Mahasiswa UNY Kenalkan Ecoprint sebagai Sarana Terapi Emosi di Sekolah

Kesehatan mental remaja saat ini menjadi salah satu isu yang sangat diperhatikan oleh masyarakat di seluruh dunia karena dampaknya yang akan merusak masa depan para remaja, khususnya remaja yang masih bersekolah. Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung menjadi sebuah kelompok berhasil membuat sebuah inovasi untuk menjawab isu kesehatan mental remaja tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Sosial Humaniora (RSH).

Program yang diusung berjudul “Ecoprint sebagai Sarana Eco-art Therapy untuk Meningkatkan Kemampuan Regulasi Emosi Siswa SMA di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta”, menunjukkan bahwa tim PKM UNY yang diketuai oleh Riezqy Khoirul Ummah (Psikologi 2022), dan tiga anggota lainnya Tata Alimasada Anjaranti (Psikologi 2022), Revannyca Triyanutma (Pendidikan Kimia 2023), Isna Amelia (Pendidikan Sosiologi 2023), serta Ibu Nadya Anjani Rismarini, M.Psi., sebagai dosen pembimbing berinovasi memadukan terapi seni berbasis alam sebagai metode alternatif untuk membantu siswa mengelola emosi mereka.

Munculnya ide program ini dilatarbelakangi oleh adanya kasus bunuh diri yang cukup tinggi di daerah GunungKidul karena stres atau masalah pribadi remaja yang tidak dapat dilampiaskan kepada hal-hal positif. “Kami melihat adanya kebutuhan metode terapi yang menghadirkan pendekatan kreatif namun tetap ramah lingkungan sehingga tidak hanya bersifat mengedukasi, namun juga diharapkan dapat memiliki dampak psikologis kearah yang lebih positif. Ecoprint ini kami pilih untuk membantu upaya peningkatan kemampuan mengatur emosi para siswa namun tetap dapat meningkatkan kreativitas dari para siswa tersebut” ujar Riezqy Khoirul Ummah, selaku ketua tim PKM.

Inovasi yang dikembangkan oleh tim PKM ini bertemakan Eco-art Therapy dalam bentuk Ecoprint yang dapat menghasilkan sebuah pola atau gambar alami dari bentuk daun, bunga, maupun bagian tumbuhan lain ke atas kain atau kertas dengan teknik pukul atau pondung. Mekanisme eco-art therapy terhadap regulasi emosi para siswa ini yaitu ketika para siswa melakukan mencetak pola atau gambar diharapkan dalam proses tersebut para siswa tidak hanya menghasilkan karya seni yang memiliki nilai jual tinggi, namun juga dapat berfungsi sebagai kegiatan terapeutik sehingga dapat membantu para remaja untuk meregulasi dan menyalurkan emosi mereka secara lebih sadar dan kearah yang lebih positif.

Kegiatan ini mendapatkan respons yang hangat dari pihak sekolah dan juga para siswa. Salah satu siswa mengaku dampak dari program ini sangatlah bermanfaat dan baik untuk kesehatan mental mereka. “Program yang dibawa oleh kakak-kakak dari UNY merupakan program yang baik bagi kami para siswa selain untuk membantu mengatur emosi, kami juga dapat belajar penerapan teknik ecoprint yang sebelumnya belum pernah dilakukan sehingga kami dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di daerah GunungKidul ini khususnya tumbuh-tumbuhan untuk kami terapkan secara mandiri di rumah lalu kami jual”, ujar salah satu siswa. Tim berencana mempublikasikan hasil riset mereka ke jurnal terakreditasi dan membuka kemungkinan kelanjutan program ini melalui skema PKM lainnya di masa mendatang, seperti PKM-PM.

Adanya program ini membuktikan bahwa mahasiswa UNY tidak hanya memiliki peran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teori, namun juga harus aktif dalam menghadirkan solusi nyata atas isu-isu yang berkembang di masyarakat, khususnya pada bidang pendidikan dan kesehatan mental remaja. Dengan mengkombinasikan antara kreativitas, pendekatan psikologis, dan juga terapi berbasis lingkungan membuat eco-art therapy berbasis ecoprint telah menjadi salah satu metode baru dalam membangun generasi Indonesia yang lebih kreatif dan juga sehat secara emosional.

Penulis
Zharifah Eka Fitria Nikmah dan Hudzaifah Alyamani
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus