Dosen UNY Mempresentasikan Inovasi Metode Penciptaan Atmosfir Musik Pada Masyarakat Internasional Pendidik Musik Di Helsinki, Finlandia

Salah satu dosen UNY, Prof. Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., dosen departemen Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya, belum lama ini mempresentasikan dan menguji cobakan hasil temuannya dalam ISME (International Society for Music Education) ke-36 tahun 2024 di University of Sibelius (University of Hensinki), Finlandia. ISME yang didirikan 72 tahun lalu, pada konferensi kali ini dihadiri oleh lebih dari 2000 pendidik seni di seluruh dunia. Dalam konferensi tersebut, Prof. Dr. Kun Setyaning Astuti, mendapat kesempatan untuk mengujicobakan hasil temuan penelitian kompetitif nasional DRTPM DIKTI tahun 2024.

Penelitian yang berjudul ‘Penciptaan Atmosfir Musik Berbasis Progresi Akord sebagai Inovasi Pembelajaran Pengembangan Kecerdasan Musikalitas dan Produktivitas karya peserta didik’, bertujuan mengembangkan metode pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan atmosfir musik di kelas. Hal itu dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa sesungguhnya tujuan matapelajaran musik di sekolah adalah untuk mengembangkan rasa estetis melalui pengalaman musikal. Dengan rasa estetis tersebut diharapkan peserta didik dapat merasakan keindahan sehingga selalu dapat berpikir positif terhadap kehidupan dan lingkungan sekitar. Namun dalam pelaksanaannya sebagian besar proses pembelajaran musik di Indonesia ditekankan pada penguasaan teori yang lebih mengembangkan penalaran. Sehingga fungsi matapelajaran musik yang seharusnya mengembangkan rasa estetis tidak tercapai. Fungsi pelajaran musik menjadi sama dengan matapelajaran pelajaran umum karena substansi musik tidak dihadirkan di kelas. Untuk itu perlu penerapan pembelajaran musik yang menghadirkan elemen-elemen musikal.

Metode yang diajukan oleh Prof. Dr Kun Setyaning Astuti adalah penciptaan atmosfir musik dengan menggunakan progresi akord yang dimainkan secara terus menerus. Berdasarkan hasil penelitian Kejasama Luar Negeri Prof. Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed. D, dan Sudiyono, M.A., Prof. Theo Wubbels, dan Dr. Karin Hoogeven berjudul ‘Developing model for teaching and learning music in public school based on a comparative study between indonesia and the Netherlands (Joint research with Hogeschool Voor De Kunsten Utrecht and Utrecht University)’ diketahui pada pembelajaran musik di Cals College Nieuwegein, the Netherlands, progresi akord digunakan untuk memantik musikalitas peserta didik. Dalam penelitian ini, tidak hanya sampai pada tahap tersebut, namun dikembangkan lagi sehingga peserta didik dapat mengkreasikan atau membuat melodi lagu.

Metode tersebut juga diterapkan pada sesi pararel session dalam Konferensi ISME ke-36 di University of Sibellius, Helsinki Finlandia yang dulu bernama University of Helsinki, diganti nama karena tokoh musikus jenius Finlandia, Sibellius, pernah kuliah di universitas tersebut. Dalam sesi pararel yang diikuti oleh para pendidik musik dari berbagai negara tesebut Prof. Dr. Kun Setyaning Astuti, dapat membuktikan bahwa metode tersebut dapat digunakan oleh masyarakat di berbagai negara.

Hal yang menarik dari temuan penelitian ini adalah setiap orang dapat menghasilkan melodi yang berbeda-beda tergantung pada bakat dan pengalaman musikal. Sehingga dapat dikatakan metode tersebut dapat mengembangkan kecerdasan musikalitas. Penelitian tersebut memperkuat teori Howard Gardner tentang musical intellegency, yang menyebutkan bahwa pada dasarnya manusia memiliki 8 jenis kecerdasan, salah satunya kecerdasan musikal.

Dalam Konferensi ISME ke-36 tersebut menghadirkan beberapa keynote antara lain antara lain Dr. André de Quadros dari Boston University dan Tuulikki Laes, Guadalupe López-Íñiguez serta Prof. Heidi Westerlund dari the MuTri Doctoral School at Sibelius Academy, University of the Arts Helsinki. Kegiatan lain adalah Poster’Session, dan konser musik. Konser musik yang dihadirkan selama 4 hari berturut-turut sepanjang siang hingga malam menampilan Musisi antara lain dari University of Hongkong, Paduan Suara dari India, Group yang merupakan gabungan dari berbagai negara, dan dari Universisity of Sibelius, Finlandia, serta group-group musik tradisional Finlandia.

Pada kesempatan tersebut para peserta juga mendapat kesempatan berkunjung ke museum Sibelius. Bagi masyarakat Finlandia, Sibelius merupakan tokoh negara yang sangat penting, karena bagi negara yang dalam bidang pendidikan termasuk terbaik di dunia tersebut, kebudayaannya terbentuk dari budaya musik.

Penulis
Prof. Kun Setyaning Astuti
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus