Kelompok Teater Sekrup kembali menyapa para pencinta seni peran dengan menggelar Pentas Raya, sebuah pertunjukan yang memadukan drama, seni visual, dan musik. Pentas Raya merupakan pertunjukkan teater yang mengolaborasikan semua bidang artistik yang ada pada Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Sekrup Fakultas MIPA UNY. Acara yang berlangsung di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta tersebut mengusung tema ‘Antara Hancur atau Bangkit’, sebuah refleksi emosional tentang perjuangan, mimpi, dan dinamika kehidupan para pelaku.
Pertunjukan kali ini membawa penonton ke balik layar kehidupan seorang aktor muda bernama Dharma, yang berusaha meraih mimpinya di tengah berbagai tantangan hidup. Naskah ditulis oleh Rionaldho Etano Taruna Tama dengan gaya penulisan yang menyentuh dan sarat makna, dengan sutradara Lintang Oktavia Laurent.
Menurut Rionaldho Etano Taruna Tama pengambilan judul ‘Titik Koma’ atau semicolon merupakan simbol keberanian, harapan, dan kelanjutan hidup. “Semicolon digunakan dalam tulisan ketika penulis memilih untuk mengakhiri kalimat, tetapi memutuskan untuk melanjutkannya sehingga semicolon mewakili keputusan untuk melanjutkan hidup meskipun menghadapi kesulitan yang besar” katanya, Rabu (4/12). Simbol semicolon sering digunakan untuk menunjukkan dukungan bagi orang-orang yang berjuang dengan depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Titik Koma mengisahkan perjuangan siswa SMA bernama Dharma untuk mencari jatidiri lewat kesukaannya pada seni lukis. Walau oleh sang ayah sering dibandingkan dengan Kirana, adik semata wayangnya yang sering mendapat kejuaraan dalam bidang akademik namun Dharma tetap membuktikan bahwa dengan seni lukis juga masih bisa eksis. Titik balik terjadi saat ayahnya divonis kanker stadium akhir dan harus menjual rumahnya untuk pengobatan dan pindah ke Yogyakarta. Di kota ini Dharma masih menghadapi sejumlah kesulitan yang memuncak pada saat ayahnya meninggal dunia. Dharma yang sempat berputus asa dan ingin bunuh diri mengurungkan niatnya dengan tekad ‘Hiduplah Satu Hari Lagi’. Terbukti dengan ‘hidup satu hari lagi’ diiringi usaha dan upaya yang dilakukan akhirnya Dharma berhasil meraih beasiswa untuk kuliah di Inggris sesuai keinginannya saat masih di kota asal.
Pentas ini melibatkan lebih dari 20 pemain dan kru, dengan latar panggung yang dirancang secara dinamis oleh tim artistik Sekrup. Musik pengiring yang diaransemen secara live oleh Fachri Ramdhan turut memberikan nuansa emosional pada setiap adegan. Penonton yang hadir memberikan respons yang sangat positif. "Ini bukan hanya sekadar pertunjukan teater, tapi juga pengalaman emosional yang mengingatkan kita untuk menghargai kerja keras para seniman" ujar Ani, salah satu penonton.
Kelompok Sekrup, yang telah berdiri sejak 19 Oktober 1997, terus berkomitmen untuk mengangkat seni teater sebagai bagian penting dari budaya Indonesia. Dengan acara Pentas Raya ini, mereka berharap dapat semakin memperluas apresiasi masyarakat terhadap seni peran.