Riset adalah satu misi utama kehadiran perguruan tinggi yang memiliki manfaat tidak hanya pengembangan keilmuan, perbaikan proses pendidikan, melainkan juga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan kehidupan masyarakat melalui diseminasi hasil-hasil riset yang relevan bagi kebutuhan masyarakat. Riset di perguruan tinggi yang maju, terutama di universitas riset, diyakini sudah mampu menunjukkan eksistensinya secara fungsional, namun riset di perguruaan tinggi yang baru berdiri dan berkembang, riset baru memiliki kemanfaatan yang terbatas. Di manapun aktivitas riset itu dilakukan, sungguh diharapkan mampu menjadikan insan yang berkarakter.
Akhir-akhir ini masih saja ditemukan kaum terpelajar baik mahasiswa, dosen maupun ilmuwan masih ditemukan adanya praktek plagiasi. Suatu tindakan yang sungguh tercela dalam dunia akademik. Mengapa demikian, karena perilaku ini merefleksikan sikap ketidakjujuran dan mengambil hak orang lain tanpa seijin, tanpa sepengetahuan, dan tanpa mengakui keberaadaan pemilik sah ide yang diplagiasi. Secara universial praktek plagiasi ditentang secara habis-habisan oleh publik secara keseluruhan, bukan hanya komunitas akademik saja. Mengapa demikian, plagiasi pada hakekatnya tidak hanya merugikan orang lain, melainkan juga merugikan dirinya sendiri, karena sanksi terhadap plagiasi tidak hanya sebatas terkait dengan sanksi akademik, melainkan yang jauh labih berat adalah sanksi sosial dan moral. Bahkan menjadikan plagiator menjadi terendahkan martabatnya.
Riset pada dasarnya membutuhkan dan melahirkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah (wiki.answer.com) dapat diindikasikan di antaranya dengan sifat 1) memiliki rasa ingin tahu (curious), 2) logik dan sistematis, 3) terbuka (open-minded), 4) jujur secara intelektual (intellectually honest), 5) teguh (persistent), 6) kreatif dan kritis, dan 7) rasional. Dengan begitu, penelitian tidak akan dapat memperoleh hasil yang baik, jika proses penelitian itu mengabaikan sikap ilmiah tersebut, demikian pula riset yang baik berkonsekuensi logis akan menghasilkan sikap ilmiah yang terpuji tersebut.
Bagaimana melakukan riset yang mampu menghasilkan insan berarakter? Ada beberapa upaya untuk melakukan riset yang menghasilkan insan berkarater, di antaranya dalam perumusan masalah, penelusuran teori dan hasil riset terdahulu, pengembangan instrumen, pengolahan data, dan pembuatan laporan. Pertama, dalam perumusan masalah, untuk menjamin tumbuhnya sikap ilmiah, perlu diupayakan perumusan masalah yang benar-benar orisinal. Jika masalahnya sama, setidak-tidaknya settingnya yang berbeda dengan riset terdahulu, misalnya subjeknya, tempat risetnya, dan variasi variabel penelitiannya yang terlibat.
Kedua, dalam penelusuran teori dan hasil riset terdahulu yang relevan perlu dilakukan secara jujur, sehingga terhindar dari praktek plagiasi teori dan hasil riset terdahulu. Dalam pengambilan teori dan hasil riset perlu dikemukakan sumber dan rujukan secara obyektif. Untuk menjamin tumbuhnya sikap ilmiah perlu dibiasakan keterampilan mengutip secara benar sesuai dengan kaidah yang ada, di samping perlu dilakukan perumusan konsep baru yang dibangun melalui konvergensi di antara teori-teori yang ada dikaitkan dengan perspektif futuristik.
Ketiga, berkenaan dengan pengembangan instrumen, upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya sikap ilmiah adalah mengembangkan instrumen baru sesuai dengan masalah yang diteliti dengan melakukan uji validasi instrumen sendiri, baik berkenaan dengan reliabilitas, validitas mapun usabilitas. Jika kita bisa mengggunakan instrumen yang ada, maka untuk menjamin penelitian kita berkualitas, kita perlu mengadopsi instrumen terstandar dengan melakukan revalidasi sesuai dengan target penelitian dengan tetap menjelaskan dari mana instrumen itu diambil.
Keempat, berkenaan dengan pengolahan data, bahwa untuk menjamin tumbuhnya sikap ilmiah, maka perlu diawali dengan penanganan data secara objektif tanpa melakukan modifikasi yang melanggar kebenaran data. Untuk selanjutnya dalam pengolahan data perlu memilih teknik yang sesuai dengan masalah dan karakteristik datanya, serta jumlah subjek penelitian, dengan tetap mendasarkan pada rambu-rambu analisis data, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang sampai batas-batas tertentu dapat untuk kepentingan generalisasi.
Kelima, berkenaan dengan pembuatan laporan hasil penelitian, upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya sikap ilmiah adalah membuat laporan yang benar-benar orisinil, baik terkait dengan format yang terkait dengan paparan secara tekstual, maupun terkait dengan substansinya. Untuk itulah perlu dibiasakan pemaparan laporan dibuat dengan bahasa sendiri, termasuk melakukan parafrase terhadap kutipan yang daimbil dari pihak sumber lain. Demikian juga perlu diungkapan sebstansi yang benar-benar didasarkan atas fakta dan data empirik tanpa ada distorsi informasi, sehingga terbangun rumusan laporan yang benar-benar obyektif dan faktual yang didasarkan atas kejujuran.
Jika kita melakukan riset dengan menunjukkan komitmen yang tinggi dengan mengimplementasikan metodologi riset yang relevan secara kritis dan mengikuti nilai-nilai sikap ilmiah secara bertanggung jawab dalam setiap langkahnya, maka dapat diyakini, insya Allah riset memiliki kontribusi dalam pembangunan insan berkarakter.