TINGKATKAN PENCEGAHAN CORONA, UNY BUAT PROTOTIPE BILIK DISINFEKTAN

Telah banyak diberitakan di media massa, pembuatan bilik disinfektan oleh instansi kampus maupun pemerintahan. Walaupun demikian, masifnya penyebaran virus Corona membuat kapasitas pembuatan bilik disinfektan belum cukup memenuhi kebutuhan nasional.

Hal inilah yang menjadi alasan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), untuk ikut merintis prototipe bilik disinfektan berbasis aerosol. Digawangi pihak Rumah Tangga UNY bersama profesional perusahaan disinfektan dan akademisi Fakultas Teknik, UNY membuat bilik sederhana yang berbahan murah sekaligus mudah untuk ditiru.

“Satu prototipe yang sudah jadi, kami letakkan di Hall Rektorat UNY. Setiap civitas yang masuk rektorat, wajib masuk di bilik tersebut untuk disemprot disinfektan sebagai protokol Corona,” ungkap Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY.

Prototipe bilik disinfektan yang dirintis UNY, berbentuk kotak seperti pada umumnya. Akan tetapi, bahan yang digunakan relatif sederhana. Yaitu baja ringan yang digunakan sebagai rangka dalam menyusun bilik, dan mika yang digunakan sebagai penutup antara rangka-rangka baja ringan tersebut.

Di bagian atas, dipasangi sensor gerak yang mudah diperoleh di toko elektronik, dan sprinkle putar yang biasa digunakan di halaman rumah. Ketika orang masuk ke dalam bilik tersebut, sensor akan mendeteksi pergerakan dan menyemprotkan disinfektan tersebut secara kecil namun merata.

“Cairan disinfektan yang digunakan UNY juga dibuat sederhana dan bisa didapat di banyak toko, kita memakai Dettol Antiseptik. Sehingga bilik ini murah, bahannya mudah, dan juga mudah ditiru masyarakat,” imbuh Sutrisna.

Desain prototipe tersebut akan dibagikan melalui kanal-kanal resmi yaitu pemerintah desa dan komunitas masyarakat, maupun secara informal yaitu lewat media massa dan media sosial. Dengan demikian, sembari UNY juga membuat bilik-bilik disinfektan tambahan, masyarakat juga dapat membuat versinya sendiri untuk dipasang di lingkungan mereka masing-masing.

“Prototipe ini akan kita kembangkan di titik-titik lain di kampus, sedangkan masyarakat dapat mencontoh di lingkungannya sendiri. Hanya dengan gotong royong, kita bisa melawan virus Corona yang penyebarannya sangat cepat ini,” pungkas Sutrisna. (Ilham Dary A)