Departemen Boga Busana Rias Fakultas Vokasi UNY Gelar Festival Kuliner Nusantara

Salah satu stand kuliner

Prodi Sarjana Terapan Departemen Boga Busana dan Rias Fakultas Vokasi UNY menyelenggarakan Festival Kuliner Nusantara pada Minggu (11/6) di Taman Budaya Kulonprogo. Ketua Panitia Kegiatan Muhammad Hubaib mengatakan Festival Kuliner Nusantara merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan Program Studi Sarjana Terapan Tata Boga Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta kepada masyarakat luas. “Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai wujud nyata pengembangan bakat mahasiswa di bidang tata boga. Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang kompeten di bidangnya melalui berbagai kompetisi dan terus mengupgrade skill secara sportif” katanya. Kegiatan Festival Kuliner Nusantara diselenggarakan dengan berbagai rangkaian acara untuk siswa SMA/SMK, mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, juga masyarakat umum dengan berbagai usia.

Koorprodi D4 Tata Boga Prihastuti Ekawatiningsih, M.Pd kegiatan ini bertujuan menjaga kelestarian dan eksistensi kuliner nusantara sekaligus memberitahu masyarakat untuk mengenal mengenai Program Studi Sarjana Terapan Tata Boga Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta. “Ujungnya adalah terciptanya suatu kreativitas dan inovasi baru dalam bidang boga dalam bentuk produk dan kegiatan kewirausahaan” paparnya. Festival ini mengangkat tema ‘Sanggraha Abhirama’ berasal dari bahasa sansekerta, yaitu sanggraha berarti persediaan, jamuan, hidangan dan abhirama berarti menyenangkan, cantik, anggun, atau menawan. Dengan makna tersebut, diharapkan peserta atau masyarakat luas diberikan sebuah kesan senang terhadap perayaan sambutan yang dikemas anggun/menawan berupa festival makanan yang disuguhkan oleh panitia, serta menyajikan sebuah inovasi terkini tanpa mengurangi elemen tradisi sebagai bagian dari budaya yang tak terlupakan.

Mewakili Plt Bupati Kulonprogo Staf Ahli Bupati Bidang Kesra Bambang Sutrisno, M.Si mengatakan bahwa kuliner adalah salah satu daya tarik pariwisata. “Banyak wisatawan datang ke suatu kota hanya untuk mencicipi makanan, mereview dan diunggah pada media sosialnya” kata Bambang Sutrisno. Hal ini seharusnya menjadi perhatian pengusaha kuliner untuk mengembangkannya di daerah Kulonprogo. Apalagi makanan khas Kulonprogo mempjnyai daya tarik tersendiri bukan hanya besengek atau geblek semata. Harapannya kegiatan ini menjadi sebuah kegiatan rutin dengan sasaran mengenalkan kuliner nusantara pada kaum muda, dilandasi keprihatinan bahwa kaum muda jarang yang mengenal kulinernya sendiri namun lebih mengenal masakan Korea, Jepang atau Western. Bambang Sutrisno juga berkeinginan agar UNY dapat mengembangkan kuliner berbahan dasar lokal Kulonprogo.

Kegiatan yang diikuti oleh 109 mahasiswa prodi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi Kulonprogo dan Gunungkidul yang terbagi dalam 30 kelompok tersebut dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Sumberdaya UNY Prof. Edi Purwanta mewakili Rektor. Salah satu pengunjung, Febri dari SMA 1 Wates merasa senang dengan adanya kegiatan ini karena bisa mengenal berbagai macam masakan nusantara sekaligus bias mencicipi rasanya. “Harapannya kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara rutin” katanya. Dalam festival ini mahasiswa D4 Tata Boga menyajikan satu set menu kuliner lengkap yang terdiri dari appetizer, soup, main course dan dessert. Kelompok Kuliner Bandung yang dipimpin Almira Nur Maryam menyajikan kuliner khas Bandung terdiri dari appetizer batagor Bandung, soup soto Bandung, main course nasi liwet Bandung dan appetizer colenak. Menurut Almira secara umum, batagor dibuat dari tahu yang dilembutkan dan diisi dengan adonan berbahan ikan tenggiri dan tepung tapioka lalu dibentuk menyerupai bola yang digoreng dalam minyak panas selama beberapa menit hingga matang. Anggota tim Kuliner Bandung lainnya, Merlinda Putri mengatakan soto Bandung berbahan dasar daging sapi yang biasanya bagian tetelan atau has dalam ini hampir sama dengan jenis soto yang lain, tetapi yang membuatnya berbeda adalah adanya tambahan lobak, tomat, dan kedelai goreng di dalamnya. Illona Leliani memaparkan, menu utamanya adalah nasi yang dimasak dengan menggunakan bumbu tambahan seperti bawang, daun salam, serai dan garam, sehingga nasinya terasa lebih gurih. Lauk pelengkap berupa ayam goreng, tahu & tempe goreng serta perkedel jagung. “Untuk menambah citarasa pedas, bisa diberikan sambal tomat” kata Illona. Sedangkan dessert berupa colenak diungkapkan Namira Adibah adalah nama yang diberikan pada kudapan khas Sunda yang dibuat dari peuyeum (tapai singkong) yang dibakar dan disantap dengan dicocolkan pada gula merah cair yang dicampur dengan serutan kelapa.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

Kategori Humas
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus