Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan pengukuhan tiga guru besar pada Rabu (24/12/25) di Ruang Sidang Utama Rektorat sebagai wujud penguatan kapasitas akademik dan kontribusi keilmuan dalam pengembangan pendidikan dan masyarakat. Ketiga guru besar yang dikukuhkan, yakni Prof. Dr. Sri Andayani, M.Kom., Prof. Wahyu Setyaningrum, M.Ed., Ph.D dan Prof. Dr. Muhammad Mukti, M.Sn. menyampaikan pidato ilmiah yang merefleksikan kepakaran masing-masing serta relevansinya dalam menjawab tantangan kontemporer.
Guru besar pertama, Prof. Dr. Sri Andayani, M.Kom., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu/kepakaran Aplikasi Komputer, menekankan urgensi pengambilan keputusan berbasis data (data-driven decision making) sebagai fondasi pengelolaan institusi pendidikan dan organisasi modern. Dalam pidato pengukuhannya, ia menegaskan bahwa integrasi teknologi komputasi, analisis data, dan pendekatan multidisipliner menjadi kunci dalam menghasilkan kebijakan yang objektif, efektif, dan berkelanjutan. Prof. Sri Andayani menyoroti pentingnya literasi data dan etika pemanfaatan teknologi sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembangan sumber daya manusia di lingkungan akademik. Menurutnya, akademisi memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berorientasi pada nilai-nilai keadilan dan kemanfaatan publik.
Selanjutnya, Prof. Wahyu Setyaningrum, M.Ed., Ph.D., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu/kepakaran Media Pembelajaran Matematika, mengangkat transformasi pembelajaran matematika melalui pemanfaatan media digital. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa perkembangan teknologi digital membuka peluang besar untuk menciptakan pembelajaran matematika yang lebih bermakna, menarik, dan berorientasi pada pembelajaran mendalam (deep learning). Prof. Wahyu menegaskan bahwa media pembelajaran, khususnya media digital berbasis game dan simulasi, tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi sebagai sarana strategis untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, motivasi belajar, dan sikap positif peserta didik terhadap matematika. Ia juga menekankan pentingnya peran pendidik dalam merancang dan mengimplementasikan media pembelajaran secara bijak agar selaras dengan tujuan akademik dan kebutuhan peserta didik.
Sementara itu, Prof. Dr. Muhammad Mukti, M.Sn., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu/kepakaran Seni Pedalangan, menyoroti dimensi keilmuan seni sebagai wahana transmisi nilai, etika, dan kearifan budaya. Dalam pidato pengukuhannya, ia menegaskan bahwa seni pedalangan tidak hanya dipahami sebagai ekspresi artistik, tetapi juga sebagai medium refleksi filosofis, spiritual, dan sosial dalam kehidupan masyarakat Jawa. Prof. Mukti menekankan bahwa kajian akademik terhadap seni tradisi memiliki peran strategis dalam menjaga kesinambungan budaya sekaligus mengontekstualisasikannya dengan dinamika zaman. Melalui pendekatan ilmiah, seni pedalangan dapat terus dikembangkan sebagai sumber pembelajaran karakter dan pemaknaan nilai-nilai kemanusiaan.
Rektor UNY Prof. Sumaryanto mengucapkan selamat atas pengukuhan ketiga guru besar baru UNY. “UNY masih menunggu tiga srikandi yang akan pidato pengukuhan, menunggu Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi” kata Rektor. Diungkapkan bahwa Prof. Sri Andayani adalah guru besar ke 190 dari 1.510 guru besar yang tercatat di UNY. Sedangkan Prof. Wahyu Setyaningrum dan Prof. Muhammad Mukti yang ke 191 dan 192. Dengan kerja keras saiyeg saekakapti jumlah guru besar menjadi 194 orang dalam waktu 4-5 tahun terakhir. Rektor berharap agar capaian ini dapat mengoptimalkan penelitian, penulisan buku, PKM agar karyanya lebih banyak berguna untuk kemaslahatan umat baik nasional hingga internasional.
Pengukuhan ketiga guru besar ini menegaskan peran strategis kepakaran akademik dalam membangun tradisi keilmuan yang kuat di UNY. Setiap bidang kepakaran yang dikukuhkan menunjukkan kontribusi nyata ilmu pengetahuan, baik dalam penguatan tata kelola pendidikan berbasis teknologi, inovasi pembelajaran, maupun pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
English