Membentuk Generasi Berjiwa Guru Bangsa sebagai Pionir Terwujudnya Indonesia Emas

Rektor dan Segenap Pimpinan Universitas, Dekanat dan segenap organ UNY yang terhormat Ketua Senat dan seluruh anggota senat yang terhormat Pengurus Organisasi Mahasiswa, Panitia OSPEK, Tamu undangan yang terhormat
Para mahasiswa yang saya cintai dan banggakan sebagai harapan masa depan bangsa Segenap hadirin yang saya muliakan,

Assalamu’ alaikum Wr. Wb, .. Salam sejahtera untuk kita semua.

Merupakan tugas yang sangat membahagiakan untuk menjadi pembicara pada acara penerimaan mahasiswa baru UNY pada hari ini yang dihadiri lebih dari 6000 hadirin, dengan
mahasiswa baru lebih dari 5900, dari program diploma, sarjana1, sarjana2 dan sarjana3. Makin membahagiakan lagi atas refleksi pada tema yang dipilih untuk tema OSPEK 2015 UNY yaitu:
“Membentuk Generasi Berjiwa Guru Bangsa sebagai Pionir Terwujudnya Indonesia Emas’. Membentuk bukan hanya individu namun Generasi, yaitu generasi yang memiliki jiwa Guru
Bangsa dan siap menjadi Pionir. Pionir untuk apa? Yaitu untuk Terwujudnya Indonesia Emas. Pionir itu dapat diartikan sebagai penganjur, pelopor, perintis jalan, pembuka jalan, pemuka,
pemimpin. Jiwa sebuah generasi hanya dapat dibentuk melalui pendidikan, dan pendidikan itu perlu menyeluruh pada proses formal, non-formal dan informal. Dalam kampus UNY ini para mahasiswa
sebagai generasi harapan bangsa dapat memproses dirinya dalam semua tempat keberadaan yaitu manakala dalam situasi formal, non-formal, maupun informal. Izinkan saya menyampaikan berbagai
ungkapan dengan bagian akhir (ending): UNY akan Menjawab Ini.

Sejumlah pustaka, banyak pembicara, mengulang membaca tulisan Fuller, dan K. Tiyosaki menulis lagi tahun 2013 dalam bukunya yang berjudul A Student Work for C Student. Fuller
menyatakan bahwa “Everyone is born a genius but the process of life de-geniuses them”. Bakat-bakat sangat tinggi banyak manusia layu, bahkan mati oleh karena kekeliruan proses hidupnya,
kekeliruan “the process of life”. Membentuk generasi, menumbuhkan jiwa guru bangsa adalah urusan mengembangkan potensi kejeniusan dalam diri manusia, yang sarananya adalah
menciptakan proses kehidupan sehari-hari, dari hari ke hari. Proses hidup seperti apa, itulah yang akan menentukan kebangkitan potensi yang tersimpan dalam diri para mahasiswa yang kita cintai,
yang kita banggakan dan kepadanya kita titipkan amanah untuk mewujudkan Indonesia Emas. Pada awal permulaan abad ini sejumlah besar rektor dari perguruan tinggi ternama di dunia
memaparkan keyakinan yang sama dan secara sederhana dapat diungkapkan dengan satu slide tayangan di atas.

Merenungi tayangan itu, mendorong sangat banyak diantara kita membuka catatan masa lalu dan memilih bagian mana yang penting disampaikan kepada para mahasiswa baru.
Diantaranya,..., sebuah awal rangkaian catatan itu sebagai berikut.

There is a continual interplay between ends and means. In just the same way there is a continual interplay between thought and action. Ada kesamaan hasil refleksi antara Aristoteles
sekitar 25 abad yang lalu (sekitar 2500 tahun yang lalu) dengan keyakinan atas kemanfaatan proses mempertanyakan dan mencari jawaban pada abad 21 ini dengan renungan mendalam.
Pemikiran reflektif 25 abad yang lalu itu memberi inspirasi dan dapat memperlancar proses pencarian cara pengembangan di PT di seluruh dunia termasuk di Indonesia, tentu saja juga di
Universitas Negeri Yogyakarta. Proses pemikiran 25 abad yang lalu itu masih bagus digunakan saat ini.

Pemikiran Aristoteles berharga sebagai pemikiran filsafat. Lebih tinggi dari pemikiran itu telah ada petunjuk yang disampaikan oleh Allah SWT, sejak nabi yang pertama sampai yang
terakhir. Para nabi membawa ajaran untuk membangun “Dunia Emas”, ada nabi yang diutus memberikan contoh kehidupan bergelimang harta benda seperti Nabi Sulaiman, nabi Daud dan ada
pula nabi-nabi yang diutus memberikan contoh kehidupan dengan kepemilikan harta yang sangat sedikit, ada yang hampir tidak memiliki harta benda dan boleh dikata mendekati kekayaan harta
nol. Contoh kehidupan semua nabi baik, dan sebagian contoh serta kabar baik dari Allah SWT itu telah sampai kepada kita, juga telah sampai kepada para mahasiswa baru harapan masa depan
bangsa Indonesia..

Lalu, bagaimana proses kehidupan putra-putri terbaik masyarakat yang dititipkan selama masa studi di UNY?, untuk menjadi berjiwa guru bangsa dan menjadi pelopor terwujudnya
Indonesia Emas? Jalan terbaik yang dilewati wajib dicari bersama. Salah satu pendekatan yang diyakini dapat mempermudah ditemukannya jalan terbaik itu telah dikembangkan dengan inspirasi
ajaran Ki Hajar Dewantara dan dirumuskan menjadi prinsip yang disebut STAR. Kata STAR dalam bahasa Inggris berarti bintang, namun sebagai sebuah metode pembelajaran kata STAR yang
merupakan kependekan dari empat kata yaitu: Student, Teacher, Aesthetic, Rolesharing. Empat kata ini dan saling keterkaitannya, sinerginya, telah menghasilkan ratusan jabaran ke dalam
operasional pembelajaran di berbagai kampus. Empat kata itu juga telah menginspirasi sebuah disertasi yang sedang dikerjakan oleh seorang alumni UNY yang sekarang belajar di Amerika
Serikat.

Marilah kita lanjutkan penelusuran gagasan tentang orientasi para mahasiswa yang sebaiknya menjadi warna perbincangan dari hari ke hari di kampus UNY tercinta ini.

Mahasiswa, adalah calon pemimpin, akan menjadi pemimpin di masa depan. Pada masa sebelum kemerdekaan, perjuangan paling penting adalah menjadikan bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang merdeka. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, tantangan zaman bukan lagi mencapai kemerdekaan, namun membangun bangsa dan negara menjadi mandiri, bermartabat
dan makmur, aman, sejahtera, berkeadilan, dan seterusnya mencapai keadaan Indonesia Emas yang berkelanjutan (sustainable).

Pada tahun 2002, ratusan dosen di suatu universitas melakukan rangkaian diskusi kelompok-kelompok kecil dan saat itu disimpulkan tiga kelompok kata kunci terpilih untuk dijabarkan menjadi
muatan tambahan non-formal dalam proses pembelajaran. Tiga kelompok kata kunci tersebut adalah: (1) Krisis multidimensi, (2) Krisis kepemimpinan, (3) Ancaman dis-integrasi bangsa.

Banyak sekali, sangat banyak persoalan bangsa harus diselesaikan dan Universitas-Universitas wajib berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyelesaian berbagai persoalan.
Persoalan bangsa yang sangat banyak, tidak semuanya dapat diselesaikan oleh Universitas, tidaklah mungkin sebuah perguruan tinggi menyelesaikan semua persoalan negara dan bangsa
yang sangat banyak.

 Universitas harus memilih (choice) jalan kontribusi terbaik dalam segala keterbatasan yang ada. Tiga kata kunci tersebut telah menjadi tantangan dan sebagian jawaban telah diberikan namun
belum berhasil tuntas. Dinamika persoalan dan solusi terus bergulir bersama-sama. Ada bagian sukses ada bagian kegagalan. Logika sederhana diterapkan dalam memberi jawaban pada 3 (tiga)
kelompok kata kunci itu.

1. Krisis Kepemimpinan
2. Krisis Multi-dimensi
3.Krisis Ancaman Dis-integrasi Bangsa

Kelompok kata pertama dan ketiga, dapat diselesaikan melalui jawaban terbaik pada kelompok kata kunci ke-2 (kedua). Sehingga benar adanya kita mengusahakan makin banyaknya
jumlah pemimpin yang memiliki ilmu pengetahuan, berjiwa guru bangsa dan menjadi pionir. Dengan kepemimpinan yang baik tentu krisis multi dimensi dan ancaman dis-integrasi bangsa dapat
diselesaikan. Para mahasiswa sejak awal sangatlah baik memahami sinergi dari tiga komponen Tridarma Perguruan Tinggi sebagai amanah yang diembannya. Pikiran besar tentang Indonesia Emas itu wajib tertanam dalam diri insan kampus UNY,
merasuk dalam cipta, rasa dan karsa. Hadirin yang saya muliakan Proses belajar adalah sebuah proses peningkatan ilmu pengetahuan, peningkatan wawasan dan pengalaman. Pengalaman adalah guru utama. Pengalaman memerlukan keterlibatan dalam
suatu proses khusus untuk akumulasi pengalaman yang baik. Banyak sekali dosen yang saat ini mengingat tiga kalimat petunjuk berjenjang dalam suatu proses pembelajaran.

Tell me only, I will forget
Show me only, I may remember partially
Involve me, I will understand

Sebuah proses pembelajaran dalam universitas yang berkehendak membentuk generasi berjiwa guru bangsa dan menjadi pelopor atau pionir wajib memastikan diri menjadikan institusi
sebagai rujukan dunia dalam hal proses pembelajaran optimal mensintesa telling, showing dan involving. Proses co-creation antara semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran wajib dikerjakan
untuk melengkapi to know dengan to do. Sejumlah besar hal-hal yang menjadi rujukan dunia saat ini sebenarnya pokok pikirannya telah ada dalam tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara dan dapat
ditekuni bersama untuk proses penerapannya dalam konteks perangkat baru dan temuan baru bidang pendidikan. Sesungguhnyalah dapat dibuat proses pembelajaran berciri lokal yang bergaung
menjadi rujukan dunia. Dapat disimak presentasi sederhana dan ringkas di bawah ini melengkapi gambar sebelumnya berkaitan dengan percepatan peningkatan kualitas cipta, rasa dan karsa insan
kampus.

Percepatan peningkatan kualitas cipta, rasa dan karsa memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan dengan kegembiraan, tidak melalui inner pressure namun melalui working enjoyment.
Berbicara di mimbar terhormat ini menyambut mahasiswa harapan bangsa dengan berbicara akan dapat terjebak dalam telling only hanya bercerita tanpa menunjukkan (showing) sesuatu, tanpa
melibatkan (involving ) sesuatu. Oleh karena itulah telah dicoba menunjukkan bahwa secara bersama dapat dirasakan getar mencintai dan membanggakan mahasiswa baru di bagian depan
pembicaraan ini, dan dicoba melibatkan perasaan kita yang sama, suatu perasaan bahagia melintasi usaha, perjuangan membangun bangsa menuju perwujudan Indonesia Emas. Dengan keterlibatan
perasaan itu, diharapkan saudara-saudara mahasiswa baru lebih mudah mengerti.

Para mahasiswa baru yang saya cintai dan banggakan Universitas Negeri Yogyakarta akan membantu merawat, menumbuh suburkan pohon ilmu yang saudara tekuni untuk menjulang tinggi dengan cabang ilmu dan ranting ilmu yang kuat. Kita
perhatikan kata Knowledge dalam tayangan di atas, disertai kata Skill dan Attitude dimaksudkan ilmu itu akan menjadi dasar pengembangan ketrampilan saudara dalam berbagai aspek penerapan ilmu
dengan sikap mental (attitude), sikap mental dan etika profesi. Segala kombinasi langkah-langkah saudara yang menghasilkan karya pekerjaan atau kegiatan akan menjadi cerminan penguasaan ilmu
pengetahuan, ketrampilan, sikap mental dan etika itu,...., dikehendaki mengandung nilai-nilai (values) yang diantaranya adalah nilai-nilai terkait Indonesia Emas yang akan kita bentuk. Masa
depan ada ditangan saudara-saudara generasi muda, generasi penerus.

Para hadirin yang saya muliakan dan mahasiswa yang saya cintai Indonesia Emas yang dicita-citakan bersama diharapkan terbentuk sekitar tahun 2045 pada saat peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Pada saat itulah para mahasiswa yang diterima saat
ini di kampus tercinta ini memiliki peran-peran strategis, peran utama dalam mengelola sumber daya, baik sumber daya insani maupun sumber daya fisik. Baik sumber daya fisik yang merupakan buatan
manusia maupun sumber daya alam yang berupa flora dan fauna maupun benda-benda alam yang tidak merupakan bagian dari kajian biologi.

Mahasiswa semester I dalam usia sekitar 18 tahun sedang dalam usia proses menemukan jatidiri. Mahasiswa mendapat kesempatan emas untuk bersama warga kampus, dosen, tenaga
kependidikan dan teman sejawat mencari jatidiri dan mengembangkan diri mencapai kemampuan puncak pada setiap semesternya. Untuk semua itu perlu dihayati bahwa potensi yang dimiliki sangat
besar, urusan utama adalah mengatur proses hidupnya, mengatur penggunaan waktunya sehari-hari. Gambar di atas dapat diulang dan diulang menemani refleksi berkaitan dengan cita-cita besar
menjadi insan berjiwa guru bangsa dan menjadi pionir menuju kontribusi dengan kemampuan puncaknya bersama-sama membentuk Indonesia Emas.

Ada pertanyaan tertera pada bagian kanan atas gambar yang memerlukan jawaban cerdas. Pertanyaan adalah tentang rancangan besar, segera dimulai dari mengerjakan yang kecil-kecil
harian, terakumulasi menjadi besar. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Mulai hari ini para mahasiswa diharapkan menjadi makin kreatif, makin inovatif mengatur hidupnya sehari-hari oleh
karena memahami hal yang tadi diutarakan di depan. “Everyone is born a genius but the process of life de-geniuses them”. Bakat-bakat sangat tinggi banyak manusia layu, bahkan mati oleh karena
kekeliruan proses hidupnya, kekeliruan “the process of life”.

Bagaimana kreatifitas dan inovasi itu dikembangkan? Apakah kreativitas dan inovasi mengatur hidup itu dapat dipelajari? Banyak buku, banyak tulisan yang dapat membantu orang menjadi
tambah tinggi kualitas kreatifitas dan inovasinya. Sumber belajar untuk itu dapat dicari di perpustakaan temasuk perpustakaan on-line dan berbagai sumber lainnya. Sebagai catatan awal
dikutip beberapa kalimat yang menarik untuk bekal awal mengembangkan pikiran kreatif dan inovatif terkait perjalanan membentuk Indonesia Emas dan juga berguna untuk kreatifitas mengatur jalan
baru kehidupan sebagai mahasiswa UNY.

Kreativitas adalah perangkat penting untuk membuat inovasi . Pengelolaan sumberdaya Indonesia akan bermanfaat besar bagi masyarakat, bangsa dan negara apabila dilakukan
dengan inovasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based).

Is Creativity an individual or a group activity? The answer is: ... it is both because we now
function in society and industry as a group or team, creativity is often a group activity.
Can creativity be learned? Most investigator say .... YES! What must be learned? There is
inqusiteveness or a sense of wonder, questioning attitude, facile aquisition of knowledge and
experience, skill at observation, discipline in thinking.

Hadirin yang saya muliakan.
Izinkanlah saya mengungkapkan keyakinan bahwa sangat banyak orang tua mahasiswa baru mendoakan,...,
agar putra dan atau putrinya dapat mengembangkan diri dalam
kerangka OPSPEK tahun ini, untuk kepentingan nusa dan bangsa dengan baik,
serta menjadi kebanggaan keluarga.
Saya secara personal merasa berbahagia dapat menyampaikan sesuatu ungkapan dengan kecintaan kepada ribuan mahasiswa yang kelak menjadi lulusan UNY yang berjasa untuk masyarakat,
bangsa dan negara serta keluarganya. Amin

Sekian dan terima kasih atas perhatian dan kesabaran hadirin yang saya hormati.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sudjarwadi. ( UNY, 24 Agustus, 2015).

*Makalah dibacakan dalam acara Penerimaan Mahasiswa Baru TA 2015/2016 UNY dilanjutkan OSPEK 2015 di GOR UNY, Senin 24 Agustus 2015

Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D
Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D