Dosen UNY Melakukan Kegiatan Visiting Professor di Kazakhstan

1
min read
A- A+
read

Didik Nurhadiyanto mengajar di Kazakhstan

Gasket asbes adalah paking yang baik untuk mencegah kebocoran, namun asbes mengandung zat kimia yang sangat berbahaya dan menyebabkan penyakit serius. Di Jepang penggunaan asbes sudah dilarang sejak tahun 2008. Pengganti gasket asbes tersedia namun dengan harga mahal, kinerja lebih rendah dan pemanfaatan lebih singkat sehingga kebutuhan gasket pengganti asbes sangat mendesak. Hal ini diungkapkan Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, ST., MT., IPU, ASEAN Eng. dalam kuliah umum di depan staf dan mahasiswa S1, S2 dan S3 Department Mining and Metallurgical Institute, Satbayev University, Kazakhstan. Lebih lanjut Didik memaparkan setelah asbes dilarang maka penelitian tentang gasket alternatif mulai dikembangkan. Doktor bidang Material Mechanics Yamaguchi University Jepang itu menjelaskan terkait bagaimana pengembangan gasket metal bergelombang berbahan SUS304 sebagai ganti dari material asbes yang sudah dilarang baik penggunaan maupun produksinya. “Gasket metal bergelombang dibuat dua gelombang bagian atas dan bawah untuk memperkecil gaya pengetatan pada baut dan memberikan efek pegas agar tidak terjadi pelepasan pengencangan baut” katanya, Selasa (10/1). Pengembangan gasket metal bergelombang juga dengan melapisi material SUS304 dengan nikel atau tembaga melalui proses electroplating. Saat ini gasket metal bergelombang sudah dipakai di beberapa industri.

Selain masalah gasket, Koordinator program studi teknik manufaktur Fakultas Teknik UNY tersebut juga membahas masalah pengembangan panel anti peluru berbahan dasar serat rami. Hal ini dilakukan karena pengembangan serat tahan peluru berbahan dasar kevlar dan keramik memang bagus namun tidak ramah lingkungan dan berbiaya produksi tinggi. Menurutnya serat rami (boehmeria nivea) merupakan salah satu serat alam yang memiliki sifat mekanik yang sangat baik, yaitu kekuatan tarik 849MPa dan kekencangan 16MPa. “Kelemahan serat rami adalah tidak mampu menahan ketajaman meskipun serat rami tahan terhadap uji tarik dengan sangat baik” papar Didik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan panel peluru berbahan serat rami dengan memberikan bahan keras di depan serat rami sebagai first strike layer. Material yang digunakan harus mampu mematahkan material peluru. Pecahnya bahan peluru akan menumpulkan peluru, kemudian peluru akan terjerat oleh serat rami. Situasinya akan berbeda jika posisi dibalik, yaitu serat rami diletakkan di depan dan bahan keras diletakkan di belakang. Peluru akan tetap menembus panel karena serat rami yang ditempatkan di depan akan mudah ditembus peluru tajam. Pengembangan panel anti peluru untuk menahan peluru level II, IIIA, III, dan IV standar National Institute of Justice (NIJ). Untuk peluru level II dan IIIA cukup menggunakan Ramie Fiber Reinforce Epoxy (RFRE), namun untuk level III dan IV harus ditambah first strike layer di depan RFRE berbahan tungsten carbide, silicon carbide, atau baja yang dikeraskan.

Kuliah umum yang dilakukan Didik Nurhadiyanto di Kazakhstan merupakan kegiatan visiting professor. Menurutnya kegiatan ini sangat mendukung indikator kinerja utama ke-3 yaitu dosen berkegiatan di luar kampus. Selain itu kegiatan ini juga mendukung program World Class University (WCU) UNY yang salah satu kegiatannya adalah visiting professor outbound. Didik Nurhadiyanto memberikan materi pada kuliah umum sebanyak dua topik. Topik pertama tentang masalah ‘Development of Corrugated Metal Gaskets for Pipe-to-Pipe Joints’, sedangkan topik kedua adalah ‘Development of Composite Hybrid Ramie Fiber Reinforced Epoxy (RFRE)-Tungsten Carbide, Ceramic SiC, and Harderned Steel as Bulletproof Panel NIJ Standard’.

Penulis : Didik

Editor : Dedy

 

IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus