Workshop Pengembangan Laman dan Pelatihan Fotografi

2
min read
A- A+
read

Pelatihan fotografi di lapangan

Laman ramah disabilitas berarti bahwa situs web, alat, dan teknologi dirancang dan dikembangkan sehingga penyandang disabilitas dapat menggunakannya. Lebih khusus lagi, orang dapat memahami, menavigasi, berinteraksi, dan berkontribusi pada Web. Secara internasional untuk meningkatkan aksesibilitas web rekomendasi yang diakui adalah The Web Content Accessibility Guidelines (dikenal sebagai WCAG). WCAG menjelaskan cara membuat layanan digital, situs web, dan aplikasi dapat diakses oleh semua orang, termasuk pengguna yang memiliki gangguan pada penglihatan - seperti orang yang mengalami gangguan penglihatan berat (buta), gangguan penglihatan (penglihatan sebagian) atau buta warna. Juga dapat diakses orang yang memiliki gangguan pendengaran - seperti orang yang tuli atau sulit mendengar, gangguan mobilitas - seperti mereka yang merasa sulit menggunakan mouse atau keyboard, serta gangguan berpikir dan memahami - seperti orang dengan disleksia, autisme atau kesulitan belajar. Hal ini disampaikan dosen prodi Pendidikan Luar Biasa UNY Pujaningsih, Ed.D dalam worskhop pengembangan laman dan pelatihan fotografi di Sekuro Resort Beach Jepara. “Prinsip WCAG adalah dapat diindera, dapat dioperasikan, dapat dipahami dan tangguh” kata Pujaningsih, Minggu (17/12). Pengguna dapat menggunakan keyboard dan bukan mouse, mengubah pengaturan browser untuk membuat konten lebih mudah dibaca, menggunakan pembaca layar untuk 'membaca' (berbicara) konten dengan keras, menggunakan kaca pembesar layar untuk memperbesar bagian layar serta menggunakan perintah suara untuk menavigasi situs web. Prinsip-prinsip tersebut berlaku untuk semua aspek layanan termasuk kode, konten, dan interaksi.

Workshop ini juga mendatangkan narasumber dari UIN Walisongo Semarang, H. Moch. Muhaimin, S.Ag., M.M., Kepala Bagian Kerja Sama Kelembagaan dan Humas. Sharing pengalaman terkait pengembangan laman ramah difabel ini karena pada tahun ini UIN Walisongo mendapatkan predikat informatif peringkat ke-3 dari Komisi Informasi Pusat. Dalam paparannya Muhaimin mengatakan bahwa struktur organisasi itu merupakan kunci utama yang penting, karena butuh support data dari berbagai pihak, dan bagaimana keterlibatan unit-unit penyedia sumber data dalam membangun laman. Langkah pertama adalah menyusun struktur organisasi untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi dengan sumber data. Pengembangan/perencanaan strategi mensosialisasikan PPID kepada pemangku kepentingan salah satunya dengan menjalin kemitraan dengan pers/mass media. Selalu melakukan inovasi dalam memberikan layanan informasi pada stakeholder - termasuk didalamnya adalah inovasi bagi disabilitas. Menyebarkan virus keterbukaan di lingkungan internal - karena penentangan utama keterbukaan adalah pada internal lembaga, demikian ungkap pria kelahiran Tegal ini.

Sedangkan CEO G Kreatif, Giyo Fani menyampaikan bahwa belajar fotografi menjadi penting karena fotografi adalah satu cara untuk menyimpan kenangan atau moment yang tidak bisa terulang, baik waktu dan kejadian. Humas sebagai salah satu garda depan bagi sebuah lembaga sebaiknya juga perlu menguasai kemampuan fotografi dengan baik.  Giyo Fani juga memberikan praktik fotografi sederhana dengan menggunakan gawai yang merupakan alat pegangan keseharian para humas di UNY. Menurutnya komposisi dan pencahayaan memegang peran penting dalam fotografi. “Jika Anda ingin menyoroti lokasi atau objek foto terlihat luas atau megah, maka ambillah foto dari bawah. Berikan latar belakang yang menarik dan bukan latar yang kosong, jadi akan memberikan tekstur pada komposisi” tegasnya. Giyo Fani mengajarkan Jika ingin menunjukkan informasi maka fotolah dengan simbol atau unsur semiotik yang ada di lokasi yang kita foto. Dan jika menginginkan foto terlihat jelas dan indah maka aturlah posisi foto tidak membelakangi sumber cahaya. Foto dengan pencahayaan, komposisi, dan penataannya yang baik hanya memerlukan sedikit editing. Memotong/cropping foto dan mengikuti 'aturan sepertiga' akan membuat orang melihat elemen yang ingin diperlihatkan kepada mereka. Giyo Fani mengingatkan bahwa semakin baik fotografi, semakin besar kemungkinan Anda bisa membuat orang yang melihat foto untuk bertindak, entah sekedar menyukainya atau malah membagikan foto itu karena merupakan sumber informasi yang membantu menjadikan referensi.

Workshop diikuti oleh 60 orang pengelola humas UNY yang berasal dari rektorat, fakultas maupun lembaga. Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Prof. Edi Purwanta bersyukur atas capaian UNY pada Anugerah Diktiristek 2022, yang berhasil menyabet 11 penghargaan, yaitu 8 predikat emas, 2 perak, dan 1 perunggu. "Dari yang sudah berhasil kita capai, mari terus lakukan inovasi agar semakin baik kedepannya. Utamanya dalam peningkatan pelayanan khususnya kepada disabilitas, UNY mendukung penuh untuk hal itu” katanya. Sedangkan Kepala Biro AKK UNY Wisnu Sunarto, MM menyampaikan bahwa kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM bidang kehumasan dan memberikan penyegaran bagi insan humas UNY untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih. Dengan tercapainya prestasi yang sudah diraih tidak lantas membuat cukup puas namun harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan lagi. "Kedepannya sebagai PTNBH, UNY harus bisa mengembangkan dan memasarkan prodi, fakultas, dan keunggulan-keunggulan di masing-masing fakultas, tidak terkecuali sekolah vokasi, dan pasca sarjana," tegas Wisnu Sunarto. Salah satu peserta workshop, Rizka, M.Pd., menyatakan bahwa sangat senang mengikuti kegiatan ini, menambah pengetahuan, wawasan serta ketrampilan, dan berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan. Ke depan perlu juga diadakan workshop dengan materi kehumasan lain. Eny Kuswandari, M.Pd, menambahkan bahwa materi terkait laman ramah disabilitas dan fotografi sangat menarik dan relevan dengan narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Secara keseluruhan kegiatan sudah bagus dan ke depan bisa lebih baik lagi.

Penulis : Dedy

Editor : Yuyun

IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus