Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr. Ari Kusmiatun, berpartisipasi sebagai visiting lecturer dalam Program Guru Asing SPARK (Supporting Program for Academic and Research Knowledge) 2025 yang diselenggarakan oleh Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS), Tiongkok. Program ini berlangsung pada 28 Oktober–27 November 2025 dengan tema “Etnis dan Agama di Indonesia”.
Dalam program tersebut, Dr. Ari Kusmiatun menyampaikan rangkaian kuliah yang membahas keragaman etnis dan agama di Indonesia secara komprehensif. Materi mencakup latar belakang historis, dinamika sosial, serta relasi antara agama, budaya lokal, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Melalui perkuliahan ini, mahasiswa GDUFS memperoleh pemahaman mengenai karakter masyarakat Indonesia sebagai bangsa multikultural yang menjunjung tinggi nilai toleransi.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman etnis, agama, bahasa, dan budaya yang terbentuk melalui proses sejarah panjang. Nilai hidup berdampingan secara damai menjadi fondasi penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Salah satu mahasiswa GDUFS, Wang Qi, mengungkapkan ketertarikannya terhadap materi yang disampaikan. “Saya belajar banyak dari perkuliahan bersama Bu Ari. Keberagaman agama dan suku di Indonesia sangat menarik,” ujarnya.
Kegiatan perkuliahan juga dilengkapi dengan sesi diskusi interaktif. Mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan pertanyaan seputar praktik keagamaan, hubungan antaretnis, serta tantangan menjaga keharmonisan dalam masyarakat multikultural. Zhang Zhuangkuo, mahasiswa GDUFS yang memiliki nama Indonesia Angkasa, menyampaikan ketertarikannya pada budaya Indonesia dan berharap dapat berkunjung langsung ke Indonesia dalam waktu dekat.
Selain kegiatan akademik, Dr. Ari Kusmiatun turut memperkenalkan budaya Indonesia melalui workshop membatik dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-60 GDUFS. Kegiatan ini menarik minat berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. “Saya senang melihat antusiasme peserta. Meski baru tahap pengenalan pola dan proses mencanting, saya berharap mereka tertarik untuk mempelajari batik lebih lanjut langsung di Indonesia,” tutur Ari.
Partisipasi Dr. Ari Kusmiatun dalam Program SPARK 2025 merupakan wujud kontribusi UNY dalam mendukung internasionalisasi perguruan tinggi serta memperkuat kerja sama akademik dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Tiongkok. Ketua Jurusan Bahasa Indonesia GDUFS, Xiao Lixian, berharap program serupa dapat terus berlanjut dan menjadi model pengenalan Indonesia di kampus-kampus Tiongkok.
Melalui keterlibatan dosen FBSB UNY dalam program internasional ini, UNY menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam diplomasi pendidikan serta memperluas promosi bahasa dan budaya Indonesia di kancah global.
English