SNMPTN BUKAN UNTUK COBA-COBA

Guru harus meyakinkan siswa untuk memilih mana yang akan dijalani, apakah ikut SNMPTN atau memilih sekolah kedinasan yang lain. Apabila memilih untuk mendaftar sekolah kedinasan seyogyanya tidak perlu mengikuti SNMPTN untuk memberi kesempatan siswa yang lain berebut kuota yang hanya 20% dari total mahasiswa baru yang diterima. SNMPTN bukan untuk coba-coba namun pilihan pasti untuk masa depan. Demikian ditegaskan Wakil Rektor I UNY Margana di Gedung Layanan Akademik UNY Wates, Kamis (24/1). Lebih lanjut diungkapkan, mortalitas di UNY ada sekitar 11%, yaitu siswa yang diterima SNMPTN namun tidak menjalaninya karena telah diterima di sekolah lain. “Kuota 11% yang ditinggalkan ini tidak diisi oleh calon mahasiswa lain, dibiarkan kosong” kata Margana “Beda dengan SMA/SMA/MA yang mempunyai siswa cadangan dalam PMB sehingga bisa tetap terisi”. Oleh karena itu guru perlu ‘menanting’ siswa apakah ikut dalan SNMPTN atau tidak. Menurut Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni UNY tersebut, pentingnya SNMPTN bagi siswa juga terkait dengan terisinya Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) karena tanpa ini siswa tidak bisa mengikutinya.  Pengisian dan finalisasi PDSS dilakukan oleh pihak sekolah setelah siswa melakukan verifikasi data.

Kegiatan Sosialisasi dan Promosi SNMPTN UNY mengundang 57 SMA/SMK/MA negeri dan swasta se-kabupaten Kulonprogo. Kegiatan ini juga menghadirkan Setya Raharja dan Dwi Rohyatini dari kantor Admisi UNY untuk memberikan informasi tentang Penerimaan Mahasiswa Baru UNY sekaligus penjelasan teknis tentang pengisian PDSS. Targetnya bahwa semua sekolah dapat mengisi data siswa dan nilai melalui PDSS sebelum siswa melakukan verifikasi data mereka sendiri untuk dipergunakan mendaftar SNMPTN. Hingga Kamis (24/1) pukul 15.00 WIB, ada 13 sekolah di Kulonprogo yang belum melakukan finalisasi PDSS yang terdiri atas 1 MA Negeri, 3 SMK Negeri dan 9 SMK Swasta. Diharapkan sekolah-sekolah tersebut segera memfinalisasi PDSS hingga Selasa (29/1) pukul 10.00 WIB. (Dedy)