GERAKAN PEDULI ANAK PANTI (GPAP) BERSAMA KETUA MUHAMMADIYAH GUNUNGKIDUL SERAHKAN BANTUAN SEMBAKO

GUNUNGKIDUL (22/06) | Pemenuhan gizi para santri cukup penting untuk memajukan kegiatan belajar di Pesantren. Berkomitmen untuk menghadirkan kemajuan tersebut, Profesor Sutrisna Wibawa selaku Dewan Pertimbangan Gerakan Peduli Anak Panti (GPAP) bersama Prof. Ariswan, menyerahkan bantuan sembako sebanyak 30 boks kepada Pondok Pesantren Sambirejo Karangmojo Gunungkidul.

Penyerahan wakaf tersebut dilakukan pada Jum'at (19/06), oleh Prof. Sutrisna Wibawa didampingi Dekan FMIPA UNY Dr. Ariswan dan Ketua Dewan Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Gunungkidul Drs. H. Sadmonodadi. Bahan sembako tersebut layaknya diungkapkan KH. Harun Al Rasyid selaku Pimpinan Pesantren, akan digunakan untuk konsumsi 300an lebih santrinya selama sebulan.

"Dengan ini kami serahkan sembako yang dihimpun dari swadana para donatur GPAP yang diketuai Prof. Suyanto, Ph.D., untuk diwakafkan kepada Pondok Pesantren. Semoga bermanfaat untuk umat," jelas Sutrisna.

Bantuan Sudah Berlangsung Rutin

Selain bantuan sembako yang berlangsung pada bulan ini, KH. Harun Al Rasyid mengungkapkan bahwa GPAP telah menyalurka bantuan secara rutin kepada pihaknya setiap bulan.

Ia mengaku bantuan tersebut sangat bermanfaat untuk operasional pondok pesantren. Terlebih, pondok pesantrennya sejak didirikan tidak memungut biaya apapun. Termasuk untuk bersekolah di jenjang SMP dan SMK Al Hikmah Karangmojo yang berada dalam satu komplek dengan pesantren tersebut.

Sedangkan banyak santrinya, kurang lebih sekitar 80 % berasal dari berbagai daera di luar Gunungkidul, beberapa diantaranya dari kabupaten lain di DIY dan adapula siswa berasal dari berbagai pelosok negeri yaitu Papua, jambi, Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat.

"Selama pandemi Corona, mereka tidak bisa pulang sedangkan sekolah sesuai kebijakan Pemerintah diliburkan. Bantuan dari GPAP sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan santri," ungkap Kiai Harun.

Bantuan Sembako yang diberikan GPAP, ungkap Kiai Harun, sangatlah beragam. Terdapat makanan seperti beras, telur, mie instan, hingga minuman dan vitamin suplemen. Bantuan ini disebutnya membantu visi Pesantren AL Hikmah untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada anak-anak usia sekolah yang kurang mampu dari segi ekonomi sehinga mereka dapat meneruskan pendidkannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Karena memang Siswa SMP ALHIKMAH ini berasal dari berbagai kabupaten di seluruh daerah Istimewa Yogyakarta bahkan ada juga yang berasal dari luar DIY. Sebagian besar siswa SMP AL HIKMAH ini berasal dari keluarga yang kurang mampu," ungkap Kiai Harun.

Agar Anak Yatim Tak Merasa Yatim

Diungkapkan terpisah oleh Prof. Suyanto, Ph.D dalam peluncuran GPAP (02/03), bantuan yang diluncurkan oleh yayasan berbadan hukum yang diketuainya tersebut bertujuan agar anak yatim tak merasakan hidup kurang layak. Fasilitas hidup yang layak dan kesempatan belajar, menjadi dua hal yang ingin dihadirkan oleh GPAP.

Hal ini telah dibuktikan di Panti Sejahtera, yang menjadi lokasi peluncuran GPAP. Panti tersebut memiliki bangunan layaknya rumah perumahan dengan joglo yang cukup besar. Bahkan, panti itu berdiri di atas sebuah bukit yang seluruh tanahnya merupakan wakaf dari seorang dermawan.

"Panti ini tidak kelihatan seperti panti. Tanah dan bangunannya, termasuk makam muslim yang juga ada di gunung ini, merupakan donasi dari dermawan Jakarta. Melalui fasilitas ini, kami tidak ingin anak yatim merasa yatim," imbuh Suyanto.

Kedepan, GPAP akan menggunakan pola seperti yang telah dilakukan di Panti Sejahtera dalam membina panti lainnya seperti Pondok Pesantren Sambirejo. Termasuk mengantarkan anak asuh yang tinggal di panti, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi di UNY Kampus Gunungkidul yang berlokasi relatif dekat dengan Panti Sejahtera.

"Jadi anak di pondok pesantren di Gunungkidul, termasuk di Pondok Pesantren Sambirejo, harapannya bisa melanjutkan hingga sarjana," pungkas Suyanto. (ilham)