Profesor Saliman: Pendidikan Berbasis Budaya, Kunci Karakter Bangsa di Era Globalisasi

Prof. Saliman

Di tengah kemajuan teknologi yang serba cepat dan instan, nilai-nilai budaya semakin dirasakan pentingnya untuk menghadapi berbagai tantangan sosial yang kian kompleks. Gotong royong, toleransi, dan rasa hormat, yang telah menjadi bagian integral dari identitas bangsa Indonesia, kini semakin dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada. Pendidikan berbasis budaya tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk karakter individu yang tangguh dan berintegritas. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Drs. Saliman, M.Pd., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta.

Prof. Saliman meyakini bahwa pendidikan karakter berbasis budaya bukan sekadar sebuah tren, melainkan kebutuhan mendesak yang harus segera diterapkan. Menurutnya pendidikan karakter berbasis budaya adalah kompas moral yang akan membimbing generasi muda dalam mengambil keputusan dan bertindak di masa depan.

Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Prof. Saliman adalah perlunya integrasi nilai-nilai budaya ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan akademik, tetapi juga diajak untuk memahami dan menghargai warisan budaya bangsa. Hal ini diharapkan dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap identitas budaya mereka. “Pembelajaran yang berbasis budaya memungkinkan siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga akan memiliki rasa bangga terhadap identitas budaya bangsa,” jelasnya.

Meskipun demikian, Prof. Saliman mengakui bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis budaya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah pengaruh kuat budaya asing yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal. Untuk mengatasi hal ini, dia menyarankan adanya kolaborasi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan nilai-nilai budaya. “Pemerintah juga harus memberikan dukungan yang lebih besar terhadap upaya pelestarian dan pengembangan budaya. Di sisi lain, para pendidik perlu terus meningkatkan kompetensinya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya,” tambah Prof. Saliman.

Prof. Saliman optimis bahwa dengan semakin kuatnya pendidikan karakter berbasis budaya, generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter kuat, berbudaya tinggi, dan mampu memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Dia menekankan bahwa pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan dalam bentuk generasi emas yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Penulis
Panji Nur Fitri Yanto & Lia Ika Agustin
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat