Publikasi Scopus DIY Tertinggi di Indonesia

1
min read
A- A+
read

Workshop Akreditasi dan Reakreditasi Jurnal Nasional

Dalam 5 tahun terakhir publikasi atau sitasi artikel pada jurnal bereputasi internasional mengalami kebalikan. Artinya jumlah artikel kita pertahunnya yang terbit di jurnal bereputasi semakin meningkat, tapi tingkat sitasinya turun. Bisa jadi para penulis belum mensitasi artikel atau artikel yang diterbitkan secara kualitas atau mutu belum layak untuk disitasi. Kami akan terus mendorong untuk menghasilkan artikel-artikel yang dihasilkan oleh  dosen berkualitas sehingga bisa disitasi oleh orang luar atau orang kita sendiri. Hal tersebut dikemukakan oleh Yoga Dwi Arianda, ST dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemdikbudristek  pada acara Workshop Akreditasi dan Reakreditasi Jurnal Nasional yang dilaksanakan Jumat, 15/3/24 diruang sidang FMIPA UNY. Acara diikuti oleh para pengelola jurnal fakultas dan jurnal prodi di FMIPA UNY.

Dalam paparan materi yang berjudul Pengelolaan Jurnal Ilmiah Sesuai Pedoman Akreditasi Jurnal Ilmiah, Yoga mengatakan, publikasi dalam 5 tahun terakhir (2019-2023) setiap provinsi setiap tahunnya terus meningkat. Dibandingkan dengan provinsi lain, Yogyakarta publikasi discopus lebih tinggi. Ini artinya hampIr 100% dosen di Yogyakarta bisa menghasilkan publikasi discopus. Kita melihatnya afiliasi berdasar provinsi. 

“Di UNY saat ini berdasarkan diSinta ada 61 jurnal. Kalau ada jurnal yang belum terdeteksi belum terafiliasi dengan UNY silakan infokan kepada kami. Kami memasukkan data disinta berdasarkan isian yang ada di Arjuna. Di FMIPA ada 21 jurnal yang sudah terakreditasi 8 jurnal, Sinta 2 ada 3 jurnal, sinta 3 ada 4 jurnal,, Sinta 4 ada 1 jurnal, sinta 5 ada 1 jurnal.  Sedangkan 13 jurnal belum terakreditasi. Jurnal yang belum terakreditasi bisa mengurus akreditasinya”, lanjutnya.

Sementara itu, Dr. Ali Mahmudi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, mengatakan, ada banyak jurnal di FMIPA, dan sumber untuk jurnal melimpah karena banyak prodi  baik S1, S2, dan S3. Kita mempunyai komitmen untuk menjaring kolaborasi dengan perguruan tinggi maupun forum MIPA LPTK. Semoga kami dapat dipandu untuk proses akreditasi atau proses yang lain untuk menghidupkan jurnal,  karena merupakan puncak kulminasi proses akademik, maka harus dikelola dengan baik. Yang bisa mengelola jurnal adalah orang-orang yang mempunyai komitmen terhadap jurnal. Dalam 3 tahun terakhir, ada tanda-tanda kebangkitan jurnal di FMIPA sebagai sumber karya ilmiah yang bisa dibuktikan secara maksimal.

Penulis: Witono

Editor: Dedy

IKU
IKU 4. Praktisi Mengajar di Dalam Kampus