Untuk meningkatkan aktifitas mikroba tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, dan meningkatkan ketersediaan hara didalam tanah, maka tanah wajib diberi pupuk. Pupuk terbaik adalah pupuk organik. Pupuk organik dapat dihasilkan dari sekitar kita saat ini, baik sampah dapur maupun sampah kering berupa dedaunan. Tujuan inilah yang ingin dicapai Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta dalam Workshop yang diselenggarakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2021 bertempat di Ruang Sidang Utama GPLA FIK.
Workshop Teknis Pengelolaan Pupuk Kompos yang diprakarsai oleh Subag UKBMN FIK, menghadirkan Bapak Haryadi sebagai pembicara dan Bapak Sugeng Riyadi, juga Bapak Sumarwan sebagai tim teknis dari Dinas Lingkungan Hidup Sleman.
Dalam sambutannya, Dekan FIK UNY berharap dengan lahan luas yang dimiliki FIK saat ini, yang ditumbuhi rumput dan pohon, diharapkan bisa dimanfaatkan sampahnya untuk dijadikan pupuk organik, sehingga manfaatnya kembali kepada FIK. Kebutuhan pupuk kompos yang dibutuhkan selama ini, bisa dihasilkan secara mandiri.
Sebanyak 30 orang peserta hadir untuk mengikuti acara ini, tujuannya untuk memahami peralatan dan bahan, cara kelola kompos sehingga sebagai outputnya, mendapatkan ilmu pengolahan kompos produk sampah organik. Tidak hanya secara teori, namun peserta juga bisa langsung praktek supaya bisa mendapatkan manfaat maksimal dari workshop tersebut.
Pengomposan adalah perubahan fisik dari sampah organik menjadi kompos, menggunakan proses biologis yaitu dengan bantuan mikro dan makro organisme. Bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan pupuk kompos adalah sampah dapur, sampah kebun, sampah pertanian, peternakan, pertukangan dan sampah pasar. Sedangkan model pengomposan bisa disesuaikan dengan besarnya lahan yang ada, diantaranya adalah; lubang tanah, lubang biopori, lubang biopot, komposter, bak kompos komunal, model open window dan komposter elektrik. (PD)