TANTANGAN WISUDAWAN MASA KINI DAN MENDATANG

Alhamdulillah dan kita semua ikut bersyukur, bahwa semua wisudawan telah melalui perjuangan yang menyita banyak energi dan berhasil menghadapi berbagai tantangan yang sangat kompleks. Tanpa ada perjuangan keras tidaklah mungkin Anda semua dapat mengikuti wisuda pada hari ini. Kini selanjutnya setiap wisudawan tanpa terkecuali akan menghadapi sejumlah persoalan baru. Kita semua berdoa, semoga semuanya berhasil membawa dirinya masing-masing untuk menghadapi tantangan-tantangan masa kini dan mendatang. Ada beberapa hal yang penting untuk menjadi renungan, sebagai berikut :

Pertama, bahwa pada Abad 21, Renald Kasali mengindentifikasi bahwa pada abad 21 ada sejumlah fenomena, yaitu perubahan begitu cepat, penuh ketidakpastian dan bergejolak, Hyper Competation, Peradaban Camera (Camera Branding), dan Self-Centered, minat baca meningkat (tetapi hanya ringkasan atau kalimat-kalimat pendek). Memperhatikan kondisi ini kita sudah sepatutnya mengeksplorasi dan mengembangkan potensi dan kemampuan kita serta mengembangkan kecakapan beradaptasi terhadap perubahan yang sangat dinamis dan tidak menentu. Dengan begitu kita sebagai orang terpelajar hadir siap sebagai subjek perubahan dan solusi terhadap berbagai persoalan, bukan lagi sebagai trouble maker.

Kedua, bahwa pada Abad 21 dunia pendidikan mengalami berubahan secara signifikan sebagai konsekuensi logis dari berkembangnya paradigma tekno-sain yang menggejala akibat kehadiran teknologi informasi dan komunikasi. Proses pendidikan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu, sebagai akibat dari semua informasi yang secara berangsur-angsur sudah terdigitalisasikan. Wisudawan sebagai pembelajar sepanjang masa, sudah seharusnya melakukan update pengetahuan dan kompetensinya melalui independent study. Dalam konteks ini sangat diperlukan keterbukaan berpikir dan kearifan bertindak. Dengan begitu akan selalu mengikuti kemajuan  teknologi, sehingga pengetahuannya memiliki relevansi yang tinggi dan dapat terhindar dari kekedaluarsaan informasi dan pengetahuan.

Ketiga, adanya degradasi moral generasi Abad ke-21 perlu terus diwaspadai. Bisa dibayangkan adanya kejadian rentetan kerusakan generasi yang semakin menjadi yang diindikasikan dengan kekerasan dan pergaulan bebas, serta penyimpangan perilaku sosial di antara para generasi muda. Kondisi ini diduga disebabkan adanya dampak penerapan sistem kehidupan sekuler, kehidupan lebih cenderung materialistik, hedonistik, dan pragmatistik yang jauh dari kehidupan spiritualistik. Seiring dengan visi UNY yang menghasilkan insan bertaqwa, mandiri dan cendekia, maka kami menghimbau semua wisudawan tanpa terkecuali dalam mengisi hidupnya hendaknya terus memantapkan kehidupan beragamanya sebagai modal utama untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Insya Allah ke depan dalam era apapun, prinsip hidup yang bersandar akan mengharapkan ridlo Allah Swt. merupakan solusi yang terbaik dan paling efektif.

 

Disarikan dari sambutan Rektor dalam acara Wisuda UNY, Sabtu 28 November 2015 di GOR UNY

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA
Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA