Mahasiswa UNY Sabet Prestasi Di Faperta Fair

Juara Faperta Fair

Tim Sugeng Enjing Universitas Negeri Yogyakarta, meraih Gold Medal dan juara harapan 2 pada Lomba Essay Nasional Faperta Fair 5 bidang Pertanian. Mereka adalah Jania Cahya Rani (Ketua), Arya Yusuf, Azka Bima Ladayya, Puspita Widyaningrum, dan Ravi Al-Fadhillah, di bawah bimbingan dosen Dr. Tien Aminatun, S.Si., M.Si., mengusung Tisagrind: Optimalisasi Smart Agriculture Berbasis Blue Economy dengan Teknologi Robot Cerdas dan Kemandirian Energi untuk Mendukung Food Estate Indonesia 2045.

Faperta Fair 5 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Sentosa Foundation yang bekerjasama dengan Universitas Dhyana Pura Bali, yang dilaksanakan belum lama ini. Kegiatan ini bertemakan ‘Peran Inovator Muda untuk Menghadapi Persaingan Global Guna Menyongsong Indonesia Emas 2045’ dengan pengklasifikasian dua kategori presentasi lomba yaitu Essay presentation yang presentasi menggunakan media power point, dan Poster presentation dengan poster yang di cetak sebagai media untuk presentasi.

Lomba Essay Nasional Faperta Fair 5 ini dihadiri oleh 28 Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta dari 17 Provinsi di Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 357 finalis yang mempresentasikan karyanya secara langsung di Bali, serta mengikuti seluruh rangkaian acara dari perlombaan hingga fieldtrip.

Tim Sugeng Enjing mengusung konsep Tisagrind yang mengintegrasikan pertanian cerdas berbasis teknologi robotika dan energi terbarukan. Dalam proyek ini, mereka memanfaatkan teknologi smart agriculture yang menggunakan robot cerdas untuk mengelola pertanian dengan lebih efisien dan berkelanjutan. Teknologi ini juga mendukung konsep blue economy yang fokus pada keberlanjutan sumber daya alam dan kemandirian energi.

Tisagrind Agriculture System mengembangkan greenhouse dengan pendekatan aquaponik dan sistem Document Object Model (DOM) yang tahan terhadap perubahan iklim untuk mewujudkan kemandirian pangan. Sistem ini dilengkapi dengan sensor otomatis untuk mengontrol suhu, kelembaban, dan kualitas air. Selain itu, robot cerdas atau T-Robotica membantu operator dalam melaksanakan tugas di ruangan Tisagrind dengan menggunakan sensor dan kamera untuk mendeteksi penyakit dan memastikan tanaman siap panen.

Ruang Kontrol Energi atau T-Energy Control Center menggunakan sumber energi mandiri dengan mengintegrasikan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Microbial Fuel Cell (MFC) yang mengolah limbah pertanian menjadi energi terbarukan. Panel surya transparan digunakan pada atap ruangan greenhouse agar tidak menghalangi proses fotosintesis pada tanaman, sementara MFC mengubah energi kimia menjadi listrik dengan bantuan mikroorganisme. Tim Sugeng Enjing berharap konsep Tisagrind dapat mendukung ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2045 serta visi Indonesia Emas 2045

Penulis
Arya Yusuf
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus