Sea Water Desalination Ubah Air Laut Jadi Layak Minum Sekaligus Bahan Bakar Kapal

2
min read
A- A+
read

Anggota tim dengan karyanya

Nelayan merupakan profesi yang bekerja di laut dalam waktu lama untuk mencari ikan. Selama berada di laut, kebutuhan air minum adalah hal yang penting terlebih untuk menjaga kesehatan dan stamina nelayan supaya dapat menjalankan pekerjaannya dengan optimal. Namun, sulitnya mendapatkan air bersih di lautan menjadi masalah yang sering dihadapi oleh para nelayan di Indonesia. Kendala lain yang dialami nelayan adalah langka dan tingginya harga bahan bakar minyak dengan volatilitas harga yang tidak stabil. Padahal saat ini nelayan masih bergantung pada kapal berbahan bakar minyak untuk menggerakkan mesin diesel kapal dan memasok kebutuhan listrik. Dari keprihatinan ini sekelompok mahasiswa UNY merancang alat pengolah air laut menjadi air bersih sekaligus memenuhi kebutuhan energi di lautan yang dinamai Sea Water Desalination. Para mahasiswa tersebut adalah Yanuar Agung Fadlullah dari prodi Pendidikan Teknik Mesin, Assadullah al Kaffah Alam prodi Pendidikan Teknik Mesin, Sahid Ramandhani prodi Pendidikan Teknik Elektronika, Bagus Putra Setiyawan prodi Pendidikan Mekatronika dan Khisna Rizqi Fauzia prodi Kimia.

Menurut Ketua Tim Yanuar Agung Fadlullah teknologi desalinasi air laut menggunakan filter reverse osmosis yang diintegrasikan dengan proses elektrolisis menggunakan alat electrochemical compressor memiliki tujuan sebagai solusi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan energi nelayan, meningkatkan aksesibilitas, serta mengatasi sulitnya akses air minum ketika melaut. “Teknologi desalinasi dirancang portable mempertimbangkan analisa perancangan golden ratio sehingga cocok diimplementasikan pada dek/kabin kapal nelayan” kata Yanuar, Senin (6/11). Pengoperasian teknologi sepenuhnya disuplai menggunakan energi listrik yang diperoleh dari solar cell. Hasil dari proses desalinasi dapat digunakan nelayan untuk memenuhi kebutuhan air minum selama melaut. Selain itu melalui proses elektrolisis akan diperoleh hidrogen (H) dan oksigen (O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar bakar alternatif untuk menjalankan kapal. Assadullah al Kaffah Alam menambahkan penggabungan konsep energi terbarukan, proses desalinasi, dan proses elektrolisis diharapkan memberikan solusi atas masalah dihadapi nelayan dan meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mendukung bidang kemaritiman di Yogyakarta.

Dijelaskan Sahid Ramadhani bahwa pengembangan alat desalinasi yang terintegrasi dengan electrochemical compressor sehingga memperoleh tiga luaran sekaligus yaitu air minum, listik, serta hidrogen dan oksigen sebagai bahan bakar mesin kapal. “Teknologi dirancang berbasis green energy yang ramah lingkungan sekaligus mampu menghasilkan air bersih dengan jumlah lebih banyak dibandingkan alat desalinasi yang lain” kata Sahid. Alat desalinasi dilengkapi dengan panel surya terintegrasi dengan inverter dan baterai sebagai energi elektrik yang digunakan untuk mengoperasikan alat. Energi listrik yang terdapat pada baterai akan terus terisi ketika panel surya menerima sinar matahari. Independensi energi listrik ini memberikan keuntungan kepada pengguna karena pengguna tidak perlu melakukan charge baterai yang terdapat pada alat desalinasi. Desain alat desalinasi yang dikembangkan merujuk pada teknologi portable yang dapat dipindah–pindahkan dengan mudah supaya efektif ketika digunakan. Keunggulan utama dari pengembangan alat desalinasi yang ditawarkan adalah menggabungkan teknologi terapan sebelumnya menjadi satu kesatuan untuk memaksimalkan luaran sehingga masalah nelayan dapat teratasi.

Bagus Putra Setiyawan menegaskan bahwa sistem desalinasi air minum dirancang sepenuhnya menggunakan input daya yang diperoleh dari panel surya sehingga ramah lingkungan. Mencatu daya baterai melalui beberapa proses yaitu dari panel surya akan mengalirkan arus ke rangkaian kontrol kemudian diteruskan ke baterai. “Listrik yang dialirkan langsung hanya menghasilkan arus searah atau direct current (DC) kemudian diubah menjadi arus AC menggunakan inverter” katanya. Arus AC memungkinkan untuk mengoperasikan pompa reciprocating pada sistem filtrasi, menghidupkan stop kontak untuk memasok energi listrik nelayan, serta menjalankan instalasi elektrolisis untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen sebagai bahan bakar alternatif.

Dikatakan Khisna Rizqi Fauzia cara kerja alat ini yaitu air laut dipompa dengan pompa reciprocating kemudian akan disaring melalui filter pre-treatment desalinasi untuk menghilangkan partikel yang tidak diinginkan. Selanjutnya proses desalinasi dilakukan menggunakan filter reverse osmosis untuk menghasilkan air minum. Air laut sisa proses reverse osmosis akan dialirkan melalui electrochemical compressor untuk menghasilkan oksigen dan hidrogen. “Oksigen dan hidrogen disimpan dalam storage sebagai bahan bakar alternatif motor kapal” ungkap Khisna.

Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang PKM-KC tahun 2023.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

MBKM
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus