Seorang mahasiswa magister apabila tidak mempelajari materi dengan sungguh-sungguh, ketika masuk jenjang S3, niscaya studinya akan panjang umur, buka Prof. Dr. Djohan, M.Si disambut tawa riuh peserta Guest Lecture Pendidikan Seni S2 Pascasarjana UNY. Djohan menambahkan bahwa sekolah saat ini hanya untuk cari ijazah dan titel saja. Ketika menuntut ilmu, kreatifitas siswa seperti diredam, karena sistem pendidikan kita semi militerisme, dimana mereka harus patuh dan mengikuti sistem.
Sistem pendidikan yang terlalu militeristik ini membuat kita tidak kreatif. Mimpi-mimpi yang membuat kreatif itu sering kali tersandung oleh aturan-aturan. Direktur Pascasarjana ISI ini menambahkan bahwa aspek penting dari kreativitas adalah tidak pernah takut untuk gagal. Kreativitas adalah menciptakan, mencoba, mengembangkan, ambil resiko, melanggar aturan, membuat kesalahan dan bersenang2. Kreativitas adalah memperbolehkan dirimu membuat kesalahan, tambah Djohan lagi.
Peran seni dalam pendidikan adalah untuk membantu anak menjadi diri sendiri dari pada menjadi orang lain. Semua anak adalah seniman, masalahnya adalah kesenimannya itu ditinggal ketika mereka bertumbuh kembang. Padahal kreativitas adalah kekuatan menghubungkan sesuatu yang tampaknya tidak berhubungan. Seperti musik, matematika dan seni dianggap sebagai hal yang berbeda tapi berhubungan. Djohan menganalogikan orang yang ahli dalam matematika, sebenarnya memiliki jiwa seni yang tinggi. Karena analogi-analoginya sering tidak terduga. “Orang yang memiliki keahlian dalam hal matematis biasanya kreativitasnya seperti keran, makin diputar maka dirinya makin mengalir” tutup Djohan mengakhiri kuliah umum ini. (ant)