Gel Nano-Hidroksiapatit dari Keong Macan untuk Mencegah Karies Gigi

Mahasiswa FMIPA UNY melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) melakukan penelitian dengan judul Gel Nano-Hidroksiapatit Berbasis Cangkang Keong Macan: Inovasi Biokomposit Kurma Ajwa/Siwak/Propolis untuk Remineralisasi Enamel Gigi, melakukan riset inovatif dalam bidang kesehatan gigi dengan memanfaatkan limbah cangkang keong macan sebagai bahan dasar pembuatan gel nano-hidroksiapatit (n-HAp). Tim peneliti terdiri dari Eliana Diah Puspita Arum, Lutfi Puspita Meliasari, Ratri Yulina Setiati, Melisa Sekarlina Putri Dayani, dan Rizky Amin Saputro.

Ketua tim, Eliana Diah Puspita Arum, menjelaskan bahwa karies gigi masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dengan prevalensi tinggi. Karies tidak hanya menyebabkan gigi berlubang, tetapi juga dapat menimbulkan komplikasi infeksi gusi hingga berujung fatal. Karena itu, kami berupaya mengembangkan gel berbasis biomaterial lokal yang mampu sekaligus mendukung remineralisasi enamel gigi dan memiliki sifat antibakteri. “Dalam riset ini, cangkang keong macan dipilih karena kandungan kalsium karbonatnya yang tinggi, sekitar 97%, sehingga potensial sebagai sumber kalsium untuk sintesis n-HAp. Inovasi penelitian ini terletak pada kombinasi n-HAp dengan biopolimer alami berupa kurma ajwa, siwak, dan propolis, yang berfungsi meningkatkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab karies gigi," ungkap Eliana. Sintesis dilakukan dengan metode sol-gel yang menghasilkan n-HAp berkemurnian tinggi, kemudian diformulasikan menjadi gel menggunakan base polimer Na-CMC, guar gum, dan gliserin. Variasi konsentrasi n-HAp (0, 10, 20, dan 30 wt%) diuji untuk menentukan formulasi terbaik.

Sementara itu, Lutfi Puspita Meliasari mengatakan bahwa proses preparasi kalsium oksida (CaO) dari cangkang keong macan menjadi tahap penting dalam riset ini. Kami memastikan tahap preparasi dilakukan dengan benar agar menghasilkan bahan dasar berkualitas tinggi. Sintesis n-HAp kemudian dilanjutkan dengan kontrol suhu dan waktu yang ketat, sehingga kemurniannya terjaga. “Karakterisasi hasil sintesis sangat penting untuk memastikan kualitas gel. “Kami melakukan uji XRD, FTIR, dan SEM, dan hasilnya menunjukkan kristalinitas tinggi serta struktur morfologi yang seragam. Hal ini menjadi indikator kuat bahwa gel n-HAp yang kami kembangkan layak untuk diaplikasikan dalam bidang kesehatan gigi,” paparnya.

Lutfi menambahkan bahwa tahap uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sanguinis, dan Lactobacillus acidophilus. "Gel yang kami hasilkan menunjukkan aktivitas antibakteri dengan zona hambat yang signifikan, sekaligus berpotensi memperkuat enamel gigi. Dengan riset ini, tim berharap dapat menghadirkan produk gel remineralisasi gigi berbasis biomaterial lokal yang tidak hanya efektif mencegah karies tetapi juga ramah lingkungan dan bernilai ekonomi, mengingat keong macan melimpah di wilayah Indonesia bagian timur.

Penulis
Witono
Editor
Dedy
Kategori Humas
Inovasi
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus