SHARING KESEHATAN MENTAL BAGI ANAK MELALUI PROGRAM PROYEK KEMANUSIAAN PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SHARING KESEHATAN MENTAL BAGI ANAK MELALUI PROGRAM PROYEK KEMANUSIAAN PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Dampak dari adanya pandemic Covid-19 tidak hanya dalam bidang Kesehatan, namun juga di bidang pendidikan. Selama pandemic Covid-19 berlangsung, pembelajaran dilakukan dari rumah (BDR). Pembelajaran dari rumah ini dilakukan menggunakan smartphone atau gawai dengan internet sebagai penghubung komunikasinya. Tentunya dampak dari pembelajaran daring sangat dirasakan oleh para pelajar khususnya bagi anak-anak karena seharusnya di masa-masa tersebut mereka bebas untuk bermain dan bertemu dengan teman-teman sebayanya tetapi pandemi Covid-19 membuat mereka harus belajar dan berdiam diri di rumah, jarang bertemu dengan teman, sehingga tidak jarang mengakibatkan kebosanan dan stress ringan.

Berkaitan dengan adanya Kegiatan Belajar di Luar Kampus yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta, maka melalui program proyek kemanusiaan kelompok Mental Health melaksanakan kegiatan untuk membantu anak-anak meringankan beban mental selama pandemi Covid-19 di Dusun Tulasan, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul. Kegiatan kemanusiaan bertujuan untuk meringankan beban kesehatan mental bagi anak-anak karena dampak dari pandemi ini sangat mempengaruhi kondisi psikis semua orang baik dari yang anak-anak maupun dewasa. Sasaran kegiatan proyek kemanusiaan kelompok mental health adalah anak-anak dan remaja  di Dusun Tulasan, yaitu siswa/siswi yang tengah menempuh pendidikan mulai dari TK hingga kelas 3 SMP. Kelompok mental health mengambil sasaran mulai dari anak-anak dan remaja karena mereka lebih membutuhkan pendampingan psikis daripada orang-orang dewasa yang lebih mampu mengolah kondisi psikis mereka akibat perubahan yang dialami di masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan kegiatan di lapangan  diawali dengan mengundang alumni dari Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengisi sharing session dan trauma healing bagi anak-anak seperti mini games, cara mencegah penularan Covid-19, serta cara mengatasi kebosanan karena diharuskan untuk berdiam diri di rumah yang dikemas dengan secara menarik agar anak-anak merasa senang dan kegiatan pun tidak membosankan.

Selain mengadakan kegiatan sharing session bagi anak-anak, kelompok kami juga melaksanakan beberapa program untuk anak-anak di dusun Tulasan. Seperti kegiatan menonton film edukasi yang berjudul “Tanah Surga Katanya” dengan tujuan agar mereka tetap mengingat dan mencintai tanah air di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang berkembang dengan cepat serta lebih dominan mempengaruhi generasi saat ini disertai dengan agenda mentoring yang terbilang mengasyikkan karena setelah menonton film ada beberapa pertanyaan untuk mereka dan yang dapat menjawab mendapat doorprize. Program mentoring tidak hanya dilaksanakan satu kali, tetapi dilaksanakan beberapa kali dan juga disertai dengan beberapa permainan atau games yang seru untuk anak-anak.  Tidak hanya itu, anak-anak dan remaja juga melakukan pewarnaan tote bag dan masker dengan motif tie dye, hal ini bertujuan untuk melatih keterampilan dan kreativitas mereka dalam mewarnai tote bag dan masker yang sebelumnya polos menjadi hasil karya dengan beragam motif tie dye. Hasil dari pewarnaan ini akan dibagikan kembali kepada mereka juga sebagai kenang-kenang dari kelompok mental health.

Beberapa manfaat yang dirasakan dengan adanya program mental health dari proyek kemanusiaan ini yaitu anak-anak dan remaja lebih memahami akan pentingnya kesehatan mental untuk diri sendiri di usia yang masih produktif. Kesehatan mental ini penting agar kesehatan fisik tetap terjaga. Pentingnya kesehatan mental tersebut disampaikan oleh tim mental health untuk memberikan pikiran positif kepada anak-anak karena perasaan dan semangat dalam melakukan kegiatan tertentu dipengaruhi oleh pemikiran kita. Selain itu dengan adanya program kesehatan mental ini dapat mengurangi pikiran stres pada anak-anak dan remaja saat pembelajaran daring ini dimana banyak tugas dan tidak dapat berkumpul dengan teman-temannya. Tentunya kegiatan ini dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak, serta menggunakan hand sanitizer.

Adanya  Kegiatan Belajar di Luar Kampus (KBLK) yaitu proyek kemanusiaan ini menjadi salah satu program kegiatan berkaitan dengan kesehatan mental ternyata memberikan banyak manfaat yang dirasakan baik itu dari mahasiswa yang tergabung dalam program kemanusiaan maupun anak-anak dan remaja yang menjadi sasaran dalam proyek tersebut. Meskipun program ini telah berakhir namun diharapkan anak-anak dan remaja yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini tetap menjaga kesehatan mental dalam situasi apapun karena dengan adanya mental yang sehat dapat menciptakan kondisi atau situasi yang positif dan semangat dalam menjalankan kegiatan apapun. (Tim Proyek Kemanusiaan Mental Health)