Sekelompok mahasiswa UNY menciptakan pakan unggas berbahan dasar kombinasi maggot dan ekstrak daun meniran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi unggas sekaligus memaksimalkan kesehatan sekaligus sebagai solusi pengobatan penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD). Mereka adalah Fatimah Az Zahra (Akuntansi), Muhammad Akhdaan Al Ghozi (Statistika), Nabila Nur Qoriyah (Pendidikan Akuntansi), Sir Hutammi Limandari (Pendidikan Biologi) dan Annissa Nur Ffadilla (Ilmu Komunikasi).
Menurut Fatimah Az Zahra ketersediaan protein hewani tergantung pada pemenuhan nutrisi dan pengendalian penyakit, khususnya penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Gallisepticum. Bakteri ini menimbulkan gangguan pernapasan akut, penurunan jumlah dan kualitas produksi telur bahkan kematian unggas dan menjadi penyakit paling progresif pada ayam pedaging di Indonesia. Selain itu tingginya biaya pakan unggas khususnya tepung ikan sebagai komponen utama sehingga menyebabkan keuntungan penjualan tidak maksimal. “Alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada tepung ikan yang mahal berupa pemanfaatan tepung maggot yang lebih superior dibandingkan tepung ikan karena harga lebih terjangkau, kemampuan pencernaan yang lebih baik, dan kandungan nutrisi yang lebih lengkap” kata Fatimah, Kamis (27/6).
Muhammad Akhdaan Al Ghozi menambahkan, kelompoknya membuat maggot and meniran farm booster yang disingkat Master sebagai solusi permasalahan harga pakan yang mahal, keterbutuhan gizi, pencegahan penyakit pada unggas, serta pemanfaatan daun meniran sebagai bahan baku secara optimal. “Adanya produk ini juga ikut serta dalam meningkatkan penjualan peternak unggas yaitu keberlanjutan peluang kerja dan usaha dalam mewujudkan 4 pilar SDGs” ujarnya. Master mengandung nutrisi tinggi berupa asam amino esensial yang mendukung pertumbuhan tulang, otot, dan bulu optimal pada unggas. Selain itu, kandungan senyawa fenolik pada ekstrak daun meniran mampu menyembuhkan penyakit CRD. Produk Master telah melalui uji quality control berupa uji organoleptik dengan mengedepankan prinsip Total Quality Management (TQM) sebelum dipasarkan untuk menjamin kualitas produk yang aman dan efektif. Berdasarkan hal tersebut, produk Master memiliki potensi yang besar untuk diproduksi karena ketersedian bahan baku yang melimpah sehingga dapat dikembangkan dan dipasarkan secara luas.
Sir Hutammi Limandari menjelaskan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Master adalah maggot, etanol 96%, daun meniran, bekatul, onggok singkong serta premix vitamin dan mineral. Alat yang digunakan wajan, corong buchner, ayakan 100 mesh, blender, kompor, kertas saring, mesin pencetak pelet, alat jahit, jerigen, gelas beaker dan rotary evaporator. “Master dibuat dengan mengombinasikan 2 metode yaitu ekstraksi daun meniran dan pencampuran formulasi bahan hingga terbentuk pelet siap jual” papar Hutammi.
Langkan pertama adalah mengekstraksi daun meniran dengan cara daun meniran yang telah kering, dihaluskan dan diayak 100 mesh hingga diperoleh sediaan serbuk. Sediaan tersebut kemudian dimaserasi dengan pelarut etanol 96%. Setelah 3 x 24 jam, dilakukan penyaringan. Filtrat yang diperoleh kemudian diendapkan lalu disaring dengan kertas saring untuk selanjutnya diuapkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.
Kemudian dilanjutkan dengan proses peleting dimana semua bahan yang sudah ditimbang dan disesuaikan dengan formulasi kemudian dicampur. Selanjutnya adonan dicampurkan dengan air yang telah ditambahkan dengan vitamin dan mineral sebanyak 40%. Adonan dicetak menggunakan mesin pencetak pelet (peleting) dengan ukuran lubang 3 mm. Setelah pakan tercetak, dilakukan pengeringan pelet secara manual menggunakan sinar matahari.
Master dikemas dalam ecofriendly bag yang terbuat dari serat rami dan dilengkapi dengan sistem serut. Proses pengemasan diawali dengan pemeriksaan kualitas kemasan meliputi integritas kemasan, sterilisasi, dan pengecekan label. Kemasan disegel menggunakan jahitan untuk memastikan keamanan produk hingga ke tangan konsumen. Serat rami digunakan karena ramah lingkungan dan kuat sehingga perusahaan ini dapat menerapkan sistem reserve logistic. Selain itu, terdapat scan barcode yang terhubung dengan media sosial dan situs web dari Master. Situs web berisi informasi mengenai produk, tempat pemesanan, jasa konsultasi gratis berbagai permasalahan unggas, mulai dari penyakit, solusi, tips merawat unggas, wirausaha unggas, serta artikel seputar tips dan trik perawatan unggas.
Salah seorang konsumen, Ahmad Humaidi yang orang tuanya memiliki peternakan ayam di Pati mengatakan pakan ayam Master cocok untuk unggas peliharaannya. “Saya akan beli lagi apabila pakannya sudah habis” ujar Ahmad.
Karya mahasiswa ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024.