Prodi Pendidikan Sosiologi Mengadakan Acara Serial Kemahasiswaan

Serial kemanusiaan

Jumat, 28 Januari 2022, Prodi Pendidikan Sosiologi melaksanakan acara Serial Kemahasiswaan bertema Menjadi Mahasiswa Sehat Mental dan produktif, How to Deal with Gabut, Mager, Teman Toxic? Acara ini diadakan sebagai salah satu persiapan memasuki perkuliahan Semester Genap TA 2021/2022 yang dimulai pada tanggal 31 Januari 2022. Acara ini diikuti oleh mahasiswa aktif Pendidikan Sosiologi mulai dari Angkatan 2021 hingga Angkatan 2018 melalui Zoom Cloud Meeting. Prodi Pendidikan Sosiologi menyadari bahwa persiapan perkuliahan tidak hanya berkaitan dengan persiapan secara fisik dan akademik saja, namun juga perlu persiapan secara psikologis agar dapat menjalankan perkuliahan dengan produktif dan sehat mental. Latar belakang lain yang menjadi dasar dilaksanakan acara ini adalah terkait pelaksanaan perkuliahan yang masih dilakukan secara daring. 2 tahun menjalankan perkuliahan daring, terutama unuk Angkatan 2020 dan 2021 yang sama sekali belum pernah merasakan perkuliahan secara luring, tentu saja menjadi tantangan tersendiri. Mahasiswa jarang melakukan sosialisasi secara langsung dengan teman yang lain, kekurangan motivasi belajar karena merasa berjuang sendiri dengan perkuliahan daring, atau bahkan tidak memiliki semangat untuk mengikuti perkuliahan. Beberapa hal tersebut menjadi tantangan mahasiswa dalam melaksanakan perkeuliahan daring, yang tidak jarang pula berdampak pada kondisi psikologis dan mental mahasiswa. Berbagai kondisi tersebut menjadi alasan perlunya  sebuah wadah untuk saling memberi motivasi, saling bercerita pengalaman, agar mahasiswa tidak merasa sendirian dalam berjuang melaksanakan perkuliahan daring.

Pada kesempatan ini, acara dibersamai oleh Natri Sutanti, M.A. yang merupakan salah satu konselor di Unit Pelayanan Terpadu Bimbingan Konseling (UPTBK) UNY sekaligus menjadi dosen Psikologi di Universitas Mercubuana Yogyakarta. Mba Natri, sapaan akrabnya, menyampaikan beberapa hal yang menjadi poin penting dan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa, yaitu terkait (1) bagaimana menghilangkan gabut dan mager; (2) bagaimana mengenali potensi diri dan menghindari rasa insecure; (3) bagaimana menerima kekurangan diri dan mneghargai kelebihan orang lain; serta (4) bagaimana mengubah perspektif “ambis” menjadi sesuatu yang positif. Beberapa poin tersebut sangat relate dengan kondisi mahasiswa hari ini, yang tidak sedikit sedang mengalami kelelahan dan demotivasi dalam melaksanakan perkuliahan daring. Materi yang diberikan oleh narasumber juga sangat relevan, terutama terkait dengan bagaimana hari ini mahasiswa juga banyak mengalami rasa inscure atas dirinya bak secara akdemis maupun non akademis, yang apabila tidak dikelola dengan baik justru menimbulkan sifat negative dengan merendahkan orang lain (verbal dan nonverbal), agar memilki kekhawatiran yang sama seperti yang dirasakan. Antusiasme mahasiswa dalam acara ini cukup besar, ditunjukkan dengan jumlah mahasiswa yang tergabung dan beberapa pertanyaan yang muncul dalam diskusi.

Harapannya, acara ini menjadi salah satu upaya bagi pengelola Prodi Pendidikan Sosiologi untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa, tidak hanya secara akademis, maupun non akademis termasuk memberikan pelayanan secara psikologis dan afektif. (Sasiana)