Kepemimpinan merupakan perilaku untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sehingga dalam satu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dalam masa kecil, anak-anak memiliki tugas untuk mulai mengenal diri dan membentuk karakter pribadi mereka. Untuk itu tepatlah jika orangtua mulai mengembangkan keterampilan kepemimpinan kepada anak-anak agar kelak mereka dapat menjadi pemimpin masyarakat dan bangsa dimasa depan. Banyak cara penanaman jiwa kepemimpinan pada peserta didik di usia dini, salah satunya dengan mengenalkan mereka kepada tokoh-tokoh pemimpin baik Indonesia maupun dunia. Pengenalan terhadap tokoh-tokoh tersebut secara alam bawah sadar dapat memunculkan rolemodel seperti apa yang akan dijadikan panutan anak itu dalam menjadi seorang pemimpin. Dari sinilah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan membuat media pembelajaran bermuatan pendidikan karakter kepemimpinan untuk anak usia dini yang dinamai monopoli dan boneka wayang (Mobaya). Mereka adalah Penny Purwaningsih dan Arifah Nurul Fadilah prodi PG PAUD serta Evania Dian Widyastuti prodi teknologi pendidikan.
Menurut Penny Purwaningsih alat permainan Mobaya bertujuan untuk mengenalkan sikap kepahlawan pada berbagai tokoh untuk anak usia 5-6 tahun. “Anak usia dini merupakan individu yang sedang ada pada masa potensial” kata Penny. Pada masa ini seluruh potensi pertumbuhan dan perkembangan yang dimiliki anak yang terdiri dari potensi perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan sosial-emosional melaju dengan pesat dan akan sangat berpengaruh pada kehidupan selanjutnya. Arifah Nurul Fadilah menambahkan pada bagian monopoli tersebut terdapat petak, kartu aksi, dan kartu apresiasi. “Dua belas petak pada monopoli meliputi start, gambar aku, ibu, kartu aksi, kartu aksi dan apresiasi, guru, robocar poli, kartu apresiasi, dan kembali ke start” katanya. Selain itu, media ini dilengkapi dengan boneka wayang dari berbagai tokoh seperti Ibu, Aku yang terdiri dari dua tokoh laki-laki dan perempuan, Guru, maupun tokoh kartun seperti Robocar Poli. Tokoh-tokoh tersebut diambil karena dapat mencerminkan sifat kepahlawanan, salah satunya suka membantu. Seperti halnya tokoh Aku yang dapat membantu teman kesusahan, tokoh Ibu yang begitu banyak jasanya seperti mengasuh dan memasak, Guru yang berjasa atau membantu dalam memperoleh pengetahuan, dan kartun Robocar Poli yang membantu temannya yang kesusahan.
Evania Dian Widyastuti mengatakan pada monopoli yang sudah ada belum terdapat media penunjang seperti boneka maupun alat peraga serta belum ada yang berkaitan dengan metode bercerita didalamnya. “Adanya hal tersebut, kami membuat inovasi dalam menggabungkan permainan monopoli dengan konsep boneka wayang sehingga menjadi media yang mampu membuat percaya diri anak dalam bercerita dan mengenalkan karakter atau sikap kepahlawanan” ujar Evania. Penerapan dari media ini diharapkan anak dapat mengenal sikap dan mencontoh sikap tersebut dalam kesehariannya. Mobaya ini diujicobakan di TK PKK Pawirotaman yang terletak di kecamatan Pawirotaman, Yogyakarta. Hasil dari observasi yang dilakukan adalah anak-anak lebih menyukai boneka dengan konsep wayang atau dapat diartikan boneka yang tangannya dapat digerakan daripada yang tidak. Selain itu, pada boneka wayang yang digunakan menggunakan konsep boneka yang tangannya dapat digerakkan. Oleh karena itu, kelebihan dari alat permainan edukatif ini adalah inovatif, interaktif, dan kreatif. (Dedy)