MENGAJAR DI PELOSOK MAHASISWA UNY TERPILIH MENJADI MAHASISWA MENGAJAR INSPIRATIF

MENGAJAR DI PELOSOK MAHASISWA UNY TERPILIH MENJADI MAHASISWA MENGAJAR INSPIRATIF

Athi' Nur Auliati Rahmah yang merupakan salah satu Mahasiswa Mengajar program Kampus Mengajar Kemdikbud-ristek RI dari UNY menjadi salah satu Mahasiswa Mengajar Inspiratif. Berkat giatnya selama pengabdian, ia terpilih untuk menjadi narasumber di acara Festival Kampus Merdeka sekaligus launching Kampus Mengajar Angkatan II bersama dengan Menteri Nadiem Makarim, Ditjen Dikti, Prof. Nizam, Direktur LPDP RI, Dwi Larso, Ph.D., Prof. Aris Junaldi, dan Jumeri, S.TP., M.Si. Hal ini tentunya sebuah prestasi yang membanggakan, mengingat ia harus berkompetisi dengan 14.600-an peserta kampus mengajar lainnya. Kegiatan-kegiatannya selama di SDN Guluk-Guluk 2, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ia abadikan Video-video dan foto-foto. Dokumentasi pun dinotice oleh panitia Kampus Mengajar, sehingga ialah yang dipilih dan dipanggil untuk tanya jawab bersama Direktur Ditjen Dikti (dalam kesempatan ini diwakili oleh sekretarisnya). Dalam tanya-jawabnya bersama dengan Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP, Sekjen Dikti, ia bercerita tentang transformasi yang ia alami setelah mengikuti Kampus Mengajar.

Athi’ merasa ada perubahan cara pandang dan bersikap terutama dlm menanggapi gap pendidikan di perguruan tinggi dengan lapangan khususnya di desa tertinggal. Mulai dari distribusi ilmu pengetahuan, fasilitas pembelajaran, motivasi belajar, peran orang tua, dan banyak lagi. “Berkat Kampus Mengajar, saya berkesempatan untuk hadir  berusaha memberi solusi atas persoalan tersebut” katanya, “Saya tahu betul bagaimana kondisi pendidikan desa ini. Siswa SD di sini selama pandemi tetap belajar di sekolah, krn tidak punya HP, susah sinyal, pun sebagian besar gagap teknologi”.

Dia mencoba untuk mengajak siswa bangkit dari ketertinggalan. Mulai dari mengenalkan materi lewat video edukasi, melakukan eksperimen yg menarik, bermitra dengan orangtua, kunjungan belajar ke rumah, membimbing hingga mereka menang lomba. Salah satu siswa yang awalnya tidak bisa mengerjakan 1/2 + 1/4, bisa meraih peringkat 1 KSN tahap 1 tingkat Kecamatan. Dan itu membuat bahagia, begitupun orangtuanya.

“Kehadiran saya pun, yang dianggap fresh dari kampus, membantu memberi sumber daya baru bagi sekolah” tuturnya.

Walaupun program Kampus Mengajar ini singkat, dampak dari Kampus Mengajar bisa sedikit banyak mengatasi permasalahan-permasalahn pendidikan  yang ada di lapangan selama pandemi. (Athi’)