Cegah Pencurian Ikan Kerapu Menggunakan NetFarms

Rancangan Netfarms

Mahasiswa Fakultas Teknik UNY merancang sistem pemantauan keramba jaring apung berbasis Long Range (LoRa) dengan fitur pendeteksi pencurian guna mencegah kerugian pada budi daya ikan kerapu. Mereka adalah Fitriana Dyah Ayu Rahmadhani, Naufal Faiq Azhar dan Rifky Andigta Al Fathir prodi Pendidikan Teknik Elektro serta Shaiful Abas dan Nauval Hibrizi prodi Pendidikan Teknik Mekatronika.

Menurut Ketua Tim Fitriana Dyah Ayu Rahmadhani bisnis ikan kerapu merupakan salah satu produk yang menjanjikan karena tingginya permintaan konsumen. “Namun, kegiatan budi daya ikan kerapu juga memiliki risiko kerugian yang cukup tinggi, seperti pencurian ikan dan kematian massal ikan akibat kondisi lingkungan perairan yang tidak sesuai” kata Dyah, Rabu (30/8). Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuah teknologi pada sistem pemantauan keramba jaring apung yang efektif. Saat ini kebanyakan pengusaha budi daya ikan kerapu masih menggunakan metode pemantauan yang konvensional, seperti membayar orang untuk memeriksa kondisi keramba secara berkala pada malam hari menjelang panen, yang mana hal tersebut dapat menghabiskan waktu, tenaga dan biaya, sehingga dapat disimpulkan metode ini kurang efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karenanya Dyah dan kawan-kawan merancang sistem pemantauan keramba jaring apung berbasis LoRa yang dinamai NetFarms.

Naufal Faiq Azhar menambahkan NetFarms merupakan sistem pemantauan keramba jaring apung berbasis LoRa (Long Range) yang dilengkapi dengan fitur pendeteksi pencurian dengan menggunakan sensor laser dan Light Dependent Resistor (LDR) dikombinasikan dengan sensor PIR (Passive Infra Red). LoRa adalah teknologi wireless yang memungkinkan pengiriman data dalam jarak yang jauh dengan konsumsi daya yang rendah” papar Naufal. Penggunaan NetFarms, dapat membantu pengusaha budi daya ikan memantau kondisi keramba secara real-time melalui aplikasi yang tersedia di smartphone atau komputer tanpa perlu lagi membayar seseorang untuk memeriksa kondisi keramba. Fitur pendeteksi pencurian pada NetFarms juga dapat memberikan notifikasi langsung ke pengusaha budi daya ikan jika terdeteksi adanya aktivitas mencurigakan di sekitar keramba, sehingga pengusaha budi daya ikan dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah pencurian. NetFarms juga dilengkapi dengan sistem pemantauan kecocokan perairan terhadap pertumbuhan ikan kerapu supaya dapat menunjang proses pertumbuhan. NetFarms diharapkan dapat membantu pengusaha ikan kerapu meningkatkan efektivitas pemantauan keramba jaring apung dan mencegah kerugian yang disebabkan oleh pencurian ikan atau faktor lainnya.

Rifky Andigta Al Fathir menjelaskan sistem keamanan pada NetFarms bekerja dengan cara mendeteksi gerakan yang mencurigakan di sekitar keramba jaring apung, menggunakan sensor laser sebagai pemancar cahaya yang diterima oleh LDR sebagai receiver. Jika laser tersebut dipotong atau ditabrak oleh seseorang maka sensor akan mengirim data biner ke mikrokontroler. Parameter kedua untuk mengetahui adanya tindakan pencurian di keramba jaring apung dengan menggunakan sensor PIR, di mana sensor ini dapat membedakan suhu tubuh manusia dengan hewan lainnya. Penggunaan dua sensor pada sistem keamanan ini dapat meningkatkan keamanan pada sistem. Hasil pemantauan tersebut akan dikirim dengan teknologi LoRa ke smartphone pembudidaya ikan kerapu dalam bentuk notifikasi dan bunyi sirine.

Konsep teknologi NetFarms dijabarkan Shaiful Abbas, dimana NetFarms hadir dilengkapi dengan tiga sistem yaitu sistem keamanan, sistem pemantauan kecocokan perairan, dan sistem kelistrikan. Ketiga sistem tersebut terintegrasi satu sama lain melalui mikrokontroler ESP 32, di mana listrik pada NetFarms disuplai melalui PLTS off grid dan turbin angin vertikal yang disimpan pada akumulator. Sistem keamanan pada Netfarms menggunakan dua sensor yaitu laser dan PIR untuk mendeteksi gerakan yang mencurigakan di dekat keramba jaring apung” kata Shaiful. Jika terdeteksi tindakan pencurian ikan maka sensor akan mengeluarkan dua output yang sudah dikelola oleh mikrokontroler, output yang pertama berupa bunyi sirine di keramba jaring apung untuk mengusir pencuri ikan, dan output yang kedua berupa notifikasi di smartphone pengusaha budi daya ikan kerapu. Sistem pemantauan kualitas perairan untuk kecocokan terhadap budi daya ikan kerapu juga menggunakan dua sensor yang dikombinasikan untuk mengetahui seberapa cocok lingkungan tersebut untuk budi daya ikan kerapu. Cara kerja dari sistem ini adalah dengan mengecek kualitas perairan sekitar untuk memastikan kelayakan lingkungan perairan terhadap pertumbuhan ikan kerapu.

Karya ini berhasil meraih dana dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-KC tahun 2023.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

Kategori Humas
MBKM