Data Center Ramah Lingkungan Terintegrasi Pembangkit Listrik Tenaga Ombak

Data Center ramah lingkungan

Pusat data atau data center merupakan tempat yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan, pengelolaan, dan distribusi data secara terpusat. Data center memuat perangkat komputasi yang mengeluarkan suhu tinggi, seperti Central Processing Unit dan Video Graphics Unit yang beroperasional pada suhu 60 – 85 derajat Celsius. Data center mewajibkan komponen komputasi untuk selalu berada pada suhu 25 derajat Celcius agar beroperasi secara optimal. Untuk mengoptimalkan suhu tersebut, maka terdapat komponen loop water cooling dan kipas sebagai pendingin data center. Kondisi geografis yang strategis untuk pembangunan pusat data dengan penggunaan listrik minimal, salah satunya adalah laut. Pembangunan pusat data di dalam laut disebut dengan istilah SDC (Submerged Data Center). Inilah yang menjadi ide sekelompok mahasiswa UNY Silvia Larasatul Masyitoh, Damar Albaribin Syamsu, Satya Adhiyaksa Ardy, Munia Putri Nabila Rambe dan Friska Tarihoran yang menggagas penerapan data center ramah lingkungan terintegrasi pembangkit listrik tenaga ombak guna mewujudkan SDGs di daerah pesisir Indonesia.

Menurut ketua tim Silvia Larasatul Masyitoh gagasan SDC dirancang untuk membantu mengatasi masalah ketidaksetaraan akses internet di daerah pelosok Indonesia. Hal ini penting untuk mewujudkan society 5.0, industry 4.0, dan green computing di Indonesia. Pembangunan SDC sekaligus Base Transceiver Station (BTS) di daerah pesisir diharapkan dapat menyetarakan infrastruktur internet dan menyediakan akses internet yang berkualitas, ramah lingkungan, handal, dan stabil. Pembangunan ini juga dibutuhkan kerjasama dengan pihak pemerintah dan provider internet. Tujuan utama dari SDC adalah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tertinggal dan mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur internet” kata Silvia, Senin (20/11).

Damar Albaribin Syamsu menambahkan konsep SDC akan sangat menguntungkan bagi daerah pantai Indonesia, terutama daerah terpencil luar Jawa yang tidak memiliki akses ke infrastruktur internet yang cepat dan stabil. Lapisan terluar SDC akan dibuat terumbu karang buatan, serta SDC akan dihubungkan dengan PLTO sebagai sumber energi. Pembangunan SDC juga akan mengajak pemerintah dan perusahaan provide internet sebagai stakeholder untuk mendirikan BTS di daerah tersebut” ujarnya. Hadirnya SDC diharapkan dapat memberikan infrastruktur internet yang stabil, komputasi yang hijau, teknologi ramah lingkungan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat pesisir guna mewujudkan SDGs poin 9 (Ekonomi, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dan 10 (Reduced Inequalities).

Cara kerja Submerged Data Center cukup sederhana. Dijelaskan Satya Adhiyaksa Ardy bahwa data center tersebut ditempatkan di bawah air dan dihubungkan ke jaringan internet melalui kabel bawah air. Ini memungkinkan data center untuk beroperasi dengan baik meskipun berada di bawah air dan memberikan akses internet yang handal dan stabil bagi masyarakat di daerah tertinggal. Dengan akses internet yang baik dan stabil, masyarakat di daerah tertinggal akan memiliki akses yang sama dengan masyarakat di daerah lain, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup mereka” papar Satya. Data center di bawah laut akan memastikan komitmen untuk memajukan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Selain itu, solusi ini juga mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan laut dengan menghindari kerusakan pada terumbu karang dan habitat laut lainnya yang mungkin terkena dampak dari pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, teknologi ini menunjukkan cara berkelanjutan untuk meningkatkan akses internet dan kemajuan ekonomi di daerah terpencil, sambil memperhatikan pentingnya pelestarian lingkungan untuk keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem laut.

Bahan yang digunakan dalam konstruksi dan instalasi pusat data tersebut dirancang agar tidak merusak dan mencemari lingkungan laut. Munia Putri Nabila menegaskan bahwa pengembangan teknologi berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat bagi kebutuhan manusia, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem laut yang penting untuk keberlangsungan hidup. Sehingga konsep SDC ini tidak hanya efektif dalam memperbaiki infrastruktur internet, tetapi juga memperhatikan lingkungan dan berkontribusi pada pelestarian alam.

Friska Tarihoran menjelaskan pembangkit listrik gelombang akan terdiri dari serangkaian turbin yang akan ditempatkan di air, dan energi yang dihasilkan oleh gerakan gelombang akan memutar turbin dan menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan akan ditransmisikan melalui kabel ke pusat data, di mana akan digunakan untuk memberi tenaga pada server komputer, peralatan jaringan, dan infrastruktur lain yang diperlukan. Pusat data akan dibangun untuk menahan tekanan dan kondisi lingkungan dari lokasi di bawah laut, dan akan dilengkapi dengan sistem pendingin canggih untuk mengatur suhu peralatan komputer.

Gagasan ini berhasil meraih pendanaan dari Dirjen Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-VGK (Video Gagasan Konstruktif) tahun 2023.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

Kategori Humas
MBKM
IKU
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus