Mahasiswa UNY Kenalkan Siswa Dengan Kelistrikan Sederhana

1
min read
A- A+
read

Praktik kelistrikan sederhana

Salah satu materi IPA di kelas 6 SD semester genap adalah komponen listrik. Materi kelistrikan di jenjang ini masih dasar dan cukup abstrak untuk tingkat kognitif anak kelas 6 SD. Banyak kosakata yang mungkin baru didengar oleh anak berumur belasan tahun ini, seperti muatan, proton, elektron, dinamo, generator dan lain sebagainya. Oleh karena itu guru harus mempunyai kreativitas agar materi kelistrikan yang disampaikannya dapat diterima siswa. Seperti yang dilakukan Tanti Rahayu, mahasiswa program studi Pendidikan IPA FMIPA UNY dengan membuat senter sederhana.

Tanti bersama Islahyati dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan Titi Setiyana dari Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto membuat kegiatan pembelajaran kelistrikan bagi siswa kelas 6 di SDN Kertasinduyasa 02 Brebes Jawa Tengah. "Kegiatan ini cukup sederhana, hanya perlu 2 baterai dengan total tegangan 3 V sebagai sumber listrik, kabel penghubung sebagai media jalannya arus listrik dan satu buah lampu LED. Anak-anak sangat senang, hingga berebutan untuk menyalakan lampu" kata Tanti, Senin (18/7). Bahan yang diperlukan adalah batu baterai, kabel dan lampu LED. Menurutnya langkah pembuatan senter sederhana itu adalah merekatkanlah kedua baterai menggunakan selotip. Usahakan kedua kutub baterai menempel dengan sempurna. Lalu kupas kedua ujung kabel menggunakan cutter sehingga kawatnya terlihat. Lilitkan masing-masing satu ujung kabel pada kutub positif dan negatif baterai. Lilitkan ujung kabel lain dari kutub baterai positif ke kaki lampu LED yang panjang dan ujung kabel lain dari kutub baterai negatif lilitkan ke kaki lampu LED yang pendek. Lampu LED pun akhirnya dapat menyala. Islahyati mengatakan dengan membuat senter sederhana, guru dapat memvisualkan secara nyata bagaimana proton yang berada di kutub positif baterai, elektron yang berada di kutub negatif baterai dan jalannya arus listrik sehingga lampu LED pun menyala. Dengan pengalaman belajar secara langsung dan pengemasan kegiatan belajar yang menarik, diharapkan apa yang ingin disampaikan seorang guru dapat secara maksimal ditangkap dan dipahami oleh peserta didik.

Tanti Rahayu, Islahyati dan Titi Setiyana adalah mahasiswa kampus mengajar yang ditugaskan di SDN Kertasinduyasa 02 Brebes. Kampus Mengajar adalah salah satu program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Program ini memiliki beberapa tujuan. Salah satunya yaitu menerjunkan mahasiswa terpilih dari seluruh Indonesia untuk membantu guru dalam pembelajaran yang terdampak pandemi. Mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar peserta didik dan mengurangi fenomena learning lost akibat pandemi Covid-19.

"Kehadiran kami di sekolah ini awalnya memang cukup asing bagi warga sekolah. Namun seiring berjalannya waktu, tentu saja keadaan berubah. Setiap pagi kami disambut sapaan dan senyuman hangat anak-anak yang memanggil kami ibu, anak-anak yang berebut perhatian kami saat belajar di kelas dan masih banyak lagi hal-hal yang tentu tidak kami dapatkan di dalam kampus" ujar Titi Setiyana. Pengalaman para mahasiswa kampus mengajar tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi sekolah, guru, peserta didik maupun mahasiswa yang secara langsung terlibat didalamnya. Untuk pendidikan yang lebih baik seyogyanya diciptakan pembelajaran dan suasana belajar yang lebih baik juga. (Dedy)

 

 

IKU
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus