Mahasiswa UNY membuat sabun dari limbah bonggol jagung dan aloe vera yang dinamai Jyco-S. Mereka adalah Adhelia Citra Sulistyawati (Pendidikan Kimia), M. Prigel Ulil Abshor (Fisika), Erda Aiska Ariela Belinda (Pendidikan Fisika), Dhina Maulani (Pendidikan Kimia) dan Nida Nur Laili Wahdah (Akuntansi).
Menurut Adhelia Citra Sulistyawati mereka membuat Jyco-S karena bonggol jagung dan aloe vera mengandung senyawa flavonoid dan fenol yang mampu memunculkan aktivitas antioksidan dan tabir surya. Bahan alami bonggol jagung dan aloe vera pada sabun dapat menjadi salah satu alternatif bahan tambahan untuk mengatasi permasalahan kulit yang diakibatkan karena paparan sinar UV. “Permasalahan kulit yang sering dialami di Indonesia adalah kanker kulit dengan faktor utama karena paparan sinar UV yang berlebihan yang apabila tidak segera diatasi perlahan-lahan akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi untuk melakukan pencegahan kanker kulit melalui penggunaan tabir surya” ucapnya, Jumat (12/7). Apalagi produksi limbah bonggol jagung di Indonesia mencapai sekitar 5,7 juta ton per tahun sehingga perlu dikelola menjadi produk lain yang lebih bermanfaat.
Nida Nur Laili Wahdah menambahkan keunikan produk sabun JYCO-S yaitu sebagai sabun mandi sekaligus tabir surya sehingga tidak memerlukan tabir surya tambahan dan juga ramah lingkungan. Dibuat dalam bentuk sabun batang berwarna hijau dengan berat 50gram yang dibungkus kain tile, memudahkan penggunaan dan membersihkan kulit secara optimal serta memiliki bau yang harum beraroma mint. Kemasannya dilengkapi zip lock untuk menjaga kebersihan. “Target konsumen yaitu laki-laki maupun perempuan berusia 15 sampai 50 tahun yang sadar pentingnya kesehatan kulit, konsumen yang ingin menghemat waktu menggunakan tabir surya, sekaligus konsumen yang mencari produk inovatif dan unik” kata Nida.
Dhina Maulani memaparkan, alat yang dibutuhkan untuk membuat Jyco-S adalah mixer, saringan santan, baskom besar, timbangan digital, termometer digital, spatula, stick blander, sendok, cetakan sabun, kertas saring, corong plastik besar, gelas ukur plastik 500 mL dan 100 mL, galon bekas, pH meter, kaca transparan atau kaca arloji, masker, dan sarung tangan. Bahan yang digunakan, yaitu NaOH 37% 1.300 mL, aquades 2 L, etanol 96% 3 L, minyak kelapa 1000 mL, minyak sawit 1.400 mL, minyak zaitun 700 mL, minyak dedak 340 mL, ekstrak bonggol jagung 900 mL, Aloe vera 900 mL, gliserin 1.400 mL, propilen glikol 2.100 mL, asam stereat 980 mL, asam sitrat 28 mL, gula 34 mL, essential oil 30 mL, dan pewarna sabun 5 mL. “Bonggol jagung dan aloe vera didapatkan di daerah Kulonprogo dan Gunungkidul karena belum dimanfaatkan secara maksimal, bahkan limbah bonggol jagung dibakar yang dapat menyebabkan polusi udara” papar Dhina.
Dikatakan M. Prigel Ulil Abshor bahwa pembuatan ekstrak bonggol jagung menggunakan proses ekstraksi maserasi dengan cara merendam serbuk bonggol jagung dalam etanol 96% selama 3 hari pada temperatur kamar terlindungi dari cahaya. Endapan yang diperoleh dari proses ektraksi meserasi dilakukan pemisahan. Selanjutnya, endapan yang diperoleh dipekatkan sehingga mendapatkan ekstrak pekat bonggol jagung.
“Pembuatan gel aloe vera dilakukan dengan merendam aloe vera terlebih dahulu untuk menghilangkan getah” kata Prigel. Setelah itu, aloe vera dikupas dan diambil gelnya. Selanjutnya, gel aloe vera dihaluskan menggunakan stick blander. Setelah aloe vera halus, aloe disaring dan dimasukkan ke dalam cetakan es untuk dibekukan. Aloe vera yang beku bisa langsung digunakan untuk pembuatan sabun.
Formulasi Jyco-S, yaitu ekstrak bonggol jagung, ekstrak aloe vera, NaOH 37%, minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, minyak dedak, gliserin, propilen glikol, asam stereat, asam sitrat, gula, essential oil, dan pewarna sabun yang sudah terukur berapa banyak bahan yang akan digunakan. Percetakan Jyco-S untuk mencetak sabun, diperlukan cetakan menggunakan silikon. Setiap satu cetakan dituangkan campuran bahan-bahan untuk membuat Jyco-S terlebih dahulu hingga terisi setengah dan ditutup lagi dengan campuran tadi. Setelah itu diamkan selama 1x24 jam, sabun sudah jadi dan siap dikemas.
Proses pengemasan JYCO-S dimulai dengan mengecek produk sesuai standar, yaitu dari bentuk fisik sabun tidak rusak, ukurannya sesuai dengan di desain yang telah ditentukan, serta baunya harum dan tidak terlalu menyengat. Kemudian memasukkan sabun yang sudah siap ke dalam kain tile. “Setelah sabun terbungkus rapat kain tile, kemudian dimasukkan ke dalam plastik zip lock reuseable yang sesuai dengan ukuran sabun” ungkap Erda Aiska Ariela Belinda. Bagian kemasan luar sabun tersebut terdapat logo produk JYCO-S, komposisi sabun, dan QR Code. QR Code akan menampilkan website yang berisi iklan, keunggulan, dan proses pembuatan.
Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024.