"Nyala Obor" dari UNY: Digitalisasi Silsilah Cegah Kepaten Obor di Gunungkidul

Kepaten obor, istilah yang menggambarkan putusnya silsilah keturunan dalam masyarakat Jawa, menjadi perhatian serius bagi Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Lewat inovasi bertajuk digitalisasi keturunan, tim yang menamakan diri “Nyala Obor” ini hadir membawa solusi di Desa Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul.

Inovasi ini bukan sekadar dokumentasi digital biasa. Tim yang digawangi oleh Rakha, Amanah, Khaylilla, Novita, dan Alya, menciptakan modul dan model interaktif yang tidak hanya mencatat nama dan silsilah, tetapi juga mampu merekam cerita lisan dari para simbah hingga buyut. Cerita-cerita itu kemudian disimpan dalam bentuk digital, menjadikannya harta warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. Inovasi digitalisasi keturunan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai asal usul atau jati diri yang dinilai penting, khususnya bagi masyarakat Jawa. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi masyarakat yang ada di Gunungkidul. Banyak orang yang merantau ke luar daerah, sehingga rawan mengalami kepaten obor. Selain itu, menjaga silsilah keturunan juga bermanfaat dalam hal hukum dan agama, yakni dalam pembagian warisan. "Di tengah arus perantauan dan modernisasi, banyak keluarga kehilangan jejak asal-usulnya. Digitalisasi ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan," ungkap Rakha saat uji coba produk di lapangan.

Penelitian ini menyasar generasi alpha—anak-anak yang tumbuh di era digital—sebagai subjek utama. Mereka diajak aktif menggali dan mencatat kisah keluarganya, dibimbing oleh orang tua, dengan harapan tumbuh kesadaran identitas sejak dini.

Proyek ini didampingi oleh dosen pembimbing, Dian Fatimatuz Zahro, M.A., yang terlibat langsung mulai dari survei hingga monitoring dan evaluasi. Ia mengapresiasi pendekatan tim yang tak hanya ilmiah, tetapi juga humanis dan edukatif.

Ke depan, Tim Nyala Obor berharap inovasi ini dapat diadopsi lebih luas oleh sekolah-sekolah dan desa-desa lain. "Kami ingin melihat setiap keluarga di Indonesia punya 'peta silsilah digital' yang bisa diwariskan lintas generasi," tutur Rakha.

Penulis
Wafiq Farihun Najihah dan Wihdatun Na’im
Editor
Dedy
Kategori Humas
MBKM
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus