Keselamatan kerja di industri pertambangan bawah tanah merupakan prioritas utama. Menjawab tantangan ini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil mengembangkan inovasi yang dapat meningkatkan perlindungan bagi para pekerja tambang. Melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), tim mahasiswa yang berasal dari Pendidikan Teknik Elektronika angkatan 2021 menciptakan “HELPER: Helm dan Rompi Proyek Cerdas Detektor Gas Berbahaya Pertambangan Bawah Tanah Berbasis Internet of Things dan Artificial Intelligence”. Tim ini dipimpin oleh Muhammad Syarif Al Luthfi dan tiga anggotanya yaitu, Nurul Rafita, Muhammad Rizki Fadillah, dan Ardelia Amanda Putri dengan didampingi oleh Dr.Ir. Fatchul Arifin, M.T. sebagai dosen pembimbing.
Insiden ledakan gas yang terjadi di tambang bawah tanah PT Nusa Alam Lestari pada tahun 2022 menjadi pengingat akan pentingnya inovasi dalam sistem keamanan dan keselamatan kerja. Dari kejadian tersebut, tim PKM UNY merasa semakin terdorong untuk menghadirkan HELPER sebagai solusi yang tidak hanya meningkatkan keselamatan pekerja tambang, tetapi juga meningkatkan efisiensi kerja di sektor pertambangan.
“HELPER hadir sebagai solusi yang tidak hanya meningkatkan keselamatan pekerja tambang, melainkan juga efisiensi kerja di sektor pertambangan," ungkap ketua tim Muhammad Syarif. Menurutnya HELPER dikembangkan sebagai inovasi detektor gas yang mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). HELPER ini dirancang sebagai helm dan rompi ergonomis yang mudah dikenakan oleh pekerja dan dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi gas seperti metana, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida. Perangkat ini memberikan peringatan dini melalui indikator visual dan web dashboard monitoring, yang memungkinkan pemantauan dan respons cepat terhadap bahaya.
Keunggulan HELPER dibandingkan dengan yang lain adalah memiliki keandalan dan tingkat akurasi yang tinggi dalam mendeteksi gas serta dapat digunakan secara efisien di medan tambang yang menantang karena perangkat ini tidak termasuk perangkat berat yang tertanam dalam tambang. Selain itu, perangkat ini juga lebih portabel dibandingkan alat deteksi gas konvensional yang umumnya berat dan kurang fleksibel.
Muhammad Syarif berharap bahwa inovasi ini tidak hanya memberikan solusi deteksi gas yang inovatif dan portabel, tetapi juga dapat menetapkan standar baru dalam keselamatan alat pelindung diri di pertambangan bawah tanah, berkontribusi pada pengurangan kecelakaan kerja dan peningkatan keselamatan pekerja.