Sehatkan Bahan Makanan Dengan Pestisida Nabati

2
min read
A- A+
read

Mahasiswa KKN UNY dengan petani

Pestisida adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan semua jenis racun hama. Menurut asal katanya, pestisida berasal dari kata pest dan cide/cida  yang artinya pembunuh hama. Dalam masyarakat juga dikenal pestisida nabati yang berbahan aktif dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama  dan penyakit tanaman. Tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida memiliki ciri beraroma kuat, rasa yang pahit, tidak disukai serangga hama, dan dapat digunakan sebagai tanaman obat. Sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku  pestisida nabati seperti daun pepaya, brotowali, bawang putih, mimba, kipait,  saliara, suren, dan jarak pagar. Hal ini disampaikan Danu Setiyawan mahasiswa KKN UNY dalam sosialisasi pertanian di Desa Canan, Wedi, Klaten. Lebih lanjut mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jerman tersebut mengatakan banyak manfaat yang diberikan oleh pestisida nabati diantaranya harga murah karena bahan baku tersedia di alam, mudah terurai, proses pembuatannya menggunakan alat sederhana dan aman bagi manusia. “Selain itu juga tidak menimbulkan kekebalan pada serangga dan dosis penggunaanya tidak mengikat” kata Danu, Senin (26/9). Pestisida nabati ini bersifat penolak, penghambat nafsu makan, penghambat perkembangan dan berpengaruh langsung sebagai racun. Ayesya Larassekar Hikmatusyaich menambahkan, alat yang diperlukan adalah blender/lumpang/lesung lalu ember dan jerigen. Bahannya rimpang jeringau 2 ons, daun sirsak 2 ons, bawang putih 10 siung, daun tembakau kering 2 ons, sabun colek 1 sendok makan dan air 3 liter berupa 2 liter air dingin  dan 1 liter air mendidih. Cara membuatnya haluskan rimpang jeringau,  daun sirsak dan bawang putih. Rendam tembakau dengan 1 liter air panas  satu malam. Masukkan semua bahan  kedalam ember, tambahkan air dingin 2 liter  dan sabun colek,  kemudian aduk sampai  tercampur rata dan diamkan 1 malam. Saring dan simpan dalam jerigen. “Penggunaannya cukup campurkan 100 ml pestisida dalam 10 liter air, lalu semprotkan pada tanaman” kata Ayesya. Menurut mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Perancis itu tembakau mengandung zat nikotin tinggi serta rasanya sangat pahit dan bau menyengat bawang putih tidak disukai beberapa serangga dan hama. Sementara rimpang jeringau mengandung arosone, kalomenol, kalomen, kelomeone dan metil  eugenol. Zat-zat tersebut efektif untuk mengendalikan hama Wereng Coklat. Daun sirsak mengandung zat annonain dan resin yang efektif untuk mengendalikan thrips  dan wereng coklat. Rimpang jeringau dan daun sirsak adalah sebagai bahan utama  dalam pembuatan pestisida ini, sementara daun tembakau dan bawang putih  sebagai bahan penguat tambahan. Nikotin pada tembakau efektif untuk  mengendalikan hama penghisap (hama jenis kutu-kutuan) dan hama ulat. Dan bawang putih dengan baunya yang menyengat mampu mengusir serangga dan  hama.

PPL Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten Agus Wiyana mengatakan penggunaan pestisida nabati sangat disarankan agar semakin banyak digunakan pada lahan-lahan pertanian sehingga produk makanan yang dihasilkan kian sehat dan bebas bahan pencemar. “Selain itu juga mengurangi kematian mikrobia ataupun musuh alami” kata Agus Wiyana. Salah satu peserta sosialisasi, Sugono menyatakan bahwa pestisida yang seharusnya untuk hama wereng, saat dicoba di tanaman cabai ternyata hama kutu putih juga ikut berkurang.

Kegiatan ini merupakan salah satu inisiasi dari mahasiswa KKN UNY Ngemplak, Canan, Wedi, Klaten yang terdiri dari Danu Setiyawan prodi Pendidikan Bahasa Jerman, Revika Wiladatika Pendidikan Bahasa Perancis, Aditya Putra Bhayangkara Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Owen Christover Pasaribu Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Ayesya Larassekar Hikmatusyaich, Pendidikan Bahasa Perancis, Radhina Wulansih Pendidikan IPA, Fatmah Nurul Pertiwi Psikologi, Rizqia Wafda Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Aufaa Bagas Sadewa PJSD. Menurut Fatmah Nurul Pertiwi kegiatan ini dilaksanakan karena adanya masalah terkait wabah hama wereng dan harga pupuk yang kian mahal sehingga untuk meringankan hal tersebut dilakukan solusi alternatif dengan sosialisasi pembuatan dan penggunaan pestisida nabati.

Penulis : Dedy

Editor : Ardi