Karya seni menjadi salah satu wadah untuk manusia dapat mengekspresikan segala sesuatu yang ingin ia sampaikan tanpa khawatir akan sesuatu yang membatasi. Tidak ada istilah karya seni yang gagal, setiap karya seni memiliki nilai tersendiri dan patut dihargai. SD Muhammadiyah Kadisoro 1 melalui program Kampus Mengajar mengadakan kegiatan berkarya seni yaitu membuat suatu lukisan menggunakan teknik percikan. Kegiatan lukis percikan diikuti para siswa kelas 1, 2, dan 3. Mahasiswa Kampus Mengajar yang terlibat berasal dari Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Lintang Hutami Firjatullah, Asih Budi Ati, dan Tazkia Putri Mukaromah. Mahasiswa bernama Muhammad Sholeh Afandi berasal dari Universitas Alma Ata dan Rahma Adriana Prihatiningtiyas berasal dari Universitas Ahmad Dahlan.
Kelima mahasiswa tersebut melakukan kegiatan pelatihan membuat lukis percikan kepada para siswa. Menurut Tazkia Putri Mukaromah lukis percikan merupakan kegiatan berkarya seni dengan memanfaatkan pewarna makanan dan tumbuhan. “Alat dan bahan yang dibutuhkan mudah di temukan karena ada di sekitar kita di antaranya pewarna makanan, sikat gigi bekas, sisir, kertas gambar A3, dan tumbuhan dapat berupa daun atau bunga” kata Tazkia, belum lama ini. Cara membuatnya pun cukup sederhana. Para siswa diminta meletakkan kertas gambar A3 di lantai, kemudian bunga atau daun disusun di atas kertas dengan tata letak sesuai keinginan. Setelah tumbuhan disusun, para siswa diminta memegang sisir masing-masing yang diposisikan di atas kertas gambar kemudian sikat gigi dicelupkan ke pewarna makanan dan dikibas-kibaskan terlebih dahulu di area lain supaya pewarna yang diambil tidak kebanyakan. Setelah itu, sikat gigi yang sudah dilumuri pewarna digores-goreskan pada sisir di atas kertas. Percikan akan jatuh di kertas dan tumbuhan yang disusun di atas kertas menjadi penghalang dari percikan warna sehingga bagian yang tidak terkena percikan akan membentuk motif dari tumbuhan tersebut. Semakin rata percikan yang jatuh di kertas, maka semakin terlihat motif dari tumbuhan tersebut.
Lintang Hutami Firjatullah mengatakan lukis percikan ini cocok diajarkan ke anak-anak, selain alat dan bahannya yang mudah ditemukan, cara pembuatannya juga cukup mudah dan memungkinkan untuk dilakukan anak-anak. “Alat dan bahan yang digunakan tidak berbahaya bahkan ramah lingkungan karena menggunakan pewarna makanan dan memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar” ujar Lintang. Salah satu siswa kelas 3 SD Muhammadiyah Kadisoro 1, Aisyah merasa senang dengan kegiatan lukis percikan yang diadakan mahasiswa peserta Kampus Mengajar dan juga senang dengan hasil karya lukis percikan yang dibuatnya. Aisyah berharap dengan diadakannya kegiatan ini dapat melatih kreatifitas anak-anak dan menjadi wadah untuk menyalurkan bakat yang dimiliki siswa SD Muhammadiyah Kadisoro 1.
Penulis: Tazkia Putri
Editor: Dedy