Langit Menjadi Arena Balap: Serunya Lomba Racing Plane di KRTI 2024

Lapangan Terbang Gading, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menjadi saksi berlangsungnya Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2024, ajang bergengsi bagi para mahasiswa Indonesia yang menekuni bidang robotika. Pada Senin, 16 September 2024, rangkaian acara kegiatan hari keempat KRTI yakni pelaksanaan perlombaan Divisi Racing Plane. Pada perlombaan Racing Plane, 24 universitas berkompetisi untuk menciptakan pesawat yang tidak hanya cepat, tetapi juga stabil dan presisi saat menavigasi lintasan yang telah ditentukan. Tema yang diusung tahun ini adalah “F.A.T (Fast And on Track), tercepat, dan pada lintasan.” Perlombaan ini tidak hanya menguji kecepatan, tetapi juga kemampuan teknis dalam mengelola wahana udara untuk tetap pada lintasan tanpa melanggar batas yang ditetapkan. Sistem perlombaan berlangsung selama dua hari, dengan babak kualifikasi pada hari pertama dan final pada hari kedua.

Tim Rejetion dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang diketuai oleh Evandra Aryadinatha, kembali berpartisipasi di lomba ini setelah mengikuti kompetisi di bidang Racing Plane sejak tahun 2016. Sejak awal keikutsertaannya, Tim Rejetion fokus memperbaiki sistem elektronik pesawat mereka, dengan berbagai peningkatan yang dilakukan setiap tahunnya. “Setiap tahun rulenya berubah, dan ini memaksa kami untuk terus mengembangkan elektronik dan strategi yang berbeda karena persaingan semakin ketat,” jelas Evandra. Pelaksanaan lomba di Lapter Gading memberikan keuntungan tersendiri bagi tim UNY karena lokasi yang dekat, mereka dapat lebih menghemat tenaga dan waktu. Selain itu, riset yang dilakukan sebelumnya juga menggunakan kondisi angin Yogyakarta, yang menjadi keunggulan tambahan bagi mereka. Evandra juga menambahkan, “Universitas memberikan dukungan penuh, termasuk menyediakan kendaraan yang memudahkan kami selama persiapan.”

Di tengah persaingan sengit, Tim Rejetion tidak hanya fokus pada kecepatan tetapi juga menjaga stabilitas dan ketepatan di setiap uji coba. Namun, mereka tetap menghadapi tantangan, terutama perubahan regulasi dan strategi dari tahun ke tahun, yang membuat tim harus menyesuaikan diri dengan teknologi baru dan persaingan yang semakin kuat. Evandra juga berharap bahwa ajang Lomba Racing Plane Nasional ini dapat terus berkembang setiap tahunnya. "Kompetisi ini tidak hanya memacu kemampuan teknis, tetapi juga menjadi tempat yang baik untuk mengasah ide-ide kreatif dan inovasi baru di bidang teknologi dirgantara. Semoga dengan adanya lomba ini, lebih banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk terjun ke dunia penerbangan dan pengembangan teknologi pesawat," tutupnya.

Tim Rejetion ini beranggotakan Evandra Aryadinatha dari prodi Pendidikan Teknik Mekatronika, Abdul Zaid Fatullah dari prodi Pendidikan Teknik Mekatronika, Hafidz Rafli Fadhillah dari prodi Pendidikan Teknik Mekatronika, Johannes Arya Bhima Sena dari prodi Teknik Manufaktur, Muhammad Arya Widiantoro dari prodi Teknik Manufaktur, Nurul Afifah dari prodi D4 Teknik Elektronika, Sema Auria Amanda Saputri dari prodi Pendidikan Teknik Elektro, Rizki Farhan Firmansyah, Faidhullah, Singgih Yogo Pamungkas, Muhammad Emilul Fata, Aryo Bimo Pamungkas, Celvin Andra Maulana, Rahmania Putri Nabila dengan dosen pembimbing Dr. Yuwono Indro Hatmojo, S.Pd., M.Eng. Yuwono sangat berharap tim bimbingannya bisa memberikan performa terbaik dan meraih juara. "Kami berupaya maksimal dan optimal dalam KRTI 2024 ini, dan dengan adanya pembangunan Gedung Restek UNY saat ini semoga memberikan angin segar bagi kami, semoga setelah jadi dan berfungsi nantinya, bisa lebih mewadahi dan lengkap baik sarana prasarana pendukung bagi para mahasiswa yang minat akan robotika, hingga bisa menetaskan talenta-talenta muda yang siap beradu dalam kontes-kontes mendatang" pungkasnya.

Selain Tim Rejetion UNY, ada juga tim dari SI-LUDOVIC Universitas Sumatera Utara (USU), yang baru pertama kali mengikuti kompetisi Racing Plane di tingkat nasional setelah divisi baru pada organisasi mereka dibentuk. Meskipun mereka belum berhasil melaju ke babak final, pencapaian mereka yang mampu bersaing hingga tingkat nasional merupakan langkah awal yang membanggakan. Bayu Muliyadi dari Tim SI-LUDOVIC USU merasa bangga dengan pencapaian timnya. “Kami memang baru pertama kali ikut perlombaan nasional setelah divisi baru terbentuk, dan meski belum lolos ke final, ini adalah awal yang sangat baik untuk generasi kami. Pengalaman ini akan sangat berguna bagi tim USU generasi selanjutnya di masa depan,” ujarnya, penuh harapan untuk pengembangan lebih lanjut di kompetisi berikutnya.

Dengan kompetisi yang semakin ketat dan persaingan yang terus meningkat, Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) menjadi ajang yang tepat bagi para mahasiswa untuk mengasah keterampilan dan mengembangkan inovasi di bidang teknologi penerbangan tanpa awak.

Penulis
Ivana Sekar Annisa
Editor
Prasetyo Noviriyanto
Kategori Humas
IKU