Budidaya lele merupakan salah satu jenis usaha yang dikembangkan di masyarakat. Pada umumnya pembudidaya lele saat ini masih bergantung pada pakan buatan pabrik berupa pelet yang dijual di pasaran. Pakan lele yang dibuat harus memiliki kandungan protein yang cukup agar dapat dimanfaatkan maksimal oleh tubuh ikan. Akan tetapi, harga jual pelet ikan di pasaran masih cukup mahal. Hal ini yang akan membuat laba yang dihasilkan sedikit. Bagi usaha budidaya lele pakan merupakan biaya terbesar yaitu sekitar 70%. Keadaan ini memaksa pembudidaya untuk memanfaatkan sumber pakan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup ikan. Hal ini menjadi perhatian mahasiswa prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY yaitu Dinda Restu Nabila, Siska Yulianti dan Faridatul Liana. Mereka meneliti pakan lele yang terbuat dari keong sawah dan enceng gondok.
Menurut Dinda Restu Nabila eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan keong sawah (Pila ampullacea) memiliki kandungan protein tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan alami. “Tanaman eceng gondok mengandung bahan organik yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 11,2% sedangkan kandungan protein keong sawah 15%” paparnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan pakan ikan lele dari campuran keong sawah dan enceng gondok menjadi pelet dan mengetahui efektivitas pemberian pakan ikan lele berkadar protein paling banyak dari campuran keong sawah dan enceng gondok terhadap pertumbuhan ikan lele (Clarias sp).
Siska Yulianti menjelaskan, bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan lele tersebut adalah keong sawah, enceng gondok, dedak, tepung jagung, tepung pati, selenium, batu didih, H2SO4 0,1 N dan NaOH 40%. “Jagung dalam formulasi pakan diperbolehkan dengan kisaran 10-30% dari total seluruh bahan baku” kata Siska. Kandungan utama tepung jagung adalah karbohidrat, protein (8-13,5 %), gula, lemak, vitamin A dan vitamin B1 serta kaya akan serat. Penggunaan bahan perekat sangat menentukan kualitas pelet yang akan dihasilkan, karena bahan perekat dapat menjaga keutuhan komponen-komponen penyusun pakan serta dapat memperkuat ikatan penyusun pakan sehingga pakan yang dihasilkan tidak mudah rapuh dan hancur. Bahan perekat digunakan untuk membuat pakan menjadi kompak, tidak cepat hancur saat dimasukkan kedalam air dan membuat pakan dapat tahan lebih lama didalam air. Beberapa bahan yang berfungsi sebagai perekat antara lain adalah agar-agar, gelatin, tepung kanji, terigu dan tepung sagu. Cara pembuatan pakan lele cukup sederhana, langkah awalnya adalah merendam daging keong sawah dengan air garam selama 12 jam. Lalu giling bersama enceng gondok mulai dari akar,daun dengan blender sampai halus secara terpisah. Campurkan daging keong sawah, enceng gondok, tepung jagung, tepung pati dan dedak sampai merata, bentuk menjadi bulatan-bulatan kecil sesuai dengan mulut lele kemudian masukkan dalam oven dengan api kecil selama 10 menit.
Faridatul Liana menambahkan bahwa mereka membuat pakan lele tersebut dalam 3 konsentrasi yaitu perbandingan enceng gondok dan keong sawah 1 : 1, 1 : 2 dan 2 : 1. “Untuk perbandingan 1 : 1 bahannya enceng gondok 150 gram, keong sawah 150 gram, dedak 50 gram, tepung jagung 50 gram dan tepung kanji 25 gram” ungkapnya. Sedangkan untuk perbandingan 1 : 2 berbahan enceng gondok 75 gram, keong sawah 150 gram, dedak 50 gram, tepung jagung 50 gram dan tepung kanji 25 gram. Untuk perbandingan 2 : 1 berbahan enceng gondok 150 gram, keong sawah 75gram,dedak 50 gram,tepung jagung 50 gram dan tepung kanji 25 gram.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pelet enceng gondok dan keong sawah pada lele mengalami hasil yang baik. Pada mulanya benih berumur 1 minggu dengan panjang 0,13 meter dan berat 0,15 kg, setelah 1 bulan pemberian pelet panjang lele bertambah 0,03 meter dan berat bertambah 0,04 kg. Setelah 2 bulan panjangnya menjadi 0,28 meter dan berat 0,39 kg. Berdasarkan pertumbuhan ikan lele, ikan tumbuh dan berkembang dengan baik setelah beradaptasi dengan lingkungan selama seminggu. Pelet dengan perbandingan enceng gondok : keong sawah 2:1 dapat menggantikan penggunaan pelet pabrik secara optimum dibandingkan dengan perbandingan 1:1 dan 1:2. Pelet yang mereka buat tidak mengandung bahan kimia pabrik yang dapat mengurangi kadar protein yang terkandung di dalam ikan lele. Selain itu bahan yang digunakan banyak terdapat di lingkungan sekitar sehingga mudah untuk mencarinya. “Komposisi perbandingan pelet alternatif yang disarankan berdasarkan penelitian ini yaitu perbandingan enceng gondok : keong sawah sebesar 2:1 dengan komposisi bahan enceng gondok 150 gram dan daging keong 75 gram” tutup Faridatul Liana. (Dedy)