Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Desa Timpang, Pengasih, Kulonprogo mengadakan pelatihan bagi warga berupa pemanfaatan bahan alami dari daun kelor dan daun teh sebagai produk kecantikan dan kesehatan. Para mahasiswa tersebut adalah Annafsul Zakiyah, Muhammad Aji Farid Fadila, Muhammad Usman Alfarisi, Cjandra Hendrawan, Anindya Nari Dewati, Tafdilla Azzah Purnama, Nasywa Nur Maheswari, Sillvia Wulan Ramadhani, Mira Susanti dan Putri Pricilia Siahaan.
Pelatihan ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, terutama ibu-ibu dan remaja. Menurut Ketua Kelompok KKN Muhammad Aji Farid Fadila pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi warga setempat mengenai manfaat berbagai jenis daun yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan seperti daun teh dan daun kelor. “Daun-daun ini memiliki khasiat antiseptik, antioksidan, dan berbagai nutrisi yang baik bagi tubuh. Selain itu dampaknya juga dapat dirasakan langsung oleh warga melalui pelatihan pembuatan scrub, jamu tradisional dan teh” kata Aji, Selasa (18/2/25).
Dalam sesi praktik, peserta diajarkan cara membuat scrub alami dari campuran ampas teh dengan madu serta minyak zaitun. Penanggungjawab pembuatan scrub, Annafsul Zakiyah mengatakan scrub ini bermanfaat untuk mengangkat sel kulit mati dan menjaga kelembapan kulit. “Juga membantu melawan radikal bebas, mencegah penuaan dini, dan menjaga elastisitas kulit, mengurangi minyak berlebih, mencerahkan kulit serta meredakan peradangan dan jerawat” ujar Annafsul Zakiyah. Bahan yang diperlukan 2 sendok makan ampas teh serta 1 sendok makan minyak zaitun dan madu. Campurkan semua bahan tersebut dalam mangkuk kecil hingga tercampur rata hingga sudah seperti pasta. Lalu oleskan pada badan dengan gerakan memutar. Tunggu 5-10 menit dan bilas dengan air hangat.
Sedangkan penanggungjawab pelatihan pembuatan jamu asam urat, Cjandra Hendrawan memaparkan bahwa bahan yang dibutuhkan dalam peracikan jamu ini adalah jahe merah, serai, daun salam, daun kelor, air dan opsional gula merah. Cara membuatnya, cuci bersih semua bahan jamu, geprek/iris tipis jahe merah dan serai. “Rebus air secukupnya, masukan jahe, serai, daun salam dan daun kelor sampai mendidih selama 5-10 menit dan tambahkan gula merah, aduk hingga larut” kata Cjandra. Angkat dan diamkan hingga tidak terlalu panas, saring secukupnya kegelas. Jika suka, bisa tambahkan madu, minum selagi hangat.
Selain mengajarkan cara membuat jamu, Cjandra juga melatih warga Timpang untuk dapat membuat teh tubruk dari daun kelor. “Kami buat teh tubruk kelor ini karena di Desa Timpang banyak pohon kelor yang belum dimanfaatkan secara maksimal, hanya dimasak sebagai sayur. Padahal manfaat teh kelor ini banyak sekali” tutur mahasiswa prodi Teknik Boga Fakultas Vokasi UNY tersebut. Bahan teh kelor adalah daun kelor yang sudah dikeringkan, madu dan air. Caranya cukup mudah yaitu rebus air secukupnya hingga mendidih, masukan daun kelor kering, tunggu sampai berubah warna. Angkat dan saring kedalam gelas, tambahkan madu, minum selagi hangat.
Salah satu warga, Sutiyem mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan wawasan baru tentang pemanfaatan bahan alami yang selama ini belum banyak diketahui. “Biasanya, kami hanya tahu daun-daun ini sebagai bahan masakan atau minuman. Ternyata bisa dibuat produk kecantikan juga,” ujarnya. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga dapat mengembangkan keterampilan baru yang berpotensi menjadi peluang usaha berbasis herbal dan produk alami.