Pendidikan tinggi merupakan salah satu dari faktor yang signifikan dalam memperoleh pekerjaan dan karir yang pada akhirnya mengarah pada kualitas hidup yang lebih baik. Partisipasi penyandang disabilitas dalam pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah masih sangat terbatas. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 2,8% penyandang disabilitas yang lulus dari Pendidikan tinggi sedangkan 9,48% untuk non-disabilitas. Sikap sivitas akademik terhadap penyandang disabilitas, budaya akademik yang diskriminatif, dan rendahnya kompetensi pedagogik dosen dalam mengakomodir mahasiswa disabilitas adalah hambatan utama dalam keberhasilan pelaksanaan pendidikan inklusif di pendidikan tinggi.
Tim dosen Departemen Pendidikan Luar Biasa FIPP UNY melalui pendanaan dari Pemerintah Australia melalui Skema Hibah Alumni (Alumni Grant Scheme/AGS) Tahun 2022 yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia (AAI) dan juga program 2022 Alumni Engagement Innovation Fund (AEIF) yang didukung oleh kedutaan Amerika Serikat menyelenggarakan kegiatan workshop hybrid selama dua hari tanggal 11 dan 12 Mei 2023 di Hotel Grand Rohan Yogyakarta. Workshop dihadiri oleh 50 peserta Luring dan 36 Daring dari 26 universitas yaitu (UNY, ISI, UST, UNJ, Univ PGRI Adibuana Surabaya, Univ PGRI Yogyakarta, UNINUS, UNS, Univ Mercubuana Yogyakarta, Univ Sultan Ageng Tirtayasa, UGM, USD, Univ Aisyiah Yogyakarta, UPI, Bina Nusantara, Univ Bengkulu, Univ Pamulang, UNP, UNU Yogyakarta, UNU Sumatera Utara, UI, IKIP Siliwangi, UNIMA, Univ Riau, UNNES, UAD, UMY) dan dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Keuangan UNY Prof. Dr. Lantip Diat Prasdojo, M. Pd. Fasilitator kegiatan adalah Nur Azizah, M. Ed., Ph. D, Pujaningsih, M. Pd., Ed. D, dan Alies Poetri Lintangsari, M. Si. Kegiatan akan dilanjutkan dengan mentoring dan UDL summit pada bulan Juli 2023 dengan melibatkan Prof. Dr. David Evans, partner dari The University of Sydney, Australia dan Dr. Frederic Fovet, partner dari Royal Roads University, Canada.
Adapun tujuan workshop adalah untuk meningkatkan kesadaran dosen mengenai penyandang disabilitas di perguruan tinggi dan meningkatkan kompetensi akademik dosen dalam merancang dan mengimplementasikan pedagogi inklusif melalui penerapan kerangka Universal Design for Learning (UDL). UDL berfokus pada perubahan mindset– dari “disabled student” ke “disabled curriculum”.
UDL membantu dosen mendesain tujuan pembelajaran, materi, metode, dan penilaian yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang beragam. UDL meyakini bahwa keberagaman mahasiswa berpengaruh kepada apa yang akan dipelajari, bagaimana mereka belajar, dan kenapa mereka belajar. Oleh karena itu, kerangka UDL ini menyediakan serangkaian saran konkrit yang dapat diterapkan pada setiap komponen pembelajaran untuk memastikan bahwa semua mahasiswa dapat mengakses dan berpartisipasi dalam kesempatan belajar yang bermakna. Pandangan atau pendapat dalam berita ini murni merupakan pendapat pribadi para penulis, dan tidak serta-merta menggambarkan pandangan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), Kedutaan Besar Australia, Australia Awards dan Australia Global Alumni di Indonesia.
Penulis: Nur Azizah
Editor: Dedy