Tim dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari Dr. Ahmad Kamal Sudrajat, M.Pd., Kuntum Febriyantiningrum, S.Si., M.Sc., (FMIPA) dan Wulan Tri Puji Utami, M.Pd., (FIP) baru-baru ini melakukan pendampingan pengelolaan destinasi wisata di Bukit Cubung, Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Pendampingan ini mengusung konsep ekoeduwisata yang menekankan pada konservasi lingkungan, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Bukit Cubung dikenal memiliki keindahan lanskap karst berupa gua, pegunungan kapur, mata air, serta keanekaragaman flora-fauna khas. Potensi ini kini dikembangkan bukan hanya sebagai objek rekreasi, melainkan juga sebagai ruang belajar tentang geologi, ekologi, dan kearifan lokal.
Melalui program ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk menjaga kelestarian alam Bukit Cubung, tetapi juga mengembangkan potensi wisata berbasis edukasi. Salah satu kegiatan unggulan yang diperkenalkan adalah ecoprint, yaitu teknik seni memanfaatkan daun dan tumbuhan sekitar untuk menghasilkan motif alami pada kain. Ecoprint menjadi daya tarik baru sekaligus media pembelajaran tentang keragaman hayati dan kreativitas ramah lingkungan.
Selain pelatihan ecoprint, pendampingan juga meliputi pembentukan tim pengelola desa, pelatihan pemandu wisata lokal, serta pembangunan fasilitas sederhana seperti papan informasi dan media promosi. Ke depannya, kegiatan ekoeduwisata ini diharapkan dapat merangkul produk UMKM desa, termasuk hasil ecoprint, kuliner tradisional, dan kerajinan lokal. Hasil kreatifitas karya desa ini nantinya juga akan terintegrasi dalam paket wisata edukatif yang ditawarkan kepada pengunjung.
“Dengan ekoeduwisata, kami ingin Bukit Cubung bukan sekadar tempat wisata, melainkan juga ruang belajar dan ruang berkarya masyarakat. Ecoprint adalah contoh bagaimana kearifan lokal dan kreativitas bisa mendukung konservasi sekaligus menambah pendapatan warga,” ungkap Dr. Ahmad Kamal Sudrajat, selaku ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat yang bertemakan UNY Mbangun Desa.
Melalui model pengelolaan partisipatif ini, Bukit Cubung diharapkan mampu berkembang sebagai destinasi wisata edukatif yang berkelanjutan, memperkuat identitas desa, serta memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.