FIP Perkuliahan
Departemen Pendidikan Non Formal, FIPP UNY menyelenggarakan kegiatan praktisi mengajar dalam mata kuliah Kewirausahaan Sosial pada Kamis 16 Mei 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari Kampus merdeka sebagai upaya untuk memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa dalam menerapkan konsep-konsep kewirausahaan sosial dalam konteks nyata.
Penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi membutuhkan kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia atau tenaga kependidikan yang qualified agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi.
Dalam rangka merespon kebutuhan dan perubahan kurikulum di tingkat sekolah, dengan diberlakukannya kurikulum merdeka, maka Program studi Pendidikan Sosiologi mengadakan kegiatan Setial praktisi Mengajar di Kampus dengan tema Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini dilaksanakan belum lama ini dan menjadi rangkaian awal dari kuliah praktisi yang dibuat oleh prodi Pendidikan Sosiologi.
Sebagai wujud dari upaya untuk meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta menjalin kerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan, Univeristas Malaya, Malaysia, yaitu dengan menyelenggarakan Studium Generale dengan Tema Transforming Education Landscape after COID-19, dengan menghadirkan 2 narasumber dari University of Malaya, Malaysia, Prof. Madya. Dr.
Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana UNY sekaligus Dosen PAUD FIP UNY, Nur Cholimah, M.Pd., berhasil mempertahankan disertasinya di depan Dewan Penguji dalam kegiatan Ujian Terbuka Disertasi, Selasa, 6 Juni 2022, dan berhasil meraih gelar doktor.
Keilmuwan psikologi berkembang dari waktu ke waktu. Salah satu pendekatan terbaru yang sedang berkembang di satu dekade terakhir adalah pendekatan psikologi positif. Psikologi positif berfokus untuk mewujudkan individu, kelompok, dan organisasi yang positif. Melalui terwujudnya organisasi positif, anggota dan kinerja organisasi akan meningkat secara dinamis.
Beberapa tempat di Indonesia, bahkan sebagian area di Yogyakarta belum memperoleh akses pendidikan yang layak. Ekonomi keluarga, fasilitas belajar, kondisi psikologis siswa, hingga ekosistem masyarakat merupakan komponen yang saling melengkapi untuk membentuk pendidikan yang layak bagi siswa.