Berkat Unggahan Video Mahasiswa KKN UNY, UMKM Menjadi Viral

Kue lapis Bu Siti

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah banyak memberikan kontribusi positif bagi warga terutama di pedesaan, baik berupa bantuan keahlian yang dimiliki mahasiswa, bangunan fisik atau peningkatan kesejahteraan warga melalui pelatihan atau sejenisnya. Salah satu mahasiswa UNY yang berkontribusi positif dalam kegiatan KKN ini adalah Hasna Huaida yang melakukan KKN di Desa Kalinegoro, Mertoyudan, Magelang. Mahasiswa program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial tersebut melakukan pemberdayaan UMKM desa berupa pembuatan kue lapis.

Menurut Hasna Huaida pemberdayaan UMKM pada masa kini perlu digitalisasi dimana para pelaku UMKM dapat memanfaatkan teknologi digital dengan terjuan dalam dunia e-commerce untuk membantu pertumbuhan usahanya. “Pelaku UMKM juga musti memahami strategi dan faktor pendukung keberhasilan usaha secara daring” kata Hasna, Senin (12/9). Digitalisasi UMKM merupakan suatu upaya untuk mendigitalisasikan pemasaran produknya. Hal ini merupakan upaya perubahan perilaku dengan memanfaatkan teknologi digital. Warga Kalinegoro itu mengatakan bahwa digitalisasi tidak membutuhkan banyak biaya dan dapat memperluas pasar sekaligus juga sebagai sarana sharing antar UMKM. Dengan demikian produk dapat lebih dikenal luas dan bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Produsen kue lapis di Dusun Jati, Kalinegoro yang menjadi sasaran pemberdayaan mahasiswa KKN UNY adalah Siti Mulyani yang sudah berjualan sejak awal masa pandemi. Kue lapis adalah jajanan khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, tepung kanji, santan, gula pasir, garam, dan pewarna. Menurut Siti awal mula berjualan kue lapis karena suaminya terkena PHK, akhirnya untuk menjaga perekonomian keluarga Siti mulai membuka usaha berjualan kue lapis. Siti memaparkan cara membuat kue lapis adalah kelapa diparut dan dibuat santan. Kemudian tepung terigu dan gula dicampurkan, diberi garam, vanili serta santan. Lalu masukkan dalam loyang dan dikukus hingga matang. Setelah matang kue lapis dipotong-potong sesuai ukuran dan diberi plastik agar tetap higienis. Menurutnya satu loyang kue lapis dijual seharga Rp. 16.000,-. Sedangkan untuk per potongnya dihargai Rp. 800,-. Salah satu konsumen kue lapis Siti, Ayu Sekar mengatakan bahwa dia sering membeli kue lapis buatan Bu Siti karena enak dan harganya cukup murah sehingga terjangkau. “Kue lapisnya lembut, manisnya pas dan tidak membuat batuk” kata Ayu Sekar. Harapannya UMKM jajan pasar di Jati Kalinegoro dapat lebih dikenal masyarakat terutama anak muda yang lebih mengenal jajanan kekinian, karena dengan mengenal dan membeli jajanan pasar buatan Kalinegoro juga dapat membantu kehidupan perekonomian produsennya dan mendukung UMKM lokal.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL) mahasiswa KKN Kalinegoro, Nur Kadarisman, M.Si mengapresiasi karya Hasna Huaida yang membidik UMKM desa setempat. “Kue lapis tersebut dishooting video dan diupload di laman YouTube, dan mendapat likes serta komentar cukup banyak” kata Nur Kadarisman. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi produsen kue lapis Bu Siti karena dapat meningkatkan omset hariannya sehingga dapat menopang ekonomi keluarga. Menurut Nur Kadarisman hal ini merupakan salah satu efek dari penerapan digitalisasi UMKM yang digagas Hasna dalam program kerja KKN-nya. Dosen Fakultas MIPA tersebut berencana untuk menerapkan kewajiban mengunggah video pendek bagi mahasiswa KKN UNY pada masa yang akan datang untuk meningkatkan daya saing UMKM desa setempat. Hingga saat ini unggahan video tersebut telah dilihat lebih dari 1500 orang dan mendapat likes lebih dari 150.

Penulis : Dedy

Editor : Ardi

Kategori Humas
MBKM
IKU