Mahasiswa UNY membuat sunscreen body lotion ekstrak kitosan dan aloe vera sebagai alternatif tabir surya alami guna melindungi kulit dari sinar UV. Produk ini menggunakan bahan limbah kitosan kulit udang dan lidah buaya (Aloe vera) yang berfungsi untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV sekaligus melembabkan kulit. Mereka adalah Rhizma Az Zahra (Kimia), Melisa Sekarlina Putri Dayani (Pendidikan Biologi), Rahma Budiasti (Pendidikan Matematika), Aisyah Ary Yatma (Pendidikan IPA) dan Bartolomius Dias (D4 Manajemen Pemasaran).
Menurut Rhizma Az Zahra sunscreen body lotion atau tabir surya adalah senyawa yang berguna untuk memproteksi kulit dari paparan sinar matahari terutama sinar ultraviolet. Produk tabir surya yang sering ditemukan umumnya mengandung zat kimia sintetis sebagai bahan aktif seperti oksibenzon dan avobenzon. Krim tabir surya berbahan kimia dapat melindungi kulit dengan cara memantulkan sinar matahari. Namun, tabir surya berbahan sintetis ini juga dapat menimbulkan efek samping pada kulit. Akumulasi bahan tersebut juga dapat menimbulkan risiko kanker kulit, toksisitas dan iritasi. “Maka, diperlukan upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan bahan alam sebagai bahan aktif sunscreen body lotion yang aman digunakan. Bahan alam yang diambil yaitu kitosan dan lidah buaya” kata Rhizma, Jumat (20/9).
Melisa Sekarlina Putri Dayani menambahkan, kitosan merupakan polimer yang berasal dari cangkang udang yang diketahui dapat membentuk lapisan oklusif yang baik yang dapat membentuk lapisan edible film, sehingga dapat menangkal sinar UV secara fisik. “Lidah buaya dapat berperan sebagai antioksidan alami yang bekerja dengan memutus reaksi berantai dari lemak dan membuatnya menjadi lebih stabil, mengikat ion-ion logam, menangkap oksigen, mengurai hidroperoksida menjadi senyawa non radikal serta menyerap radiasi UV” ungkap Melisa. Diungkapkan Rahma Budiasti bahwa limbah cangkang kulit udang ini memiliki kandungan 15-20% kitin, 25-40% protein, dan 45-50% kalsium karbonat. Di sisi lain produksi udang di Indonesia mencapai 1,48 juta ton. Dengan potensi produksi udang tersebut dapat menghasilkan limbah berupa kulit udang. Limbah tersebut mudah sekali busuk sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal. “Oleh karenanya kami buat cangkang kulit udang jadi kitosan sebagai bahan baku tabir surya” paparnya.
Aisyah Ary Yatma menjelaskan tabir surya berbahan dasar kitosan dan aloe vera buatan mereka dinamai KiLoev. “Bahan yang digunakan karagenan, aloe vera, aquades, trietanolamin, asam asetat, gliserin, nipagin, pewangi, kulit udang, HCL 1M, NaOH, larutan ninhidrin, pH universal, tube, dan label” tegas Aisyah. Langkah pertama adalah membuat kitosan dan ekstrak aloe vera. Peracikan lotion dimulai dengan pembuatan fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari karagenan dan asam stearat. Fase air terdiri dari trietanolamin, gliserin, nipagin, dan aquades (⅓ bagian). Bahan-bahan tersebut dicampurkan sesuai fase masing-masing kemudian dilakukan pemanasan di atas waterbath pada suhu 70-75oC. Setelah dipanaskan, fase minyak diaduk hingga homogen. Selanjutnya, masukan fase air ke dalam fase minyak sedikit demi sedikit sambil dilakukan pengadukan cepat hingga homogen. Setelah kedua fase tercampur homogen, masukan kitosan dan ekstrak Aloe vera sambil ditambahkan aquades sisa (⅔ bagian) sambil terus diaduk hingga semua bahan tercampur homogen. Lotion yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam tube 100 ml. Kemudian dipasang segel pada mulut tube lalu tempelkan label.
Bartolomius Dias menyatakan bahwa produk KiLoev dipromosikan secara langsung kepada para konsumen dengan menyebarkan brosur dan pamflet. “Kemudian promosi secara tidak langsung melalui sosial media, rutin dan aktif mengikuti berbagai event seperti pameran dan bazaar kosmetik untuk memperkenalkan produk KiLoev serta menggunakan online marketplace” katanya. Produk KiLoev dijual seharga Rp28.500 dengan netto 100 ml, harga ini lebih terjangkau dibandingkan merek lain dipasaran.
Karya ini dapat mengurangi penyakit dan kematian akibat bahan kimia berbahaya dan polusi, mengurangi limbah sekaligus merupakan jaminan bagi semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan. KiLoev berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024.