MENJADI ENTREPRENEUR MUSLIM DI ERA PERSAINGAN GLOBAL

MENJADI ENTREPRENEUR MUSLIM DI ERA PERSAINGAN GLOBAL

Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas (UKMF) Jamaah Al-Ishlah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) menyelenggarakan Talkshow Entrepreneur dengan tema “Menjadi Entrepreneur Muslim di Era Persaingan Global”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Departemen Ekonomi Syari’ah (EKSYA) UKMF Jamaah Al-Ishlah untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Ki Hadjar Dewantara FIS UNY baru-baru ini.

Ketua Panitia Kegiatan, Anisa Hanan Qonita, menjelaskan bahwa Talkshow Entrepreneur ini dapat menjadi wadah untuk menambah wawasan mengenai muamalah sesuai dengan syariat Islam sekaligus sebagai motivasi para generasi muda agar dapat menjadi entrepreneur sukses seperti pembicara dalam acara tersebut, yaitu Bayu Septian (mahasiswa UNY) dan Silvy Nidha Khofiyya (mahasiswa UIN Sunan Kalijaga).

“Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengetahui sistem bermuamalah dalam Islam, karena dalam bermuamalah harus didasarkan pada ilmu terlebih dahulu agar terhindar dari kegiatan yang dilarang dalam Islam seperti riba, curang, korupsi, dsb. Kedua, meningkatkan pengetahuan dan wawasan para mahasiswa tentang berbagai isu penting terkait perekonomian yang terjadi dan berkembang di kalangan masyarakat muslim saat ini. Ketiga, sebagai bekal bagi mahasiswa agar dapat menjadi problem solver (pemecah masalah) perekonomian di Indonesia.

“Dalam Talkshow ini para peserta juga diberikan kesempatan untuk sharing tentang peluang bisnis yang ada pada zaman sekarang yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagaimana yang dikatakan oleh pembicara Bayu Septian bahwa, sebuah usaha akan sukses jika kita menekuninya” jelasnya

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana mencari ilmu bagi masyarakat umum dan menumbuhkan kesadaran pemuda muslim dalam berwirausaha di era persaingan global sekarang ini. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta yang mengikutinya serta dapat menjadi kegiatan rutin dari Departemen Ekonomi Syari’ah” ungkapnya (Eko)