra potensial, dan memvalidasi pengalaman secara nyata sebelum mengembangkan ide usaha yang sudah tertulis. Terakhir, pada tahap Pitching Deck, Panen Karya, dan Refleksi, siswa-siswi akan menjadi bahan kajian bagi lembaga pendidikan pelaksana program untuk melanjutkan pengembangan secara berkala, melakukan validasi produk dan kelayakan usaha, memperbaharui program kewirausahaan dalam kurikulum, memotivasi peserta didik melalui pemberian insentif untuk pengembangan usaha dasar sehingga pelajar dan lembaga pendidikan mampu meraih keberhasilan secara terapan dan akademik dalam jangka panjang.