Dalam rangka mengembangkan kompetensi teknis para pranata humas, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Pusdiklat Kominfo) menyelenggarakan Workshop Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional Pranata Humas di Hotel Santika Semarang, Selasa-Kamis (3-5/10). Kegiatan diikuti oleh 90 orang pranata humas dari berbagai kementerian dan instansi dari seluruh Indonesia termasuk UNY yang mengirimkan perwakilannya.
Kepala Pusdiklat Kominfo Baso Saleh dalam sambutannya mengatakan bahwa workshop ini diharapkan dapar berimpact pada para pejabat fungsional. “Dinamisasi kehidupan dipengaruhi berbagai faktor diantaranya pesatnya perkembangan IT dan komunikasi, yang ujungnya menuntut pemerintah untuk bisa memberi layanan publik khususnya bidang informasi dan komunikasi yang professional” kata Baso Saleh. Untuk itu peran dan fungsi telepon genggam bagi petugas humas juga penting dalam menyiapkan materi-materi komunikasi yang dibutuhkan masyarakat. Menurut Baso Saleh workshop ini menjadi sangat penting untuk diterapkan di institusi untuk mempermudah pekerjaannya dengan tetap mengikuti standar seperti kode etik jurnalistik.
Menurut Ketua Panitia Rahmawati Rahayu workshop ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi pranata humas yang professional dalam melaksanakan tugasnya. Workshop ini dibagi menjadi tiga tema yaitu mobile journalism bagi pranata humas, jurnalisme data bagi pranata humas dan pemanfaatan Artifical Intelligent bagi humas pemerintah.
Salah satu pembicara, Erry Farid memaparkan bahwa tools dalam mobile journalism adalah perangkat seluler dengan spesifikasi yang terstandar, dan telah terinstall aplikasi pendukung kegiatan jurnalistik. “Spesifikasinya fitur camera dengan OIS (Optical Image Stabilizer), fitur editing foto, fitur editing video, fitur streaming atau aplikasi media sosial, browser internet” tutur pria yang akrab dipanggil Anto Lupus tersebut. Erry juga menyarankan pilihan yang tepat untuk saluran sosial tempat target audiens. Jika menargetkan pemirsa muda, buka Musik atau Youtube sebagai sarana bagi mereka yang cenderung lebih muda. Jika mencari demografi paruh baya, pertimbangkan pergi ke Facebook. Buat konten yang masuk akal di saluran itu. Misalnya, gunakan foto dan video gaya hidup bergaya indah untuk Instagram sekaligus memikirkan formatnya. Bangun website/landing page responsif yang mendukung dan cocok sumber lalu lintas dan konten digital.
Lilis Lisnawati salah seorang peserta workshop dari Universitas Padjajaran Bandung merasa senang dengan adanya workshop ini. "Dengan begini saya jadi tahu apa yang harus dikerjakan oleh jajaran humas di tempat saya sesuai dengan kemajuan teknologi" ujarnya. Harapannya kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan dengan materi yang berlainan.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono