Saat ini kita dihadapkan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, invensi dan inovasi diciptakan dengan laju eksponensial. Akibat dari kemajuan iptek tersebut terjadi perubahan besar dan cepat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya yang memasuki berbagai sendi kehidupan manusia. Tanpa terasa perilaku dan cara hidup kita terpengaruh dan bahkan dibentuk oleh teknologi. Telepon genggam telah menjadi perekam seluruh data kegiatan kita sehari-hari, dari bangun tidur hingga kembali ke peraduan. Perubahan tersebut terjadi dalam rentang waktu begitu cepat, sehingga terjadi revolusi industri 4.0. Banyak pekerjaan dan cara kerja lama lenyap digantikan oleh teknologi dan mesin-mesin cerdas, sementara jenis pekerjaan baru bermunculan. Perubahan tersebut terjadi dalam rentang waktu begitu cepat, sehingga terjadi revolusi industri 4.0. Banyak pekerjaan dan cara kerja lama lenyap digantikan oleh teknologi dan mesin-mesin cerdas, sementara jenis pekerjaan baru bermunculan. Kita dihadapkan pada kondisi masa depan yang penuh dengan vulnerability, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Karenanya, perguruan tinggi harus berubah, bila tidak ingin menjadi museum masa lalu dan ditinggalkan oleh mahasiswa. Revolusi industri 4.0 harus diresponse dengan revolusi pendidikan 4.0. masa depan yang penuh dengan vulnerability, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Karenanya, perguruan tinggi harus berubah, bila tidak ingin menjadi museum masa lalu dan ditinggalkan oleh mahasiswa. Revolusi industri 4.0 harus diresponse dengan revolusi pendidikan 4.0. yang menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang luwes (agile), wawasan yang luas, fleksibel dan gayut dengan kebutuhan dan perubahan zaman (future proof). Cara belajar harus adaptif dan flesksibel untuk memberi ruang bagi lahirnya generasi yang agile, adaptif, kreatif, dan pembelajar sepanjang hayat. Demikian dikatakan PLT Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., IPM., ASEAN Eng. dalam Pidato Ilmiah Dies Natalis UNY ke-56, Senin (18/5) di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. Lebih lanjut Nizam mengatakan dalam masa yang sangat dinamis ini, perguruan tinggi harus meresponse secara cepat dan tepat. Kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi. “Melalui program ini mahasiswa dapat mengasah hard skills maupun soft skills nya secara langsung melalui pengalaman yang beragam (experiential learning) sesuai dengan passion dan cita-citanya” ungkap Nizam. Kurikulum perguruan tinggi yang diimplementasikan secara kaku saat ini harus dirombak, karena tujuannya menghasilkan lulusan yang lentur dan luwes (agile learners). Perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan modal manusia yang unggul serta membangun kedaulatan dan peradaban bangsa yang bermartabat. Peran Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan, tentu sangat sentral untuk menyiapkan guru-guru yang mampu menjadi ujung tombak Pendidikan anak bangsa. Peran Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan, tentu sangat sentral untuk menyiapkan guru-guru yang mampu menjadi ujung tombak Pendidikan anak bangsa.
Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd mengatakan bahwa civitas akademika mempunyai komitmen yang kuat untuk melanjutkan upaya agar UNY menjadi universitas kependidikan kelas dunia atau World Class University. “Komitmen UNY menjadi World Class University juga menjadi salah satu program prioritas UNY” kata Sutrisna Wibawa. Beberapa strategi diupayakan secara serius untuk memobilisasi seluruh potensi agar secara optimal dapat berkelanjutan meningkatkan kualitas dan kontribusi UNY di tingkat internasional. UNY juga mendorong prestasi akademik dan non akademik mahasiswa baik tingkat nasional, regional, maupun internasional. Selain itu juga melalui seminar, forum ilmiah serta meningkatkan kerjasama dengan industri. Perubahan sistem pendidikan tinggi di Indonesia menuntut UNY untuk lebih fleksibel dan adaptif. Program Merdeka Belajar: Kampus Merdeka menuntut UNY untuk merencanakan dan mengimplementasikan program-program inovatif.
Upacara Dies Natalis ke-56 UNY yang bertema ‘Kearifan Lokal dan Nasional Untuk UNY Unggul’ merupakan manifestasi komitmen UNY untuk tidak melupakan dan senantiasa melestarikan dan memperkuat nilai-nilai kearifan lokal dan nasional sebagai modal penting untuk meningkatkan keunggulan baik nasional, regional maupun internasional. Dalam kegiatan ini juga disampaikan penghargaan bagi dosen dan alumni berprestasi serta best practice pembelajaran. Dosen yang menerima penghargaan adalah Prof. Herman Dwi Surjono, Dr. Rita Eka Izzaty, Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabbar dan Dr. Pujianto. Penghargaan alumni dianugerahkan pada Sigit Suryono, M.Pd guru SMPN 1 Wonosari dan Drs. Mardiyo Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kulonprogo. Best practice inovasi pembelajaran, pemenang pertama Andian Ari Anggraeni, M.Sc dosen FT UNY, pemenang kedua Afri Yudantono, M.Pd dosen FT UNY dan pemenang ketiga Dr. Supardi dosen FIS UNY. (Dedy)