Mahasiswa KKN UNY Membuat Perangkap Lalat Buah Sederhana Bagi Warga Dusun Bengkak

1
min read
A- A+
read

Perangkap lalat buah

Mahasiswa KKNR 8380 UNY yang berkedudukan di Dusun Bengkak, Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul membuat perangkap lalat buah sederhana dengan petrogenol. Mereka adalah M. Azhari Ramadhan (Ilmu Sejarah), Andika Chandra Yudhatama (Teknik Manufaktur), Rizqi Khoirunnisa Windari (Administrasi.Publik), Salsabila Firda Azizah (Manajemen), Vara Dela Denis Saputri (Sastra Inggris), Devi Qusnul Qotimah (Manajemen), Hilmi Ardian Permana (Fisika), Aulia Nur Haliza (Sastra Indonesia) dan Fatonah Azahro Anhar (Biologi).

Menurut Ketua Kelompok KKN M. Azhari Ramadhan proyek perangkap lalat buah ini berdasarkan informasi dari petugas penyuluh pertanian Kalurahan Kanigoro, Gunung Kidul tentang masalah serangan lalat buah yang merusak hasil panen petani di desa Bengkak. “Kami mengadakan pertemuan dengan para petani setempat dan mendengarkan cerita mereka tentang betapa merusaknya serangan lalat buah terhadap buah-buahan mereka” ungkapnya, Rabu (27/9). Dari sini tercetuslah ide untuk membuat perangkap lalat buah sederhana menggunakan petrogenol.

Fatonah Azahro Anhar menambahkan, petrogenol berasal dari hormon seksual lalat betina. “Kami mendapat petrogenol dari toko pertanian lokal” kata Fatonah. Dengan menggunakan botol plastik bekas dan menambahkan petrogenol ke dalam botol, mereka berhasil merancang perangkap lalat buah  yang efektif. Setelah perangkap-perangkap ini selesai dibuat, para mahasiswa KKN mulai menempatkannya di kebun-kebun petani yang terkena serangan lalat buah. Mereka juga memberikan pelatihan kepada petani tentang cara menggunakan perangkap ini dengan efektif.    Selama beberapa minggu secara rutin perangkap lalat buah diperiksa dan hasilnya sangat menggembirakan. Perangkap berhasil menarik dan menangkap banyak lalat buah, mengurangi serangan lalat buah yang merusak hasil panen petani.

Andika Chandra Yudhatama mengatakan selama tinggal di Desa Bengkak mereka juga terlibat dalam  berbagai kegiatan sosial dan komunitas sekaligus memperkuat ikatan dengan masyarakat setempat. Mereka juga mendiskusikan ide tentang cara menjaga pertanian berkelanjutan dan cara melindungi tanaman dari serangan hama di masa depan. “Proyek ini tidak hanya membantu para petani melindungi hasil panen mereka, tetapi juga memberikan contoh tentang bagaimana pendidikan tinggi dapat berdampak positif pada komunitas lokal” paparnya. Dengan kerja sama dan semangat kebersamaan, para mahasiswa berhasil memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Salsabila Firda Azizah berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat menjadi lebih bersemangat dalam bertani dan meningkatkan produktivitas lahannya agar nantinya lahan mereka bisa dimanfaatkan secara optimal serta menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dusun Bengkak.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

MBKM