Implementasi Kerjasama antara UNESCO TEC dengan UNY telah dilaksanakan dengan berbagai aktivitas sejak tahun 2022. Tindaklanjut implementasi dalam tajuk Indonesian Excellent Principle Training and Exchange Program 2024 ini di dorong bersama oleh Direktorat GTK yang menangani Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah bersama Sekolah Pascasarjana dan Seameo Seamolec yang di kawal langsung oleh Deputy Seamolec Dr. Yaya Sutarya untuk menimba ilmu di Negeri Tirai Bambu China pada tanggal 2-7 Nopember 2024. Menurut Dr. Rita Dewi yang mewakili Direktur KSPS Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyampaikan bahwa kegiatan Indonesian Excellent Principle Training and Exchange Program ini diikuti 40 orang yang berasal dari Sabang sampai Merauke dan perwakilan SILN. UNY mengirimkan utusan dalam kegiatan ini yaitu Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Siswantoyo.
Kesempatan studi ini ditujukan untuk memotivasi para kepala sekolah dan pengawas yang lolos tingkat nasional dan untuk membuka cakrawala berpikir yang lebih luas dan kompetitiveness ke kota Shanghai China. Pada masa asesmen PISA tahun 2018 berada pada peringkat atas, dan 2022 menjadi peringkat nomor satu di dunia.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Unesco TEC Profesor Zhang Minxuan menegaskan bahwa Better Teacher, Better Education. Dengan memperbaiki guru maka akan menghasilkan pendidikan yang lebih baik pula. Upaya Shanghai meniti tangga PISA dilakukan dalam lebih kurang 10 tahun dengan merevitalisasi kembali Model Pembelajaran yang dilakukan. Menurut Zhang Minxuan China mengikuti PISA karena untuk mengetahui dimana posisi peta pendidikan di tingkat dunia, mengetahui problem dan kekurangannya, belajar dari ide terkini dan teknik pembelajaran sebagai bahan evaluasi, dan untuk mendapatkan bukti dan praktik baik dalam menyusun rencana jangka panjang.
Dalam kesempatan ini juga disampaikan oleh Profesor Zhu Xiaohu Direktur Teknis Unesco TEC bahwa para peserta akan dibawa untuk melihat langsung bagaimana cara Kepala sekolah dan guru di Shanghai melaksanakan model pembelajaran yang ada. Guru yang dijadikan model untuk akselerasi kualitas pembelajaran dipilihlah guru yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dan berusia di bawah 35 tahun, yang selanjutnya juga di berikan pelatihan kepemimpinan. Serombongan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah sebelum keberangkatan juga mendapatkan pembekalan terkait adat budaya, bahasa mandarin oleh para narasumber. Disamping hal tersebut juga diberikan Coaching Leadership dan sedikit terkait Growth Mindset Pendidikan oleh Direktur Sekolah Pascasarjana UNY Prof. Siswantoyo.
Rasa antusias para peserta yang datang dari Sumatera sampai Papua dan juga dari para guru Sekolah Indonesia Luar Negeri antara lain dari SILN Singapore, Riyadh, Jedah, dan Mekah. Dalam kesempatan ini sekaligus digunakan oleh Direktur Sekolah Pascasarjana untuk monitoring para mahasiswa program Magister dan Program Doktor agar dapat menyelesaikan tepat waktu. Peluang ini juga tidak di sia-siakan oleh Prof. Siswantoyo untuk sosialisasi dan promosi terkait penerimaan mahasiswa baru Program S2 dan S3 skim Reguler dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini disambut sangat antusias oleh semua peserta dan mereka memberikan nomor telepon untuk mendapatkan informasi apabila sudah mendapatkan ijin operasional.
Senggolan Pak Junaidi sebagai lurahnya kelompok, Bu Ophir dari Sumbar, Bu Nolla dari Manado, Pak Mustafa dari Mekah, dan peserta lain juga siap untuk menjadi juru marketing menyampaikan kabar PJJ diwilayah jangkauan masing-masing untuk peningkatan kualifikasi, kompetensi dan Indek Pembangunan Manusia. Konsep Pembelajaran Jarak Jauh ini sangat ditunggu tunggu oleh mereka karena dapat ‘Kuliah Sambil Bekerja Tanpa Meninggalkan Pekerjaan’. Dalam mengakhiri pertemuan Pak Hery dari Lampung juga bertanya arti SPS SATSET, dimana SATSET merupakan singkatan dari Sportif, Adaptif, Terukur, Spiritual, Efektif-Efisien, dan TerDepan. Semoga SPS UNY Jaya Mendunia.