Tim mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil menggagas inovasi edukatif berupa flash card terintegrasi augmented reality (AR) berbasis tradisi Nyabuk Gunung untuk meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap mitigasi bencana tanah longsor. Inovasi ini merupakan hasil riset dari skema Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang didanai oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemdiktisaintek.
Tim yang diketuai oleh Rahmat Joan Pratama (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) ini beranggotakan Careva Jhilly Kanahaya S. (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Bagus Hermawan (Sastra Indonesia), Resti Aryani Widyaingsih (Psikologi), dan Isnaini Putri Ayu Sulistiyowati (Teknologi Pendidikan). Kelima mahasiswa lintas disiplin ilmu ini bekerja di bawah bimbingan dosen pendamping dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY, dengan tujuan menciptakan media pembelajaran inovatif yang menggabungkan kearifan lokal dan teknologi modern.
Riset ini dilatarbelakangi oleh tingginya risiko bencana tanah longsor di Kabupaten Magelang yang dikelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tercatat bencana longsor terjadi di 63 kelurahan di Kabupaten Magelang, menjadikannya wilayah dengan frekuensi longsor tinggi di Jawa Tengah. Kondisi ini menuntut adanya upaya edukatif sejak dini, terutama bagi anak-anak sebagai kelompok rentan bencana.
Melalui pengembangan media flash card AR, tim UNY berupaya menghadirkan pembelajaran yang menarik dan interaktif. Anak-anak dapat mempelajari penyebab, dampak, serta langkah-langkah mitigasi bencana tanah longsor melalui kartu yang menampilkan visual 3D, teks, suara, dan video. Tak hanya itu, media ini juga memuat nilai-nilai kearifan lokal Nyabuk Gunung—tradisi masyarakat lereng Sindoro-Sumbing dalam mengelola lahan miring secara bijaksana untuk mencegah erosi dan longsor.
“Dengan menggabungkan tradisi lokal dan teknologi AR, kami ingin menunjukkan bahwa mitigasi bencana bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan sekaligus membangun kesadaran budaya,” ujar Rahmat Joan Pratama, ketua tim pengembang.
Proses riset dilaksanakan di tiga sekolah dasar di Kabupaten Magelang, yakni SD Muhammadiyah Integratif Dukun, SD Negeri 1 Payaman, dan SD Negeri Grabag. Kegiatan meliputi analisis kebutuhan, perancangan storyboard, pembuatan prototipe menggunakan Unity 3D, hingga uji efektivitas di lapangan. Analisis data dilakukan menggunakan metode mix method melalui pre-test dan post-test serta validasi ahli.
Media edukasi ini diharapkan dapat membantu anak-anak memahami risiko lingkungan sekaligus mencintai kearifan lokal. Selain menjadi luaran ilmiah berupa artikel dan laporan akhir, tim juga akan mempublikasikan hasilnya melalui media sosial agar dapat diakses oleh masyarakat luas.
Inovasi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan SDGs poin 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. Melalui pendekatan ini, mahasiswa UNY menunjukkan komitmen nyata terhadap penguatan literasi kebencanaan dan pelestarian budaya lokal berbasis teknologi pendidikan.
Dengan semangat kolaboratif lintas bidang, karya ini menjadi contoh bagaimana generasi muda mampu menggabungkan tradisi dan inovasi untuk membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
English